Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pelajaran Sekolah

Filosofi Cacing Tanah Bagi Orang Minangkabau-Alam Takambang Jadi Guru-Pekerja Keras-Pantang Menyerah

Berikut folosofi caciang atau cacing bagi orang Minangkabau sebagai sosok pekerja keras dan pantang menyerah sesuai falsafah Alam Takambang Jadi Guru

Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
Ilustrasi
Filosofi Cacing Tanah Bagi Orang Minangkabau-Alam Takambang Jadi Guru-Pekerja Keras-Pantang Menyerah 

b. Aerasi Tanah: Lobangan cacing juga meningkatkan aerasi tanah, yaitu sirkulasi udara di dalam tanah. Hal ini penting bagi pertumbuhan akar tanaman.

c. Drainase Tanah: Lobangan cacing membantu meningkatkan drainase tanah, sehingga air hujan tidak menggenang dan akar tanaman tidak terendam.

d. Meningkatkan Kesuburan Tanah: Kotoran cacing mengandung banyak nutrisi yang bermanfaat bagi tanaman, seperti nitrogen, fosfor, dan kalium.

Alam Takambang Jadi Guru

Falsafah Alam Takambang Jadi Guru adalah warisan berharga dari masyarakat Minangkabau . Falsafah ini mengandung makna yang sangat mendalam tentang hubungan manusia dengan alam semesta dan bagaimana alam dapat menjadi sumber pengetahuan dan pembelajaran sepanjang hayat.

Makna Mendalam:

a. Alam sebagai Guru: Falsafah ini mengajarkan bahwa alam semesta dengan segala isinya, mulai dari tumbuhan, hewan, hingga peristiwa alam, adalah guru yang paling baik. Alam memberikan pelajaran berharga tentang kehidupan, siklus alam, dan nilai-nilai kehidupan yang universal.

b. Belajar Sepanjang Hayat: Manusia tidak berhenti belajar hanya di sekolah atau di bangku kuliah. Proses belajar berlangsung sepanjang hidup, dan alam adalah kelas yang selalu terbuka untuk siapa saja yang ingin belajar.

c. Kearifan Lokal: Falsafah ini merupakan cerminan dari kearifan lokal masyarakat Minangkabau yang hidup berdampingan dengan alam. Mereka memahami bahwa alam adalah sumber kehidupan dan harus dijaga kelestariannya.

d. Pembentukan Karakter: Melalui interaksi dengan alam, manusia dapat mengembangkan karakter yang baik, seperti rasa syukur, tanggung jawab, dan kepedulian terhadap lingkungan.

Penerapan dalam Kehidupan:

a. Pendidikan: Falsafah ini mendorong pendidikan yang berbasis alam. Kegiatan belajar tidak hanya dilakukan di dalam kelas, tetapi juga di alam terbuka, seperti kebun, hutan, atau sungai.

b. Kelestarian Lingkungan: Falsafah ini menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Manusia diajarkan untuk hidup selaras dengan alam dan tidak mengeksploitasi alam secara berlebihan.

c. Pembentukan Karakter: Nilai-nilai yang terkandung dalam falsafah ini, seperti kesederhanaan, kerukunan, dan gotong royong, dapat membentuk karakter generasi muda yang lebih baik.

Relevansi di Era Modern:

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved