Kasus Vina Cirebon

Kondisi Sudirman, Terpidana Kasus Vina yang Amat Menyedihkan, Sang Pengacara Berlinang Air Mata

Belakangan diketahui Titin, diduga ada upaya menghalang-halangi Sudirman bertemu keluarga dan Titin.

Tiktok
Terbongkar Sudah Lokasi Sudirman Disembunyikan Selama Kasus Vina Cirebon, Bukan di Hotel 

Sudirman tidak bisa duduk tegak, udah gelisah dan capek (duduk tegak)

Ada luka cekungan (kira-kira sepanjang 3 cm) di punggung bekas tembakan peluru karet

"Semuanya kedelapan terpidana kan enggak pernah cerita detail disiksa. Saya mikir kalau ini general check up, kayaknya Sudirman lebih banyak menerima luka dibanding yang lain, yakin saya sih," kata Titin.

Perihal pengakuan Sudirman soal ditembak peluru karet, Titin menjelaskan detailnya.

Diungkap Titin, Sudirman diduga ditembak peluru karet di Polresta Cirebon Kota.

"(Kata Sudirman) 'sakit bu (punggung saya) karena kan pernah ditembak pakai peluru karet', dia yang cerita. Dia (Sudirman) buka (baju),"

Tak cuma luka yang kasat mata, Titin menduga Sudirman juga mengalami patah tulang.

Hal tersebut diketahui Titin lantaran Sudirman curhat bahwa dirinya susah tidur dan duduk lama.

"Saya melihatnya kemungkinan (Sudirman) patah tulang karena kita kan nanya, katanya 'sakit sekali', jadi enggak bisa duduk lama, tidur lama, kalau tidur itu ubah posisi karena sakit," kata Titin.

 Masih Disiksa dan Dipisahkan dengan 6 Terpidana Kasus Vina, Titin Takut Sudirman Mati Beneran (Kolase Tribun Bogor/ist)
Selain itu, Sudirman juga bercerita soal penyiksaan yang ia alami.

"Mulai jam 4 subuh mulai dilakukan kekerasan. Sudirman dilempar batu, dipukul di Polda. Terus katanya kepalanya disiram air panas. Kan dia enggak mau ngaku peristiwanya," ungkap Titin.

"Disuruh mengakui Pegi adalah pelakunya?" tanya Toni.

"Iya. Kalau (Sudirman) kan kenal Pegi, kan teman SD, tapi untuk perbuatan itu (pembunuhan Vina) dia tidak melakukan. Akhirnya Sudirman terpaksa mengaku," imbuh Titin.

Perihal alasannya ditembak peluru karet, Sudirman menceritakan hal tak terduga.

"Kenapa sampai ditembak?" tanya Toni.

"Ya dipaksa mengakui perbuatan yang tidak dilakukan. Kan semua juga sama (terpidana lain) betul-betul dipaksa. Kalau di Polda tuh mereka datang sudah boncor (babak belur)," akui Titin.

"Sangat sadis ya," ujar Toni.

(TRIBUNPEKANBARU.COM)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved