Hipnotis di Kuansing

Polisi Ungkap Peran Pelaku Dalam Menghipnotis Emak-emak di Kuansing, Gunakan Batu Delima Sakti

Sat Reskrim Polres Kuansing berhasil mengamankan dua dari tiga pelaku. Z (64) dan R (38), sedangkan D yang merupakan ayah R masih buron.

Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Sesri
Tribunpekanbaru.com/Guruh BW
Polres Kuansing ungkap peran pelaku hipnotis yang menyasar emak-emak di Kuansing 

TRIBUNPEKANBARU.COM,KUANSING - Kasat Reskrim Polres Kuansing mengungkap peran masing-masing pelaku saat menghipnotis seorang emak-emak saat Festival Pacu Jalur hari ke-2, Kamis (22/8/2024) kemarin.

Untuk diketahui, Sat Reskrim Polres Kuansing berhasil mengamankan dua dari tiga pelaku. 

Mereka adalah Z (64) dan R (38), sedangkan D yang merupakan ayah R masih buron.

Kasat Reskrim didampingi  Kapolres Kuansing AKBP Pangucap Priyo Soegito, Senin (26/8/2024) mengatakan bahwa D berperan untuk menentukan korban. 

Setelah target dipastikan memiliki banyak harta benda berharga yang dibawa, D pun menegur korbannya yang berinisial MW. 

D berpura-pura menanyakan alamat sebuah pondok pesantren kepada MW.

Sejurus kemudian muncul Z nimbrung dalam obrolan mereka. Keduanya seolah-olah tidak saling kenal.

"Z ini sebagai pemeran pendukung yang membuat korban yakin. Z menanyakan ke D terkait keperluannya ke pondok pesantren tersebut. D menjawab hendak mengantarkan barang," ujar AKP Shilton.

D mengatakan akan mengantarkan barang yang sangat rahasia.

Baca juga: Ayah dan Anak Asal Sumbar Sekongkol Hipnotis Emak-emak di Kuansing Riau, Dikenal Penjahat Kampung

Baca juga: Breaking News: Dua Pelaku Hipnotis Emak-emak di Kuansing Riau Diamankan, Satu Masih Buron

Barang tersebut tidak bisa ditunjukan di depan banyak orang.

"Sejurus kemudian Z pun berpura-pura  menawarkan D dan korban yang berinisial MW untuk melihat barang tersebut di dalam mobilnya," ujar AKP Shilton.

Ketiganya pun menuju ke mobil milik pria kedua yang terparkir di Toko Dimensi Komputer di sekitar pasar Teluk Kuantan.

Di dalam mobil, sudah ada R di kursi kemudi.

"Sesampai di sana mereka diperlihatkan sebuah batu delima oleh D secara bergiliran dan meninggalkan barang bawaannya di dalam mobil milik Z," ujar Shilton. 

Saat giliran MW, D mengatakan bahwa batu tersebut bernilai miliaran rupiah karena memiliki kesaktian. 

Kata D, batu delima sakti tersebut cocok untuk MW dan tidak cocok untuk Z. 

D pun menawarkan kepada MW batu delima tersebut dengan sejumlah mahar.

"MW sempat ragu, namun Z mengatakan kalau dia pun sangat ingin memiliki batu delima itu. Namun tidak diberikan oleh D lantaran khodamnya tidak cocok dengannya Z," ujar Shilton.

Karena MW ragu, D pun menyuruh MW sholat ke mesjid untuk meminta petunjuk. Namun syaratnya tidak boleh membawa harta benda.

Di sisi lain, Z pun mendorong MW untuk menuruti permintaan D.

Dengan lugunya MW pun menuruti permintaan D dan Z. 

Saat menuju ke mesjid, MW memiliki firasat buruk, namun ia melanjutkan ke mesjid. 

Setelah sholat, firasat MW semakin menguat. Ketika kembali ke lokasi, Z dan D tela kabur bersama harta benda MW berupa perhiasan emas dengan berat total 36 gram, uang tunai Rp 4 juta dan sebuah ponsel.

Kini, emas MW yang berhasil diamankan hanya seberat 7,5 gram dan uang sekitar  Rp 7.350.000.

Selain mengamankan emas dan barang berharga milik korban, polisi juga mengamankan mobil tersangka. 

"Untuk tersangka D kita buruh sampai dapat, tak lama lagi bisa kita tangkap," ujar AKP Shilton.

( Tribunpekanbaru.com / Guruh Budi Wibowo)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved