Kasus Vina Cirebon

Mengenal Geng Motor XTC yang Pernah Jadi Geng Motor Sadis di Pekanbaru, Aep Ternyata Anggotanya

Rupanya Aep adalah anggota geng motor XTC. XTC adalah geng motor di kasus sadis di Pekanbaru pada tahun 2013 silam.

Editor: Muhammad Ridho
kolase/ist
Mengenal Geng Motor XTC yang Pernah Jadi Geng Motor Sadis di Pekanbaru, Aep Ternyata Anggotanya 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Geng motor XTC kembali menjadi sorotan dalam kasus pembunuhan Vina dan Eky .

Geng motor XTC yang pernah disebut-sebut dalam isi putusan para terpidana kasus Vina Cirebon, kini kembali dibahas setelah Pegi Setiawan dinyatakan bebas.

Pasca Pegi Setiawan bebas dari tersangka kasus Vina Cirebon, banyak yang menduga pelaku pembunuhan Vina dan Eky tahun 2016 silam adalah Aep.

Usut punya usut, rupanya Aep adalah anggota geng motor XTC.

Hal ini diketahui saat foto lawas Aep yang diunggah dengan mengenakan jaket bertuliskan XTC.

Alhasil, foto yang beredar itu disebut menjadi bukti bahwa Aep merupakan anggota geng motor XTC.

Diduga Aep memiliki dendam kesumat kepada 8 terpidana pembunuhan Vina dan Eky. 

"Demi Allah sampai kapan juga gue enggak terima. Gue cuman bisa berdoa, aja buat lo. Moga nasib keluarga lo tetap brantakan selalu dipenuhi dengan musibah. Lo inget itu," tulis Aep pada 30 Desember 2016. 

Sebelumnya diberitakan, Donny Akbar selaku Ketua Umum XTC Indonesia membenarkan bahwa Eky kekasih almarhum Vina memang bagian anggota dari XTC Cirebon. 

Donny menjelaskan bahwa Eky memang anggota XTC Cirebon pada 2016 silam.

Namun, Vina sang kekasih bukan termasuk anggota XTC. 

Kehadiran Vina pun dikarenakan adanya hubungan spesial yang terjalin antara Eky dan almarhum Vina, sehingga Vina sering mengikuti kegiatan atau 'nongkrong' bersama anggota XTC Cirebon lainnya. 

Mengenal geng motor XTC

Geng motor XTC atau Exalt To Coitus adalah sebuah organisasi otomotif yang didirikan pada tahun 1982 oleh 7 pemuda.

Seiring waktu, nama ini kemudian diubah menjadi Exalt To Creativity, dengan simbol berupa bendera berwarna putih-biru muda-biru tua dengan gambar lebah di tengahnya.

Simbol ini melambangkan solidaritas antar anggota, di mana jika satu anggota diserang, yang lain akan datang membela, layaknya lebah.

Untuk menjadi anggota XTC, calon anggota harus menjalani proses penggojlogan di Lembang.

Salah satu tes yang harus mereka ikuti adalah mengendarai motor tanpa rem hingga ke rumah. Kegiatan lain dari XTC termasuk konvoi yang sering dilakukan bersama-sama.

Pada awalnya, XTC didirikan sebagai wadah bagi pemuda Bandung yang memiliki minat di dunia otomotif.

Seiring berjalannya waktu, organisasi ini mulai dikenal oleh kalangan muda, terutama di kalangan remaja SMP dan SMA.

Namun, di mata sebagian masyarakat, XTC sering dianggap sebagai geng motor yang terlibat dalam aktivitas jalanan seperti balapan liar dan bahkan tindakan kriminal.

Satu di antara tindakan kriminal yang membawa nama XTC adalah kasus sadis di Pekanbaru pada tahun 2013 silam.

Dimana saat itu ketua geng motor bernama Klewang, telah banyak melakukan aksi kejahatan mulai dari jambret, rampok, begal motor, dan pencurian lainnya.

Klewang juga diketahui kerap memperkosa anggota geng motor wanita dan mengajarkan seks bebas kepada anggotanya.

Sekitar tahun 2011, Klewang masuk ke Pekanbaru.

Di Pekanbaru, Klewang hijrah membentuk geng motor yang sama.

Tempat tinggal Klewang di Pekanbaru selalu berpindah-pindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya.

Catatan polisi, ada tiga rumah kontrakan yang selama ini ditempati Klewang.

Dua rumah kontrakan di seputar Kulim Kecamatan Tenayan Raya, dan satu rumah kontrakan di Kecamatan Tampan.

Selama menjadi ketua Geng motor, Klewang mendapatkan sumber pemasukan dengan mengumpulkan uang Rp 5 ribu dari tiap anggota dan dari tindak kriminal yang dilakukannya.

Salah satunya adalah dengan merampas dan menganiaya.

Sekali merampok bisa dapat antara Rp 300 ribu sampai Rp 1 juta.

Targetnya mahasiswa. Dari sekian banyak hasil rampokan setengahnya diberikan untuk Klewang.

Setiap wanita yang masuk di kelompoknya, diwajibkan melayani nafsu bejatnya.

Kisah Klewang ini bak raja yang berkuasa.

Kelompok geng motor cewek, selalu bersedia menemani Klewang bila diajak hubungan intim.

Malah cewek geng motor itu sebenarnya juga punya pacar yang statusnya juga geng motor.

Desak Aep Diperiksa

Belakangan ini, semenjak Pegi Setiawan dinyatakan bebas, banyak pihak mendesak agar Aep segera diperiksa polisi.

Pasalnya kesaksiannya yang diduga bohong membuat Pegi terseret ke dalam kasus pembunuhan Vina Cirebon.

Desakan itu muncul dari pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel dan Eks Kabareskrim Komjen Pol Purn, Susno Duadji.

Susno menegaskan kalau dirinya tak menuduh.

"Kalau saya jadi penyidik, saya perdalam Aep, kenapa adanya 11 nama berasal dari BAP Rudiana (ayah Eky). Rudiana tidak ada di TKP," kata Susno.

Susno meyakini nama-nama terpidana ini didapat Iptu Rudiana berdasarkan keterangan dari Aep.

Susno turut menyeret nama Dede dan Melmel untuk ikut diperiksa.

"Ini yang harus diperiksa," imbuhnya.

Diketahui, Saka Tatal, eks terpidana kasus pembunuhan Vina Cirebon juga pernah melaporkan Dede dan berencana melaporkan Melmel ke Polres Cirebon Kota.

Saat itu, Dede dianggap kurang valid lantaran tak dihadirkan oleh jaksa dalam persidangan.

Saka Tatal merasa keberatan gegara keterangan Dede membuat dirinya mendapatkan vonis 8 tahun penjara.

Tak hanya itu, Susno juga meminta Iptu Rudiana diperiksa penyidik kembali guna mengetahui asal nama 11 tersangka yang diungkapkan Rudiana dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP).

"Karena ada di BAP Rudiana. Aep tahu darimana tahu 11 ini, ngasih tahu Rudiana. Saya tidak menuduh ya," kata Susno Duadji.

"Jangan-jangan ini pelakunya. Jangan-jangan si Aep pelakunya kok dia bisa tahu persis. Saya curiga besar mudah-mudahan ga lari, bisa jadi Aep pelakunya," sambung Susno.

Sementara itu, Reza Indragiri menyebut keterangan Aep merupakan 'sampah'.

"Dia (Aep) mengaku menyaksikan bagaimana Pegi melakukan bahkan mungkin mengotaki penganiayaan itu, tapi lewat putusan praperadilan hari ini, terbukti bahwa ternyata apa yang disebut sebagai keterangan saksi itu ternyata sampah belaka," ujar Reza seperti dilansir dari iNews yang tayang pada Senin (8/7/2024).

Sayangnya gegara keterangan sampah Aep ini, Pegi sudah sempat merasakan hidup menjadi tahanan.

Sehingga Reza Indragiri menyebut Aep adalah orang yang paling bertanggung jawab atas hal ini.

"Untuk itu penting kiranya para citizen, netizen, media, masyarakat luas menyemangati Polri untuk mencari saksi Aep tersebut guna dimintai pertanggungjawabannya secara pidana terkait kemungkinan dia sudah membuat adanya informasi atau bahkan mungkin laporan palsu menyampaikan informasi yang mengada-ngada alias (false confession) kepada otoritas penegakan hukum," jelasnya.

( Tribunpekanbaru.com )

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved