DPRD Pekanbaru
Kisah Pilu Kenny Berobat Lewat Program UHC di RSD Madani, Reaksi DPRD Pekanbaru Minta Ini ke Pj Wako
Seorang warga yang menderita patah tangan mendapat perlakuan yang tidak diharapkannya saat berobat lewat program UHC di RSD Madani Pekanbaru.
Penulis: Syafruddin Mirohi | Editor: Theo Rizky
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Kisah pilu menimpa Kenny Rosman, saat berobat menggunakan program Universal Health Coverage (UHC) di RSD Madani Pekanbaru.
Ya, RSD Madani Pekanbaru kembali membuat ulah.
Setelah lamban menangani pasien hingga meninggal dunia, kali ini rumah sakit plat merah tersebut dilaporkan menelantarkan pasien patah tangan, Selasa petang (7/1/2025).
Pasien malang tersebut bernama Kenny Rosman, warga Jalan Pisang, Limbungan, Rumbai Timur Pekanbaru.
Kepada Tribunpekanbaru.com, diceritakan kronologis hingga dirinya ditelantarkan sejak pagi hingga sore.
Awalnya pada Selasa pagi, pasien berobat ke RSD Madani Pekanbaru di Jalan Garuda Sakti Panam, menggunakan program pemerintah UHC.
Mulanya, pasien sempat ditolak karena pihak rumah sakit mengaku, tidak bisa langsung menerima pasien UHC, meski warga Kota Pekanbaru.
Pasien harus dirawat dulu di Puskesmas, baru bisa dirujuk ke RSD Madani.
Karena pasien mengalami patah tulang tangan, akhirnya bisa mendapatkan perawatan pertama di RSD Madani, setelah keluarganya menghubungi Diskes Pekanbaru.
Pasien di-rontgen dan disuruh menunggu dokter spesialis.
Tak lama berselang, pihak RSD Madani menyebutkan dokter spesialis sedang cuti, dan tidak bisa dilakukan penanganan selanjutnya.
"Lalu kami diarahkan ke dokter umum, tapi ditunggu sampai sore nggak ada kejelasannya. Tiba-tiba kami disuruh ke rumah sakit lain untuk penanganan selanjutnya. Kan aneh, kami sudah di rontgen, kenapa tak ditangani selanjutnya. Peralatan di sini kan lengkap," cerita Kenny, kepada Tribunpekanbaru.com.
Menanggapi kasus ini, Anggota DPRD Pekanbaru Zulkardi mengaku, sangat menyesalkan pelayanan yang dilakukan RSD Madani Pekanbaru ini.
Padahal, sekelas RSD Madani yang punya fasilitas medis lengkap, harusnya bisa melayani pasien penyakit apapun.
Apalagi pasien UHC, yang memang merupakan program pemerintah untuk semua masyarakat Kota Pekanbaru.
"Catatan kami dalam beberapa bulan terakhir, ini sudah kasus kesekian kalinya pasien ditelantarkan. Sebelumnya akhir Desember 2024 lalu ada pasien meninggal dunia bernama Lolya. Ini karena lambannya penanganan hingga di rujuk ke rumah sakit lain. Di tengah perjalanan meninggal dunia," tegas Zulkardi, wakil rakyat Dapil Rumbai ini.
Menurutnya, sebagai rumah sakit pemerintah, harusnya RSD Madani harus menjadi contoh pelayanan terbaik bagi rumah sakit lainnya.
"Ini preseden buruk bagi kita semua. Bagaimana buruknya manajemen rumah sakit Madani. Mungkin saja masih banyak warga yang mengeluhkan pelayanan di sana. Perlu digaris bawahi, program UHC itu untuk masyarakat Kota Pekanbaru. Bukan untuk keluarga pejabat atau lainnya," sebutnya lagi.
Karena itu, Politisi PDI-P ini meminta Pj Wali Kota Pekanbaru Roni Rakhmat, agar mencopot Plt Direktur RSD Madani Pekanbaru.
Sebab, sejak kepemimpinannya di rumah sakit itu, sudah banyak kasus yang terjadi.
Baik itu internal, apalagi dalam hal pelayanan, seperti hasil Sidak DPRD Pekanbaru belum lama ini.
"Supaya tidak jatuh korban lagi, kami minta Plt Direktur (RSD Madani) diganti saja. Sayang, predikat buruk terus disematkan di Madani. Dari kasus-kasus yang ada, kami rasa Pak Pj Wako sudah bisa ambil keputusan tegas," harapnya.
(Tribunpekanbaru.com/Syafruddin Mirohi)
Pansus DPRD Pekanbaru Sudah Surati Pemko Untuk Mencabut Perda Lama Pemilihan RT RW |
![]() |
---|
Waktu Tinggal Sebulan Lebih Lagi, DPRD Pekanbaru Belum Sekali pun Bahas R-APBD Perubahan 2025 |
![]() |
---|
DPRD Pekanbaru Sarankan ke Pemko Agar Tak Ada Lagi Gepeng dan Pak Ogah Beroperasi di Kota |
![]() |
---|
Aneh, Truk ODOL Tak Mempan Dirazia: Tetap Masuk Kota di Jam Sibuk, DPRD Singgung Komitmen |
![]() |
---|
Pemko Janji Overlay Jalan Belimbing dan Garuda Agustus Ini, Begini Komentar DPRD Pekanbaru |
![]() |
---|