Sungai Kerinci Semakin Dangkal Akibat Kemarau, BPBD Pelalawan Riau Intensif Patroli Titik Api
Kemarau yang melanda wilayah Kabupaten Pelalawan Riau menyebabkan Sungai Kerinci di Kecamatan Pangkalan Kerinci semakin dangkal
TRIBUNPEKANBARU.COM, PELALAWAN - Kemarau yang melanda wilayah Kabupaten Pelalawan Riau menyebabkan Sungai Kerinci di Kecamatan Pangkalan Kerinci semakin dangkal, Selasa (16/7/2024).
Pantauan tribunpekanbaru.com di Sungai Kerinci, kondisi sungai semakin surut dari debit biasanya. Tinggi muka air turun hampir dua meter dari batas normal saat musim hujan.
Bagian daratan pada tepi di sisi kanan dan kiri telah memunculkan ke permukaan sekitar 4 meter dari tepi kedua sisi. Alhasil aliran air menyisakan badan sungai di bagian tengah.
"Beginilah kalau sudah musim kemarau, sungai nak kering. Ikan pun tak ada. Menjaring dan mancing susah," kata pemancing yang mengaku bernama Supranto (46) kepada tribunpekanbaru.com, Selasa (16/7/2024).
Baca juga: Abdul Nasib Siap Mundur dari Anggota DPRD, Ditugaskan Partai Maju di Pilkada Pelalawan Riau 2024
Warga SP 6 Desa Makmur Pangkalan Kerinci ini terpaksa berjalan menyusuri tepi Sungai Kerinci sampai ke perbatasan Sungai Kampar, agar bisa melempar jorannya untuk memancing.
Para pencari ikan lainnya memilih bagian sungai yang lebih dalam jika hendak memasang jaring.
"Air surut gini biasanya ikan kecil yang dapat. Susah cari ikan besar," tambahnya.
Kondisi Sungai Kerinci yang semakin menyusut ini tidak hanya menyulitkan para pencari ikan yang selalu berburu di Sungai Kerinci.
Tapi potensi munculnya titik api yang bisa mengakibatkan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) semakin tinggi.
Sebab jika debit air anak Sungai Kampar ini menurun drastis, rawa-rawa dan areal gambut di sekitarnya ikut kering. Alhasil rentan terbakar jika ada percikan api atau bara api.
Baca juga: Menakar Kekuatan Dukungan Parpol Para Balon Kepala Daerah di Pilkada Pelalawan Riau
"Panasnya sangat terik musim kemarau ini. Pada malam hari pun masih terasa gerah. Sampai debit sungai berkurang jauh," ungkap Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan, Zulfan.
Ia menyebutkan, BPBD bersama instansi lain mewaspadai munculnya titik api sepanjang kemarau kering ini. Patroli titik api Karhutla diintensifkan, terlebih di wilayah-wilayah yang rawan terbakar setiap musim kemarau.
Seperti Kecamatan Teluk Meranti, Kuala Kampar, Pangkalan Kerinci, Ukui, dan areal Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN).
"Sampai sekarang masih aman. Pekan lalu ada dua kasus Karhutla di Pangkalan Kerinci dan di TNTN," ujar Zulfan.
Selain patroli tim darat oleh personil gabungan di setiap kecamatan, pemantauan titik api juga dibantu oleh Satgas Udara BPBD Riau.
Hampir setiap hari tim Satgas Udara mengudara di angkasa Pelalawan menggunakan helikopter untuk mengecek potensi terjadinya Karhutla. Apabila titik asap atau firespot terdeteksi, langsung dilakukan pemadaman.
Ia mengakui Pelalawan telah memasuki musim kemarau sejak awal Bulan Juli. Hujan yang turun dalam beberapa hari terakhir merupakan hasil modifikasi cuaca yang dilaksanakan oleh BRIN dari pusat.
Tujuannya untuk menekan munculnya titik panas ataupun titik api.
"Sambil patroli kita mengimbau warga agar tidak membakar sampah di kebun dan pencari ikan jangan buat api unggun. Karena bisa menimbulkan Karhutla," tegasnya.
( Tribunpekanbaru.com /Johannes Wowor Tanjung)
Sebagian Siswa Hanya Mengambil Buah Saja, Orangtua Murid di Pelalawan Mengaku Tak Selera Menu MBG |
![]() |
---|
Pemkab Gratiskan 100 Tenda Pameran Bagi Pelaku UMKM Selama Helat Pelalawan 2025 |
![]() |
---|
1.342 Mahasiswa Riau Raih Beasiswa Sawit 2025 |
![]() |
---|
Heli Water Bombing Diturunkan untuk Bantu Pemadaman dan Pendinginan Karhutla di Pelalawan |
![]() |
---|
Pengedar Narkoba di Pelalawan Ini Diringkus Sehari Jelang Ulang Tahunnya yang ke-27 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.