Pembunuhan Wakepsek di Kuansing

Kesaksian Horor Tetangga Pembunuhan Wakil Kepsek di Kuansing Riau

Sejumlah tetangga Juniwarti, Wakil Kepala Sekolah di salah satu SMPN di Kuansing mengungkap fakta terkait keluarga almarhumah yang dibunuh. 

|
Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Ariestia
Tribunpekanbaru.com/Guruh Budi Wibowo
PEMBUNUHAN - Tetangga Wakil Kepsek SMPN yang tewas dibunuh ungkap fakta horor sebelum pembunuhan terjadi di Perumahan Griya Sinambek Permai RT 005/RW 001, Lingkungan III Sinambek, Kelurahan Sungai Jering, Kecamatan Kuantan Tengah, Kuantan Singingi (Kuansing), Riau pada Senin (24/2/2025) pagi. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, KUANSING - Sejumlah tetangga Juniwarti, Wakil Kepala Sekolah di salah satu SMPN di Kuansing mengungkap fakta terkait keluarga almarhumah yang dibunuh. 

Diduga ia dibunuh oleh EA, suaminya sendiri yang bekerja di Dinas Inspektorat Kuansing.

Pembunuhan itu terjadi di rumahnya di Peristiwa pembunuhan yang terjadi di Perumahan Griya Sinambek Permai Nomor 4, Jalan Cempedak, RT 005/RW 001, Lingkungan III Sinambek, Kelurahan Sungai Jering, Kecamatan Kuantan Tengah, Kuantan Singingi (Kuansing), Riau pada Senin (24/2/2025) pagi

Juniwarti yang diketahui berusia 51 tahun itu tewas dengan luka gorok.

Ia ditemukan dalam posisi telentang di lantai kamar dengan kepala tersandar di dipan tempat tidur. 

Saat ditemukan anaknya yang berinsial Z (17), Juniwarti masih menggunakan daster.

Baca juga: Breaking News: Geger Wakepsek di Kuansing Tewas Digorok, Anak Korban: "Hidupkan Mamak Aku Lagi"

Diduga pembunuhan itu terjadi sebelum pukul 07.00 WIB karena korban merupakan seorang Wakil Kepala Sekolah yang harus berangkat sekolah pagi-pagi.

Melda, tetangga Juniwarti mengatakan suami Juniwarti memiliki wajah yang garang.

Pria berinisial EA itu kata Melda tidak pernah bergaul dengan warga. Bahkan untuk sekedar tegur sapa.

"Tak pernah senyum, wajahnya selalu serius. Saya takut melihatnya," ujar Melda.

Ketika mendatangi rumah korban tak lama teriakan minta tolong putra Juniwarti yang berinisial Z,

Melda pun sempat bertanya ke Z keberadaan EA. 

Saat itu sekitar pukul 07.00 WIB dan hujan masih mengguyur di lokasi.

Z pun mengatakan bahwa ayahnya tidak ada gunanya.

"Z mengatakan itu sambil menangis histeris," ujar Melda.

 

 

(Tribunpekanbaru.com/Guruh Budi Wibowo)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved