Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kasus Vina Cirebon

4 Kejanggalan Liga Akbar Diperiksa, Diajak Keliling Kota Cirebon 4 Hari Usai Vina Tewas

Ada 4 kejanggalan pemeriksaan Liga Akbar terkait kasus pembunuhan Vina Cirebon . Hal ini membuat kasus Vina Cirebon berubah arah.

Editor: Muhammad Ridho
Kolase Tribunnews
4 Kejanggalan Liga Akbar Diperiksa, Diajak Keliling Kota Cirebon 4 Hari Usai Vina Tewas 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Ada 4 kejanggalan pemeriksaan Liga Akbar terkait kasus pembunuhan Vina Cirebon .

Ia menjalani pemeriksaan di Polres Cirebon Kota setelah dijemput oleh polisi tanpa surat pemberitahuan.

Liga Akbar diketahui adalah teman dekatnya Eki dan kekasihnya Vina yang tewas pada tahun 2016.

Teman almarhum Eki, memberikan kesaksian berbeda saat diperiksa polisi pada 2016 silam.

Hal ini membuat kasus Vina Cirebon berubah arah.

Apalagi Liga Akbar mengaku dipaksa membuat kesaksian sesuai arahan penyidik meski dia tak mengalaminya.

Inilah 4 kejanggalan pemeriksaan Liga Akbar :

1. Dijemput Polisi Tanpa Pemberitahuan

Liga Akbar cerita dijemput polisi tanpa pemberitahuan lebih dahulu untuk menjalani pemeriksaan beberapa hari setelah kematian Eki dan Vina.

Tiga atau empat hari sebelum penjemputan, Liga bertemu dengan Iptu Rudiana ayah Eki.

Pertemuan itu dilakukan di dalam mobil yang berjalan berkeliling kota dengan membahas detail mengenai pakaian yang digunakan Eki pada saat kejadian.

Selain itu, Rudiana juga menanyakan apakah Eki sebelumnya pernah memiliki masalah dengan orang lain.

2. Dipaksa Mengaku?

Liga yang memiliki nama lengkap Liga Akbar Cahyana menyebut dipaksa mengakui hal yang tidak diketahuinya tentang kronologi kematian Eki dan Vina di tahun 2016.

Ia menjalani pemeriksaan di Polres Cirebon Kota setelah dijemput oleh polisi tanpa surat pemberitahuan.

Liga mengungkapkan ia dijemput oleh seorang anggota polisi, yang juga rekan ayah Eki, sekitar pukul 18.00-19.00 WIB.

"Setelah bertemu dengan bapaknya Eki itu, kurang lebih 3-4 hari kemudian, saya dijemput di rumah sama rekan bapaknya Eki (anggota polisi), malam hari sekira pukul 6-7 malam.

Pas dijemput, gak ada surat (pemanggilan) gak ada apa,” ujar Liga, Minggu (16/6/2024).

Ia kemudian dibawa ke Polres Cirebon Kota dan bertemu dengan penyidik.

Namun tanpa kehadiran Rudiana, seorang polisi sekaligus Ayah Eki yang seharusnya terlibat dalam kasus tersebut.

Dalam pemeriksaan, Liga diminta menceritakan kronologi kematian Vina dan Eki.

“Di dalam, saya bertemu dengan anggota polisi (penyidik), tapi gak ada Pak Rudiana-nya.

Saat pertemuan itu, saya ditanya-tanya soal kronologi kematian Vina dan Eki,” ucapnya.

Liga mengaku tidak tahu menahu tentang kejadian tersebut dan terakhir kali bertemu dengan Eki dan Vina pada pukul 19.00 WIB di warung depan SMAN 4 Cirebon.

“Di situ, saya banyak bilang gak tahu karena memang gak tahu kan, terakhir bertemu saja jam 7 malam di warung depan SMAN 4 Cirebon,” jelas dia.

3. Ditekan Polisi

Menurut dia penyidik terus menekannya dengan menyebutkan blia berada di lokasi kejadian yang membuatnya terus menyangkal.

“Tapi penyidik terus menyebut saya ada di lokasi kejadian, sehingga saya terus menyangkal pernyataan penyidik,” kata Liga Akbar.

Selama pemeriksaan yang berlangsung sekitar 2-3 jam, Liga Akbar mengaku beberapa kali diminta untuk menceritakan kronologi peristiwa tersebut tetapi ia tetap menyatakan ketidaktahuannya.

“Terus beberapa kali saya diminta menceritakan kronologi, beberapa kali juga saya menyebut gak tahu peristiwa itu.

Saya diperiksa sama penyidik itu kurang lebih 2-3 jam,” ujarnya.

4.  Cabut BAP

Setelah delapan tahun kasus ini berjalan, Liga Akbar membantah Berita Acara Pemeriksaan (BAP) polisi dan mencabutnya.

Dia menduga ada skenario yang dibuat oleh penyidik sehingga terpaksa harus menandatangani BAP yang bukan hasil keterangannya diteken.

Liga Akbar menceritakan bahwa dia sedang nongkrong di depan warung seberang SMAN 4 pada malam kejadian.

Dia mendapat kabar tentang kematian Eki dari temannya yang berinisial T.

Inisial T menerima informasi tersebut dari ketua klub motor di mana Eki menjadi anggota.

"T mendapat info dari ketua XTC 04 Sumber, kelompok motor Eki, melalui telepon.

Ketua XTC itu mengabarkan bahwa Eki meninggal dunia karena kecelakaan," jelas dia.

Bersama dengan teman-temannya, Liga segera menuju rumah sakit Ciremai namun tidak menemukan Eki di sana.

Mereka kemudian pergi ke RSD Gunung Jati, di mana mereka menemukan suasana sudah ramai di ruang jenazah dan IGD.

"Saya dimintai keterangan sama dokter setempat, menanyakan apakah ini almarhum Eki dan Vina."

"Lalu saya lihat Eki di kamar jenazah dan lihat Vina di IGD dan membenarkan keduanya Eki dan Vina.

Vina saat itu masih bernapas," jelas dia.

Setelah memastikan identitas Eki dan Vina, Liga diminta oleh pihak rumah sakit mengabarkan keluarga mereka.

Liga kemudian menghubungi ibu Eki dan mengabarkan kejadian tersebut.

Setelah bertemu dengan ibunya Eki di rumah sakit, Liga diminta untuk mengabarkan keluarga Vina.

Liga kemudian menuju rumah Vina di Kampung Samadikun.

"Setelah sampai di Kampung Samadikun, ternyata di dekat rumah Vina juga sedang ada yang berduka.

Saya langsung bertamu ke rumah Vina dan saya langsung diinterogasi, katanya ada apa malam-malam ke sini," katanya.

( Tribunpekanbaru.com / tribuncirebon )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved