Pelajaran Sekolah
Filosofi Cacing Tanah Bagi Orang Minangkabau-Alam Takambang Jadi Guru-Pekerja Keras-Pantang Menyerah
Berikut folosofi caciang atau cacing bagi orang Minangkabau sebagai sosok pekerja keras dan pantang menyerah sesuai falsafah Alam Takambang Jadi Guru
Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Berikut filosofi caciang tanah atau cacing tanah bagi orang Minangkabau sebagai sosok pekerja keras dan pantang menyerah sesuai falsafah Alam Takambang Jadi Guru .
Cacing tanah sebagai sosok makhluk pekerja keras dan tidak pernah putus asa.
Cancing tanah itu kepalanya lunak, namun tanah keras bisa ditembus atau dilubanginya.
Pelajaran bagi manusia, teruslah bekerja keras dan jangan putus asa.
Bak pepatah Minangkabau :
"Jalan salangkah indak sampai,
pancuang sapancuang indak putuih,
kini gagal isuak ulangi,
dibaliak-baliak bak mamanggang,
baru nyo masak lua dalam,
diulang ulang bak manyapuah,
baru tampak kilek peraknyo".
Artinya: Gagal sekali, ulangi kedua kali, jadikan kegagalan itu pengalaman, pengalaman akan membuat kita lebih dewasa serta berilmu dan berpengatahuan, ketika kita berilmu dan berpengetahuan, baru bisa mencapai kesuksesan.
Cara Cacing Melobangi Tanah :
a. Otot Kuat: Cacing memiliki otot-otot yang sangat kuat di sepanjang tubuhnya. Otot-otot ini berkontraksi secara bergantian, menyebabkan tubuh cacing memanjang dan memendek. Gerakan ini mendorong tubuh cacing masuk ke dalam tanah secara bertahap.
b. Cairan Pelumas: Saat cacing bergerak, kelenjar di tubuhnya mengeluarkan cairan lendir. Cairan ini berfungsi sebagai pelumas, memudahkan cacing meluncur melalui tanah yang keras.
c. Bentuk Tubuh Silindris: Bentuk tubuh cacing yang panjang dan silindris memungkinkan cacing dengan mudah menembus celah-celah kecil di dalam tanah.
d. Pengerutan dan Perluasan: Cacing dapat mengerutkan dan melebarkan bagian depan tubuhnya. Saat bagian depan tubuh mengecil, tanah di sekitarnya terdorong ke samping. Kemudian, bagian tubuh yang lebih besar mengikuti, membuat lubang menjadi lebih lebar.
e. Mengonsumsi Tanah: Saat menggali, cacing juga mengonsumsi tanah. Tanah tersebut kemudian dicerna di dalam tubuh cacing dan dikeluarkan kembali dalam bentuk kotoran. Kotoran cacing ini kaya akan nutrisi dan membantu menyuburkan tanah.
Manfaat Lobangan Cacing:
a. Penggemburan Tanah: Lobangan-lobangan yang dibuat cacing membantu menggemburkan tanah, sehingga akar tanaman lebih mudah menembus dan menyerap air serta nutrisi.
b. Aerasi Tanah: Lobangan cacing juga meningkatkan aerasi tanah, yaitu sirkulasi udara di dalam tanah. Hal ini penting bagi pertumbuhan akar tanaman.
c. Drainase Tanah: Lobangan cacing membantu meningkatkan drainase tanah, sehingga air hujan tidak menggenang dan akar tanaman tidak terendam.
d. Meningkatkan Kesuburan Tanah: Kotoran cacing mengandung banyak nutrisi yang bermanfaat bagi tanaman, seperti nitrogen, fosfor, dan kalium.
Alam Takambang Jadi Guru
Falsafah Alam Takambang Jadi Guru adalah warisan berharga dari masyarakat Minangkabau . Falsafah ini mengandung makna yang sangat mendalam tentang hubungan manusia dengan alam semesta dan bagaimana alam dapat menjadi sumber pengetahuan dan pembelajaran sepanjang hayat.
Makna Mendalam:
a. Alam sebagai Guru: Falsafah ini mengajarkan bahwa alam semesta dengan segala isinya, mulai dari tumbuhan, hewan, hingga peristiwa alam, adalah guru yang paling baik. Alam memberikan pelajaran berharga tentang kehidupan, siklus alam, dan nilai-nilai kehidupan yang universal.
b. Belajar Sepanjang Hayat: Manusia tidak berhenti belajar hanya di sekolah atau di bangku kuliah. Proses belajar berlangsung sepanjang hidup, dan alam adalah kelas yang selalu terbuka untuk siapa saja yang ingin belajar.
c. Kearifan Lokal: Falsafah ini merupakan cerminan dari kearifan lokal masyarakat Minangkabau yang hidup berdampingan dengan alam. Mereka memahami bahwa alam adalah sumber kehidupan dan harus dijaga kelestariannya.
d. Pembentukan Karakter: Melalui interaksi dengan alam, manusia dapat mengembangkan karakter yang baik, seperti rasa syukur, tanggung jawab, dan kepedulian terhadap lingkungan.
Penerapan dalam Kehidupan:
a. Pendidikan: Falsafah ini mendorong pendidikan yang berbasis alam. Kegiatan belajar tidak hanya dilakukan di dalam kelas, tetapi juga di alam terbuka, seperti kebun, hutan, atau sungai.
b. Kelestarian Lingkungan: Falsafah ini menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Manusia diajarkan untuk hidup selaras dengan alam dan tidak mengeksploitasi alam secara berlebihan.
c. Pembentukan Karakter: Nilai-nilai yang terkandung dalam falsafah ini, seperti kesederhanaan, kerukunan, dan gotong royong, dapat membentuk karakter generasi muda yang lebih baik.
Relevansi di Era Modern:
Meskipun zaman terus berubah, falsafah "Alam Takambang Jadi Guru" tetap relevan hingga saat ini. Dalam era modern yang serba teknologi, manusia justru semakin membutuhkan koneksi yang lebih dalam dengan alam untuk menyeimbangkan kehidupan.
Contoh Penerapan:
a. Pendidikan Luar Kelas: Mengadakan kegiatan belajar di alam terbuka, seperti berkemah, menanam pohon, atau mengamati bintang.
b. Pelestarian Lingkungan: Mengkampanyekan gaya hidup ramah lingkungan, seperti mengurangi penggunaan plastik, menghemat energi, dan mendaur ulang sampah.
c. Pengembangan Wisata Alam: Mengembangkan potensi wisata alam yang berkelanjutan, sehingga masyarakat dapat menikmati keindahan alam sekaligus menjaga kelestariannya.
Demikian folosofi caciang atau cacing bagi orang Minangkabau sebagai sosok pekerja keras dan pantang menyerah sesuai falsafah Alam Takambang Jadi Guru .
( Tribunpekanbaru.com / Pitos Punjadi )
| Arti Majas Asosiasi dan Arti Majas Antonomasia serta 10 Contoh dan 10 Contoh Kalimat serta Artinya |
|
|---|
| 10 Contoh Majas Personifikasi, 10 Contoh Majas Metafora, 10 Contoh Majas Hiperbola dan Artinya |
|
|---|
| Arti Majas Oksimoron dan Contoh Majas Oksimoron serta Contoh Kalimat Majas Oksimoron dan Ciri-ciri |
|
|---|
| Arti Majas Kontradiksi Interminus dan Contoh Majas Kontradiksi Interminus serta Contoh Kalimat |
|
|---|
| Arti Majas Antitesis dan Contoh Majas Antitesis serta Contoh Kalimat Majas Antitesis dan Ciri-ciri |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.