Ramadhan 2025
Berbuka dengan Berhubungan Badan, Boleh? Ini Sahabat Nabi yang Melakukannya serta Dalil dan Hukumnya
Apakah berbuka dengan berhubungan badan dengan istri boleh? Ini sahabat Nabi Muhammad SAW yang melakukannya serta dalil dan hukumnya.
Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Apakah berbuka dengan berhubungan badan dengan istri boleh? Ini sahabat Nabi Muhammad SAW yang melakukannya serta dalil dan hukumnya.
Sebelum membahas lebih jauh, kita bahas dulu beberapa hal tentang berbuka, mulai dari waktu berbuka hingga makna berbuka .
Waktu Berbuka
Waktu berbuka puasa dimulai ketika matahari terbenam, yang ditandai dengan masuknya waktu shalat Maghrib.
Rasulullah SAW bersabda: "Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka puasa." (HR. Bukhari dan Muslim)
Cara Berbuka Puasa
1. Menyegerakan Berbuka: Segera berbuka puasa setelah yakin matahari terbenam. Hal ini merupakan sunnah yang dianjurkan dalam Islam.
2. Membaca Doa: Membaca doa berbuka puasa dengan mengangkat kedua tangan. Berikut doa berbuka puasa yang umum dibaca:
"Dzahabazh-zhama'u wa abtalatil 'uruqu wa tsabatal ajru insya Allah." (Hilanglah dahaga, basahlah kerongkongan, dan terimalah pahala insya Allah.)
3. Makan Kurma: Disunnahkan untuk berbuka dengan kurma, terutama kurma basah (ruthab). Jika tidak ada, maka dengan kurma kering (tamr).
- Minum Air: Minum air setelah makan kurma untuk menghilangkan dahaga.
- Membaca Basmalah: Membaca basmalah sebelum makan dan minum. Jika lupa membaca basmalah sebelum makan, maka ketika ingat bacalah bismillahi awwalahu wa akhirahu.
Adab Berbuka Puasa
1. Berbuka dalam Keadaan Suci: Dianjurkan untuk berbuka dalam keadaan suci (berwudhu), meskipun hal ini bukan merupakan kewajiban.
2. Makan dan Minum Secukupnya: Hindari makan dan minum secara berlebihan atau bermewah-mewahan. Makanlah secukupnya agar tidak kekenyangan.
3. Berdoa Setelah Berbuka: Disunnahkan untuk berdoa setelah selesai makan dan minum. Waktu berbuka adalah waktu mustajab untuk berdoa.
Makna Berbuka Puasa
1. Berbuka puasa bukan hanya sekadar mengakhiri puasa, tetapi juga merupakan ibadah yang memiliki makna spiritual. Iftar menjadi momen untuk bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat yang diberikan, mengingatkan kita akan rasa lapar dan haus, dan meningkatkan keimanan kita.
2. Dengan mengikuti tata cara dan adab berbuka puasa yang dianjurkan dalam Islam, kita dapat meningkatkan nilai ibadah dan mendapatkan pahala yang lebih besar.
Lantas, Bagaimana Berbuka dengan Berhubungan Badan ?
Dilansir dari Jatim.nu.or.id, sebenarnya cara unik berbuka puasa ini terkadang dilakukan oleh salah satu sahabat Nabi bernama Abdullah bin Umar atau dikenal Ibnu Umar .
Dalam kitab Siyar A’lam Nubala’ karya Imam al-Dzahabi meriwayatkan sebuah perkataan Ibnu Umar berikut ini:
لَقَدْ أُعْطِيتُ مِنَ الجِماعِ شَيْئًا ما أعْلَمُ أحَدًا أُعْطِيَهُ إلاَّ أنْ يَكُونَ رَسُولَ اللهِ
Artinya: Aku diberikan sedikit (kenikmatan) hubungan intim yang setahuku tidak ada orang lain yang diberikan kenikmatan itu kecuali Rasulullah.
Al-Dzahabi menambahkan:
وقِيلَ: كانَ ابْنُ عُمَرَ يُفطِرُ أوَّلَ شَيْءٍ عَلى الوَطْءِ
Artinya: konon Ibnu Umar mengawali berbuka dengan jimak
Demikian pula disebutkan Imam at-Tabrani dalam kitab al-Mujamul Kabir dari Muhammad ibn Sirin:
ربما أفطر ابن عمر على الجماع
Artinya: Terkadang Ibnu Umar itu berbuka puasa dengan jimak.
Maksud perkataan Ibnu Umar di atas berkaitan dengan libidonya yang memang tinggi.
Jadi, sangat wajar jika sewaktu-waktu ia berbuka puasa dengan langsung berhubungan intim dengan istrinya, tanpa takjil dengan makanan-minuman yang manis.
Al-Qadhi Husain menafsirkan, tidak menutup kemungkinan juga Ibnu Umar mencicipi makan-makanan terlebih dahulu saat berbuka puasa, baru kemudian berhubungan intim.
Dalam Ihya’ Ulumuddin disebutkan:
كذلك حكى على ابن عمر رضي الله عنهما وكان من زهاد الصحابة وعلمائهم أنه كان يفطر من الصوم على الجماع قبل الأكل وربما أنه جامع ثلاثاً من جواريه في شهر رمضان قبل العشاء الأخير
Artinya: begitupula dikisahkan tentang Ibn Umar yang merupakan sahabat yang zuhud serta alim, ia mengawali berbuka puasa dengan jimak, sebelum makan dan terkadang menjimak tiga selirnya di bulan Ramadhan sebelum Isya’ akhir.
Hubungan intim /jimak dengan pasangan yang sah merupakan salah satu ibadah yang bernilai sedekah dan bisa membersihkan hati sehingga mudah fokus untuk menjalankan ibadah lain, seperti shalat sunnah tarawih, tadarus, tahajud.
Nabi Muhammad bersabda terkait menggauli istri bernilai sedekah:
وَفِي بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَأتِي أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ قَالَ أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِي حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيهَا وِزْرٌ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِي الْحَلَالِ كَانَ لَهُ أَجْرًا
Artinya: …Hubungan badan salah seorang di antara kalian adalah sedekah. Para sahabat berkata: Wahai Rasulullah, apakah dengan kami mendatangi istri kami dengan syahwat itu mendapatkan pahala? Beliau menjawab: Bukankah jika kalian bersetubuh pada yang haram, kalian mendapatkan dosa. Maka demikian juga jika kalian bersetubuh pada yang halal, tentu kalian akan mendapatkan pahala. [HR. Muslim 1674]
Al-Nawawi menjelaskan dalam Syarah Sahih Muslim, halaman 1446 menyebutkan:
وَفِي هَذَا دَلِيل عَلَى أَنَّ الْمُبَاحَات تَصِير طَاعَات بِالنِّيَّاتِ الصَّادِقَات ، فَالْجِمَاع يَكُون عِبَادَة إِذَا نَوَى بِهِ قَضَاء حَقّالزَّوْجَة وَمُعَاشَرَتَهَا بِالْمَعْرُوفِ الَّذِي أَمَرَ اللَّه تَعَالَى بِهِ ، أَوْ طَلَبَ وَلَدٍ صَالِحٍ ، أَوْ إِعْفَافَ نَفْسِهِ أَوْ إِعْفَاف
الزَّوْجَةوَمَنْعَهُمَا جَمِيعًا مِنْ النَّظَر إِلَى حَرَام ، أَوْ الْفِكْر فِيهِ ، أَوْ الْهَمّ بِهِ ، أَوْ غَيْر ذَلِكَ مِنْ الْمَقَاصِد الصَّالِحَة
Artinya: Hadits ini menjadi dalil bahwa perkara mubah bisa bernilai ketaatan sebab niat. Hubungan intim /jimak bernilai ibadah apabila diniati memenuhi hak istri, menggaulinya dengan baik, berharap melahirkan anak salih, menjaga diri maupun istri terjerumus dari perbuatan tercela dengan melihat perkara haram, dan memikirkannya,
Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa boleh menyegerakan berbuka puasa dengan menjimak istri tanpa makan dan minum terlebih dahulu.
Perkataan Ibn Umar di atas menjadi rujukan khususnya yang sudah tidak mampu menahan hasratnya, lebih-lebih yang masih bulan madu, agar setelah itu bisa fokus untuk melakukan ibadah yang lain.
Profil Ibnu Umar
Abdullah bin Umar atau Ibnu Umar hidup pada masa Nabi Muhammad SAW. Ia merupakan sahabat Nabi Muhammad SAW yang banyak meriwayatkan hadis.
1. Biografi Ibnu Umar
Ia lahir sekitar tahun 610
Ia masuk Islam bersama ayahnya saat masih kecil
Ia ikut hijrah ke Madinah bersama ayahnya
Ia ikut berperang dalam Perang Khandaq, Perang Mu'tah, dan pembebasan kota Makkah
Ia ikut dalam Perang Yarmuk dan dalam penaklukan Mesir serta daerah lainnya di Afrika
Ia meninggal dunia pada usia 85 tahun pada tahun 73 Hijriah
2. Keistimewaan Ibnu Umar
Ia sangat mengidolai dan mencintai Rasulullah
Ia mengikuti setiap gerak-gerik Nabi, seperti ketika Rasulullah menunaikan salat di suatu tempat
Ia meriwayatkan setiap hadis dengan hati-hati
Ia hanya meriwayatkan hadis dari Rasulullah jika dia benar-benar hafal setiap katanya
Ia dikenal sebagai orang yang senang berbagi
Demikian penjelasan tentang berbuka dengan berhubungan badan dengan istri boleh? Ini sahabat Nabi Muhammad SAW yang melakukannya serta dalil dan hukumnya.
( Tribunpekanbaru.com / Pitos Punjadi )
Lafaz Ucapan atau Bacaan Takbiran Idul Fitri Latin, Bacaan Lengkap Teks Lirik Takbiran Ied |
![]() |
---|
Lafaz Bacaan Niat Zakat Fitrah Lengkap, Untuk Diri Sendiri Hingga Untuk Keluarga |
![]() |
---|
Doa dan Niat Sholat Kafarat Jumat Terakhir Ramadhan 1446 Hijriah |
![]() |
---|
Inilah Hari Terakhir Bayar Zakat Fitrah Menurut 4 Ulama Mazhab |
![]() |
---|
Doa 10 Malam Terakhir Ramadhan 2025 Lengkap Tulisan Latin, Arab dan Artinya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.