Lipsus Waspada DBD di Musim Hujan

DBD Memiliki Gambaran Klinis Bervariasi dan Kompleks, Waspada Pada Fase kritis 

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Penulis: Rino Syahril | Editor: M Iqbal
Istimewa
Ilustrasi 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Penyakit ini bisa menyerang mulai dari bayi, balita, anak, dewasa hingga usia lanjut.

Penularan penyakit ini terjadi ketika nyamuk Aedes menggigit penderita demam berdarah dan membawa virus tersebut dalam tubuhnya dan kemudian menggigit orang yang sehat.

Badan Kesehatan Dunia/WHO (2009) membagi klinis penyakit akibat virus dengue ini atas 3 yaitu dengue tanpa tanda bahaya, dengue dengan tanda bahaya dan dengue berat (severe dengue).

Klasifikasi ini diperlukan untuk pengenalan tanda dan gejala dengue lebih dini sehingga dapat ditatalaksana secara lebih tepat dan adekuat.

Kebanyakan orang terkena demam berdarah tidak menunjukkan gejala atau gejala ringan.

Namun sebagian lain mengalami gejala klinis berupa demam tinggi, nyeri tulang dan otot, mual muntah, sakit kepala dan ruam kemerahan, Pada keadaan yang berat bisa disertai perdarahan saluran cerna dan kegagalan sirkulasi alirah darah seluruh tubuh atau syok.

Menurut Dr. dr. Riza Yefri, SpA, penyakit akibat infeksi virus dengue memiliki gambaran klinis bervariasi dan kompleks serta dalam perjalanannya memiliki 3 fase yaitu fase demam (hari ke 1-3), fase kritis (hari ke 4-6) dan fase pemulihan (hari 6-7).

Fase kritis yang harus diwaspadai karena terjadi saat demam turun yaitu ketika suhu tubuh turun menjadi normal atau lebih rendah. Sehingga sering terjadi kesalahan penafsiran seakan pasien telah sembuh, tetapi risiko kegawatan justru mengancam. Sehingga diperlukan kewaspadaan dalam mengantisipasi kemungkinan komplikasi yang bisa terjadi terutama syok Pada fase ini, bisa berlanjut hingga menimbulkan gejala klinis berat seperti perdarahan saluran cerna, atau syok yang bisa mengancam kematian pada penderita yang dikenal dengan severe dengue.

"Untuk mengatasinya, ketepatan diagnosis dan tatalaksana serta pemantauan pasien sejak fase demam dan terutama pada fase kritis, mampu mengurangi risiko kematian pasien severe dengue hingga <0>

Sedangkan untuk mengantisipasi hal tersebut, pasien demam berdarah dianjurkan istirahat dan meningkatkan asupan cairan berupa air putih, susu, jus, cairan isotonic maupun oralit. Bila ada tanda bahaya seperti muntah terus menerus, sakit perut hebat, perdarahan mukosa gusi, mulut, jumlah urine mulai berkurang harus segera di bawa ke dokter. 

Semua penderita demam berdarah harus dipantau oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya terutama pada hari ke 4-6 demam (fase kritis) untuk mencegah terjadinya kegawatan akibat virus dengue.

Pencegahan dan pengendalian penyakit akibat infeksi virus dengue yang saat ini dilakukan pemerintah meliputi,  pengendalian vector (nyamuk), pengenalan diagnosis penyakit demam berdarah secara dini dan tatalaksana yang tepat, serta pemberian vaksinasi.

Pertama, Pengendalian vector nyamuk Aedes telah menjadi focus pencegahan demam berdarah yang dilakukan dengan menjalankan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M Plus yaitu: Menguras atau membersihkan penampungan air, Menutup rapat penampungan air, Menguras atau membersihkan penampung air dan Plus pencegahan tambahan seperti pengasapan/fogging, gerakan satu rumah satu jumantik, dan memperbaiki parit yang tidak lancar.

Kedua, Penegakan diagnosis dini dan tatalaksana yang tepat. Setiap pasien dengan demam berdarah harus diperiksa oleh tenaga kesehatan untuk mengakkan diagnosis dini dan dilanjutkan denagn pemantauan terhadap munculnya tanda bahaya. Tatalaksana bersifat suportif dan jika terdapat tanda bahya dianjurkan untuk dirawat guna pemantauan.

Ketiga, Pemberian vaksinasi. Saat ini vaksin terhadap virus dengue dan sudah tersedia di Indonesia berupa vaksin tetravalent yang dapat membentuk kekebalan terhadap keempat serotipe viru dengue penyebab demam berdarah. Vaksin inidirekomendasikan diberikan untuk usia 6-45 tahun.

( Tribunpekanbaru.com/Rino Syahril)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved