Banjir di Sumbar
Siapa Sangka, Batu Sebesar Mobil yang Menembus Rumah Korban Galodo Sumbar Justru Jadi Penyelamat
Bencana galado Sumbar tepatnya di Nagari Bukik Batabuah, Kabupaten Agam Sumatera Barat hampir merenggut nyawa anak dan cucu Alex.
Penulis: Theo Rizky | Editor: Ariestia
TRIBUNPEKANBARU.COM, AGAM - Masih terbayang jelas dalam ingatan Alex Arjalil (61), bagaimana bencana galado Sumbar tepatnya di Nagari Bukik Batabuah, Kabupaten Agam Sumatera Barat hampir merenggut nyawa anak dan cucu nya pada Sabtu (11/5/2024) malam lalu.
"Pak De! rumah kanai golodo gadang, rumah di ujung habis," ujar Alex menirukan seruan warga yang menggedor rumahnya pada malam itu.
Diceritakan alex, saat kejadian ia berada di rumahnya di Simpang Bukik, sementara rumah yang ditempati anak dan cucunya berada di Jalan Raya Simpang Bukik, lokasinya hanya berjarak sekitar 150 meter dari rumah Alex, namun memang posisi nya lebih rendah.
Seketika Alex langsung berlari menuju rumah anaknya, namun air deras setinggi tiga meter di depan matanya menghentikan langkahnya.
"Waktu itu listrik masih nyala saya mau jemput anak saya yang tinggal di sini, naluri saya saat itu ini sudah tidak mungkin lagi selamat, karena air sudah lebih tinggi dari saya." ujar Alex kepada Tribun Pekanbaru, Selasa (14/5/2024).
Baca juga: UPDATE Pencarian Korban Banjir di Sumbar Terus Dilakukan, 27 Orang Masih Dinyatakan Hilang
Baca juga: Area Longsor Lahar Dingin Simpang Bukik Agam Sumbar Terus Dibersihkan Sembari Mencari Korban Hilang
Namun siapa sangka, ia melihat anaknya Eva (30) menggendong cucunya Arsi (2,5) melambai-lambai dengan cahaya HP di tangan, mereka berdiri di atas batu besar agar terhindar dari arus deras banjir bandang, tak jauh di seberang rumah Eva.
"Saya bersama warga bergandengan tangan bahu membahu, sampai berantai untuk menyelamatkannya, naluri saya yang penting selamat dulu, barang-barang yang lain biar lah hanyut," ujarnya lagi.
Bagaimana Eva bisa selamat dari galodo menurut Alex adalah tanda-tanda kekuasaan Allah yang disyukurinya hingga kini.
Dituturkan Alex, awalnya anak dan cucunya tengah tidur di kamar, mereka hanya berdua di dalam rumah.
Namun tiba-tiba dentuman keras menggetarkan dinding kamarnya.
Suara itu ternyata berasal dari batu sebesar mobil yang menghantam dinding, menjebol ruang tengah hingga menembus bagian depan rumah.
"Darr! ia langsung gendong anaknya, saat keluar kamar, rumah sudah penuh air, dia mau lari ke pintu tidak bisa, karena pintu sudah terhalang air dan kayu-kayu, tapi itulah kekuasaan Allah, ternyata dari dinding jebol itu gunanya untuk mengeluarkan anak dan cucu saya, terbantu sama air, ia dihanyutkan keluar, di atas batu-batu besar yang menjebol rumah itu ia naik lalu minta tolong," ujar Alex.
Dilanjutkannya, saat proses evakuasi ia pun melihat banyak masyarakat yang hanyut.
"Kebetulan ada rapat pemuda di masjid ini, jadi yang lain-lain pada menyelamatkan diri, meninggalkan kendaraan, namun ada satu kawan sudah almarhum namanya Adek, Adek ini keluar sambil menyelamatkan mobil, namun Allah berkehendak lain, beliau meninggal di dalam mobil terbawa sampai ke tengah sawah sana," kenangnya.
Cerita Alex merupakan salah satu kisah dari tragedi bencana banjir lahar dingin di Sumatera Barat. Hingga kini masyarakat, TNI, Polri dan instansi terkait masih bahu membahu membersihkan sisa-sisa dampak banjir di sana
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.