Berita Viral

TRENDING Pit Hitam Natal, Siapa Piet Hitam Sahabat Sinterklas?

Narasi ini menyebut Piet Hitam sebagai bagian dari tradisi lama Eropa, termasuk di negara-negara yang tidak memiliki koloni.

Michell Zappa/Wikimedia Commons
Sinterklas (St. Nicholas) bersama pembantunya berkulit hitam yang disebut sebagai Pete hitam (Zwarte Piet). Budaya menampilkan orang kulit hitam sebagai pembantu dinilai rasisme yang masih bertahan di Belanda. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Menjelang perayaan natal, sosok Sinterklas menjadi yang tidak dipisahkan.

Ia menjadi sosok yang disebut dinanti oleh anak-anak karena memberikan berbagai hadiah.

Namun, tahukah Anda bahwa Sinterklas juga punya teman setia yang bernama Zwarte Piet atau Piet Hitam.

Di Belanda, tempat asal tradisi Sinterklas, sosok Piet Hitam dikenal sebagai pembantu Sinterklas ketika membagi-bagikan hadiah kepada anak-anak.

Meski begitu, Piet Hitam juga diceritakan sebagai sosok yang suka “menjewer” anak-anak nakal lalu membawanya pergi hingga ke Spanyol.

Tak seperti Sinterklas yang dipercaya sebagai gambaran uskup Khatolik dari Myra abad ke-3, asal usul Piet Hitam justru masih jadi misteri.

Kini, karakter dengan wajah hitam itu justru banyak ditentang karena dinilai sebagai representasi dari rasisme.

Baca juga: 12 Lirik Lagu Natal Batak dari Buku Ende: Sai Ro Ma Hamuna, Marlas Roha Sasude, Boru Sion

Baca juga: Ucapan Selamat Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, Terbaru untuk Update Media Sosial dan Berkirim Pesan

Asal-usul

Profesor Joke Hermes dari Inholland University, meyakini bahwa sosok Piet Hitam yang ada saat ini, dipopulerkan di dalam buku anak-anak pada pertengahan abad ke-19 yang ditulis oleh seorang penulis sekaligus guru sekolah, Jan Schenkman.

Keyakinan Hermes itu dikutip Rodenberg dan Wagenaar, dosen di Departemen Administrasi Publik dan Ilmu Politik Universitas Vrije Amsterdam, dalam laporannya yang bertajuk Essentializing ‘Black Pete’: competing narratives surrounding the Sinterklas tradition in the Netherlands.

Banyak narasi seputar asal usul Piet Hitam, namun Rodenberg dan Wagenaar mengerucutkanya menjadi dua, yaitu pro dan kontra.

Pertama, narasi pro Piet Hitam yang menempatkan tradisi Sinterklas dalam konteks Katolik pada abad pertengahan sebagai bagian dari pesta untuk anak-anak.

Sinterklas diceritakan selalu hadir ditemani pembantunya yang dalam beberapa kasus, memiliki warna kulit yang gelap. Teman-teman Sinterklas itu juga digambarkan sebagai sosok setan atau bukan manusia.

Lantaran hal ini pula, sosok Sinterklas dibeberapa negara justru dipasangkan dengan sosok jahat yang salah satunya adalah Krampus, makhluk seram bertanduk.

Adapula narasi pra-Kristen.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved