Pembunuhan di Payakumbuh

Tekanan Ekonomi dan Perasaan Tidak Berdaya Picu Pelaku Pembunuhan di Payakumbuh Bertindak Ekstrem

Psikolog memberikan pandangan terhadap kondisi psikologis Pasutri yang membunuh Ketua PNM Mekaar Feni Ria Andriani di Payakumbuh.

|
Penulis: Alex | Editor: Ariestia
istimewa
Tersangka berinisial RK inilah yang melakukan pembunuhan secara keji terhadap Feni Ria Andriani di Payakumbuh. 

Riza Muhardeni, MPsi

Psikolog Halodoc dan klikdokter.com asal Pekanbaru

Riza Muhardeni, MPsi
Riza Muhardeni, MPsi (Istimewa)

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Peristiwa pembunuhan yang dilakukan pasangan suami istri (Pasutri) terhadap Ketua PNM Mekaar, Feni Ria Andriani di Kabupaten Limapuluh Kota (Payakumbuh), mengejutkan banyak pihak.

Kejadian tragis yang viral dalam beberapa waktu belakangan, mengundang berbagai spekulasi tentang motif di balik tindakan keji tersebut.

Psikolog Halodoc dan klikdokter.com asal Pekanbaru, Riza Muhardeni, MPsi menilai, situasi ekonomi yang sulit memang seringkali menjadi pemicu utama tindakan kriminal.

Dalam kasus ini, dugaan kuat menunjukkan bahwa pelaku berada dalam keadaan terdesak karena utang yang menumpuk.

"Ketika seseorang berada dalam tekanan finansial yang ekstrem, kemampuan untuk berpikir jernih dan rasional bisa terganggu. Ini bisa memicu reaksi emosional yang berlebihan dan tak terduga," kata Muhardeni kepada Tribun, Senin (8/7/2024). 

Baca juga: Sadisnya Cara Pelaku Habisi Nyawa Ria, Korban Dimasukkan Karung Usai Kepala Dihantam, Jasad Dibakar

Baca juga: Hidup Juga Susah, Tinggal di Gubuk 2x3 Meter Atap Terpal, Apa yang bikin R Berlaku Sadis pada Feni ?

Baca juga: Ini Alasan Feni Tagih Utang dengan Mendatangi Rumah Pasutri di Payakumbuh yang Akhirnya Membunuhnya

Baca juga: Pilu, Seminggu dalam Unggunan Menyala, Jasad Feni Korban Pembunuhan Payakumbuh Tinggal Bagian Ini

Dikatakannya, ketika karyawan koperasi datang untuk menagih utang, mungkin terjadi percakapan yang memicu emosi negatif pelaku. 

Kemungkinan besar, pelaku sudah berada dalam kondisi psikologis yang labil akibat tekanan utang dan mungkin juga masalah-masalah lain dalam kehidupannya.

"Konfrontasi dengan penagih utang bisa menjadi pemicu terakhir yang membuat pelaku kehilangan kendali atas dirinya," ulasnya.

Rasa malu, takut, dan frustasi yang dirasakan oleh pelaku bisa memuncak menjadi kemarahan yang luar biasa.

Dalam kondisi ini, pelaku bisa mengalami hal yang disebut sebagai gelap mata, di mana kemampuan untuk menimbang konsekuensi dari tindakannya menjadi sangat berkurang.

Akibatnya, tindakan ekstrem seperti pembunuhan bisa terjadi.

Ia juga mengatakan, selain tekanan ekonomi, faktor psikologis lain yang mungkin berperan adalah perasaan putus asa dan tidak berdaya.

Ketika seseorang merasa tidak ada jalan keluar dari masalah yang dihadapinya, mereka bisa mengambil tindakan drastis sebagai cara untuk 'melarikan diri' dari situasi tersebut," imbuhnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved