Efek Barnum dalam Interpretasi Zodiak: Mengapa Kita Percaya?
Di Indonesia kepercayaan akan ramalan sudah ada sejak dahulu membuat proses kepercayaan tersebut berlangsung secara turun temurun.
Penulis: Amrina Rusyada Defria, Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya
Semua orang pasti familiar dengan yang namanya zodiak atau dikenal juga dengan ramalan yang berasal rasi bintang.
Fenomena zodiak telah lama menjadi bagian dari budaya populer di berbagai belahan dunia.
Di Indonesia sendiri kepercayaan akan ramalan sudah ada sejak dahulu membuat proses kepercayaan tersebut berlangsung secara turun temurun hingga sekarang.
Jutaan orang di berbagai usia dan latar belakang sosial menganggap serius interpretasi zodiak sebagai panduan dalam kehidupan mereka.
Mereka mencari jawaban tentang kepribadian, hubungan, karir, dan masa depan melalui ramalan bintang.
Dahulu orang mendapatkan ramalan zodiak dari sumber mulut ke mulut, majalah, serta secara turun temurun dimana keluarganya sudah lebih dulu mempercayai ramalan zodiak tersebut.
Sedangkan di era teknologi sekarang ini, orang-orang dengan mudah mendapatkan ramalan zodiak dari media sosial seperti Instagram, TikTok, X/Twitter, dan lain-lain.
Padahal terdapat pernyataan dimana penulis konten tersebut mengaku bahwa Ia hanya menulis asal ramalan-ramalan yang terdapat di akun mereka tetapi masih banyak orang yang mempercayai konten-konten tersebut.
Lantas dapat ditemukan bahwa di balik daya tarik zodiak, terdapat fenomena psikologis yang menarik untuk dikaji, yaitu efek Barnum.
Efek Barnum atau efek Forer adalah fenomena psikologis dimana individu cenderung menganggap deskripsi kepribadian yang umum dan ambigu sebagai akurat dan spesifik bagi diri mereka sendiri.
Menurut Furnham dan Schofield (1987) dalam tinjauan mereka mengenai efek Barnum, menekankan bahwa penerimaan terhadap deskripsi kepribadian dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti validitas yang dirasakan dari sumber, keinginan untuk percaya, dan kecenderungan untuk menerima pernyataan positif.
Interpretasi zodiak seringkali mengandung pernyataan-pernyataan yang bersifat umum dan ambigu, yang memanfaatkan efek Barnum.
Misalnya, deskripsi zodiak seringkali menggunakan kalimat-kalimat seperti "orang yang memiliki zodiak Aries dikenal dengan sifatnya yang bersemangat dan berani" atau "orang yang zodiaknya gemini itu kebanyakan red flag" Pernyataan-pernyataan ini dapat dengan mudah diterima oleh siapa saja sebagai sesuatu yang relevan dengan diri mereka.
Orang-orang cenderung mencari informasi yang menegaskan keyakinan mereka, sebuah fenomena yang dikenal sebagai bias konfirmasi. Dalam konteks zodiak, orang-orang yang percaya pada zodiak cenderung mencari dan mengingat informasi yang sesuai dengan deskripsi zodiak mereka, sambil mengabaikan informasi yang bertentangan.
Selain efek Barnum, faktor-faktor psikologis lain juga berperan dalam memperkuat kepercayaan pada zodiak. Salah satunya adalah kebutuhan akan validasi dan penerimaan. Manusia pada dasarnya ingin merasa dipahami dan diterima oleh orang lain.
Interpretasi zodiak yang positif dan memberikan harapan dapat memenuhi kebutuhan ini. Selain itu, manusia juga memiliki kecenderungan untuk mencari pola dan makna dalam informasi acak.
Dalam konteks zodiak, orang-orang mungkin mencoba mencari pola atau korelasi antara peristiwa-peristiwa dalam hidup mereka dan ramalan bintang, meskipun korelasi tersebut sebenarnya tidak ada.
Kemudian seperti yang sudah disinggung di atas, pengaruh media dan budaya populer juga memainkan peran penting dalam penyebaran informasi zodiak. Film, televisi, dan media sosial sering kali menampilkan karakter atau cerita yang berkaitan dengan zodiak, yang dapat meningkatkan minat dan kepercayaan masyarakat terhadap zodiak.
Faktor lingkungan juga berpengaruh. Dalam konteks zodiak, lingkup pertemanan seseorang dapat mempengaruhi mereka untuk mempercayai ramalan zodiak sebab setiap perkumpulan topik zodiak ini sering kali dibahas.
Kepercayaan pada zodiak dapat memiliki dampak positif dan negatif. Di satu sisi, zodiak dapat memberikan rasa nyaman dan harapan bagi sebagian orang.
Di sisi lain, kepercayaan yang berlebihan pada zodiak dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang tidak rasional atau mengabaikan fakta yang lebih jelas.
Dari sisi ilmu pengetahuan sendiri, astrologi dan zodiak tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat. Penelitian-penelitian ilmiah telah berulang kali gagal membuktikan adanya korelasi antara posisi planet saat kelahiran dan kepribadian atau nasib seseorang.
(*)
Kekuatan Emosi: Bagaimana Perasaan Kita Memengaruhi Keputusan Sehari-hari? |
![]() |
---|
Hari Terakhir Daftar SNBP 2025, Cek Prodi di Universitas Brawijaya yang Paling Banyak Terima Maba |
![]() |
---|
29 Juni Zodiak Apa ? Inilah Ramalan Zodiak yang Lahir di Bulan Juni Sesuai Hitungan Astrologi |
![]() |
---|
Ramalan Zodiak Sabtu 2 Maret 2024, Gemini Cobalah untuk Lebih Bijaksana |
![]() |
---|
Ramalan Zodiak Kamis 29 Februari 2024, Leo Penuh Optimisme, Cancer Waspada |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.