Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Nasional

Menguak Jumlah Utang Sritex hingga 10 Ribuan Karyawannya Kena PHK

Hingga akhirnya, perusahaan terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 10.669 orang karyawannya.

Istimewa
Ilustrasi - PHK 

TRIBUNPEKANBARU.COM - PT Sritex, perusahaan tekstil terkemuka di Indonesia, telah dinyatakan bangkrut pada 1 Maret 2025.

Keputusan ini diambil setelah salah satu kreditur mengajukan gugatan kepailitan yang kemudian disetujui oleh pengadilan.

Salah satu faktor utama yang menyebabkan kebangkrutan ini adalah beban utang perusahaan yang sangat besar, mencapai Rp25 triliun, sementara nilai asetnya hanya sebagian kecil dari jumlah tersebut.

 Selain itu, Sritex juga mengalami penurunan pendapatan yang signifikan dan kerugian yang berkelanjutan dalam beberapa tahun terakhir."

Hingga akhirnya, perusahaan terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 10.669 orang karyawannya.

Lalu berapa utang Sritex sampai diputus pailit? 

Melansir dari Tribunnews.com, Minggu (2/3/2025) pendapatan yang payah selama beberapa tahun terakhir membuat perusahaan kesulitan membayar utang yang jumlahnya sangat besar.

Perusahaan harus menanggung utang sebesar 1,597 miliar dollar AS atau dirupiahkan setara Rp25 triliun (kurs Rp 15.600).

Baca juga: Trending Usai Komentari Korupsi Pertamina, Hotman Paris Cecar Ahok: Dasar Munafik Kau

Baca juga: Band Sukatani Buka Suara, Akui Dapat Intimidasi, Tolak Tawaran Jadi Duta Polisi

Jumlah utang tersebut lebih besar dari aset yang dimiliki Sritex, yakni hanya 617,33 juta dollar AS atau sekitar Rp 9,65 triliun.

Dengan kata lain, jumlah aset Sritex tak ada setengah dari jumlah utang perusahaan.

Kondisi ini semakin diperparah dengan kinerja penjualannya yang merosot.

Merujuk pada Laporan Keuangan Konsolidasi Interim 30 Juni 2024 yang dirilis di situs resmi perseroan, operasional Sritex pun boncos, karena beban lebih besar dibandingkan dengan total penjualannya.

Dalam laporan keuangan terbarunya, perusahaan hanya bisa mencatatkan penjualan sebesar 131,73 juta dollar AS pada semester I 2024, turun dibandingkan periode yang sama pada 2023 yakni 166,9 juta dollar AS.

Di sisi lain, beban penjualannya lebih besar yakni 150,24 juta dollar AS. Sepanjang paruh pertama 2024, Sritex praktis mencatat rugi sebesar 25,73 juta dollar AS atau setara dengan Rp 402,66 miliar.

Kerugian yang diderita Sritex bukan terjadi pada tahun 2024 saja.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved