Banjir di Sumbar
Banjir Bandang di Sumbar : Kabupaten Agam 29 Warga Meninggal Dunia, Tanah Datar 22 , 20 Warga Dicari
Data sementara dari BNPB sebanyak 67 warga yang meninggal dunia akibat bencana banjir bandang di Sumbar . Sebanyak 20 warga masih dicari keberadaannya
Pencarian korban banjir bandang Sumbar berlanjut
Terpisah, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan, pemerintah masih punya waktu satu hari berdasarkan golden time atau waktu penanganan bencana, setelah banjir bandang dan tanah longsor melanda Sumbar pada Sabtu hingga Minggu.
"Negara memberikan anggaran pencarian itu batasnya enam hari setelah itu dikaver BNPB. Jadi tidak perlu khawatir,” tambah dia.
Ia menuturkan, BNPB juga masih berkoordinasi dengan para ahli waris untuk menentukan nasib korban yang belum ditemukan.
“Tentu kami harus berdialog dengan ahli waris dan keluarga ditinggalkan, apakah 20 orang ini sudah diikhlaskan atau belum. Kalau diterima, kami bisa hentikan pencarian dan evakuasi. Tapi kalau diminta untuk tetap dicari, kami masih akan mencari korban,” ujar Suharyanto.
Di samping melakukan evakuasi, BNPB bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga mengadakan rapat di Istana Bung Hatta, Bukittinggi pada Kamis untuk membahas relokasi warga dari area rawan bencana.
Suharyanto menyampaikan, salah satu pokok bahasan rapat tersebut adalah penyelesaian pendataan kebutuhan akan relokasi warga yang rumahnya terdampak dengan rincian mulai dari rusak berat, rusak sedang, dan rusak ringan.
Selain itu, rumah warga yang tidak rusak namun masuk dalam zona rawan bencana juga bakal didata.
Baca juga: Layanan Dukungan Psikososial dari Kemensos bagi Anak-anak Korban Galodo Banjir Bandang Sumbar
“Pemerintah memikirkan, merencanakan, dan tinggal melaksanakan tahapan selanjutnya untuk transisi dari tanggap darurat menuju pemulihan atau rehabilitasi dan rekonstruksi yakni pendataan akan kebutuhan relokasi,” kata Suharyanto.
BNPB, BMKG, dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga melakukan pemetaan wilayah di sekitar Gunung Marapi yang masuk area rawan bencana, khususnya wilayah yang terdapat aliran sungai yang menjadi jalur lahar dingin Gunung Marapi.
Penyiapan lahan untuk merelokasi warga juga melibatkan pemerintah provinsi dan kabupaten atau kota terdampak.
“Tahap transisi sudah harus jalan dari tanggap darurat ke rehabilitasi dan rekonstruksi. Nanti akan di data mana yang harus dIrelokasi dan tidak,” kata Suharyanto.
Butuh Perlengkapan Sekolah
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Endrisasman mengungkapkan masih ada bantuan yang sangat diperlukan oleh pengungsi atau korban terdampak banjir lahar dingin.
Baca juga: Layanan Dukungan Psikososial dari Kemensos bagi Anak-anak Korban Galodo Banjir Bandang Sumbar
Endri menyebutkan hal paling diperlukan adalah keperluan sekolah dan perlengkapan belajar, seperti alat tulis, seragam dan lainnya.
Begini Skenario untuk 10 Warga yang Belum Ditemukan setelah Banjir Bandang di Sumbar |
![]() |
---|
Projo Riau Salurkan Bantuan untuk Bencana Galodo Sumbar |
![]() |
---|
5 Fakta Kunjungan Presiden Jokowi ke Sumbar , Percepat Relokasi Korban , Batal ke Tanah Datar |
![]() |
---|
Menunggu Sejak Pagi , Presiden Jokowi Tak Jadi Kesini , Warga yang Iba Hati Ditemui Muhadjir Effendy |
![]() |
---|
Jokowi Batal Kunjungi Korban Banjir di Tanah Datar Sumbar Karena Cuaca Buruk |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.