Berita Viral

Cewek Bandung Korban Cabul Dokter di Malang ungkap Pelaku yang Mesum dan Pegang-pegang usai Buka Bra

Saat itu sang dokter minta cewek buka bra. Tangannya mulai gerepe-gerepa sampai ke payudara korban. Dan sejurus kemudian ia foto

Editor: Budi Rahmat
Tribun Jakarta
CABULI PASIEN - Seorang dokter di Malang cabuli pasien dengan cara yang bikin syok korban 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Cewek Bandung yang jadi korban pencabulan dokter di Malang menceritakan bagaimana gatalnya si dokter .

Mulai mengirim hasil rontgen dari nomor pribadi si dokter, sampai dengan chat malam nanya kabar hingga berujung ia diminta buka bra.

Ya, si cewek yang berinisial QAR (31) syok dan kaget kala dokter menjadi mesum . Karena tangannya justru pegang payudara dan juga melakukan perekeman menggunakan handphone.

Baca juga: NASIB Nathalie Holscher usai Videonya Disawer Ratusan Juta bikin Malu Bupati Sidrap, Saya Diundang

Sempat risih , QAR berussaha menutup payudaranya agar dokter tak menaljutkan aktifitasnya

Berikut ini Cerita Cewek Bandung

Peristiwa dugaan pelecehan seksual itu terjadi pada tahun 2022. Namun, QAR baru memberanikan diri mengungkap peristiwa yang dialaminya pada tahun 2025.

Korban didampingi pengacaranya, Satria Marwan secara resmi telah melaporkan dugaan pelecehan yang dilakukan dokter AY di Persada Hospital Malang ke Polresta Malang, Jumat (18/4/2025).

Kronologi Versi Korban

Korban berinisial QAR mengaku dilecehkan seorang dokter di RS Persada Hospital Malang.  Saat itu, ia sedang berlibur ke Malang pada tahun 2022.

"Pada bulan September itu, saya berangkat sendirian ke Malang buat liburan. Tetapi karena saya ini orangnya ringkih, akhirnya saya mengalami sakit," jelas QAR saat dikonfirmasi lewat telepon pada Rabu (16/4/2025).

Selanjutnya, ia mencari informasi tentang rumah sakit terbaik di Malang secara online dan diarahkan ke Persada Hospital yang ada di Kecamatan Blimbing Kota Malang.

"Lalu di tanggal 26 September 2022 sekira jam 01.00 WIB dinihari, saya menuju ke Persada Hospital dan masuk lewat Instalasi Gawat Darurat (IGD). Lalu, disitu saya ketemu dengan dokter berinisial AY dan diperiksa terus sempat diinfus," terangnya.

Dalam pemeriksaan itu, pasien QAR didiagnosa mengalami sinusitis dan vertigo berat serta harus dilakukan pemeriksaan rontgen.

Namun ternyata, hasil rontgen tersebut tidak langsung keluar. Setelah itu, AY mengarahkan QAR ke bagian meja perawat (suster) dan diminta untuk memberikan nomor kontak Whatsapp.

Baca juga: Tubuh Polos Mahasiswi di Kamar Mandi Direkam Dokter, Lagi Asyik Terdengar Teriakan

Selanjutnya, ia pun diperbolehkan meninggalkan rumah sakit.

"AY ini bilang untuk menyerahkan nomor kontak Whatsapp (WA) ke meja suster. Alasannya, hasil rontgen akan dikirim oleh pihak rumah sakit ke nomor WA saya," tambahnya

Namun ternyata kondisinya tak membaik. Malam harinya, ia kembali lagi ke rumah sakit tersebut lalu diobservasi dan kemudian dipindahkan ke ruangan kamar VIP.

Kemudian keesokan harinya atau di tanggal 27 September 2022, hasil rontgennya telah keluar.

Namun QAR dibuat terkejut, karena yang memberitahu lewat Whatsapp tentang hasil rontgen itu bukanlah nomor WA rumah sakit, melainkan nomor WA dari dokter AY tersebut.

Awalnya, QAR berpikiran positif karena hanya sekedar mengabarkan hasil rontgen. Namun ternyata, dokter AY justru semakin intens melakukan chat yang justru mengarah ke hal pribadi.

"Di dalam chatnya, AY tanya kabar saya lalu tanya sudah tidur kah sambil juga menawarkan kopi. Tetapi chat itu tidak saya balas, karena saya merasa dokter kok seperti ini," imbuhnya.

Ketika menjalani rawat inap tersebut, tiba-tiba dokter AY melakukan kunjungan ke kamar sambil membawa stetoskop.

Padahal di saat itu, QAR sedang dijenguk oleh temannya dan kemudian temannya itu berpamitan pulang.

Di saat itulah, gelagat aneh itu mulai terlihat. Diawali ketika dokter AY menutup seluruh gorden kamar inap lalu menyuruh QAR membuka baju rawat inapnya.

"Alasannya mau diperiksa dan meski sudah tidak nyaman, tapi masih menuruti. Setelah itu, AY menyuruh saya buka bra. Dari situ saya mulai berpikir, kok jadi seperti ini dan hal itu membuat saya bingung sekaligus ketakutan. Akhirnya, saya menuruti dan membuka bra," bebernya.

Selanjutnya, ia melakukan pemeriksaan dengan cara menempelkan stetoskop ke bagian dada kiri dan kanan sekaligus terus menyenggol bagian payudara dari QAR.

Baca juga: Cerita Horor Warga Bekasi Bekerja Judol di Kamboja, Ada yang Disetrum, Dijual Organ Tubuhnya

Lalu tidak lama kemudian, si dokter AY mengeluarkan handphone nya.

"Saya bilang, ngapain dok kok mengeluarkan HP. Si AY menjawab mau balas WA teman, jadi posisinya tangan kanan masih pegang stetoskop menempel di dada kanan saya dan tangan satunya memegang HP,"

"Tetapi, posisi HP nya itu berada tepat mengarah ke dada saya. Langsung saya tarik baju ke atas dan menutup bagian dada, dan saya bilang ke AY mau tidur istirahat," bebernya.

Setelah itu, AY menghentikan perbuatannya dan langsung keluar kamar. Lalu keesokan harinya, QAR diperbolehkan pulang karena kondisi yang sudah membaik..

Respon RS Persada

Dokter Forensik dan Medikolegal, dr. Galih Endradita, Sp.FM, FISQua yang juga sekaligus Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi Persada Hospital Malang mengatakan, dari hasil penyelidikan secara internal, didapati bahwa memang benar QAR menjalani perawatan di Persada Hospital pada September 2022.

Namun hingga dua tahun berselang, pihak rumah sakit sama sekali tidak menerima laporan komplain atau keluhan dari terduga korban. 

"Kami baru tahunya di tahun ini dan itu pun diinformasikan dari media. Karena selama ini, kami tidak menerima laporan komplain atau keluhan apapun dari pasien tersebut," ungkap Galih dalam konferensi pers yang dilaksanakan di Persada Hospital Malang, Jumat (18/4/2025).

Galih menyatakan bahwa terduga pelaku yaitu dokter AY telah menjalani sidang kode etik dan disiplin di tingkat internal rumah sakit.

"Dari keterangan yang bersangkutan (dokter AY), bahwa ia telah melakukan pemeriksaan ke pasien (terduga korban QAR) sesuai dengan standar medis. Namun, keterangan tersebut masih akan kami pastikan dan kami lakukan pendetailan lagi," jelasnya 

Untuk mendalami terkait kejadian dugaan pelecehan seksual tersebut, pihak rumah sakit akan berkomunikasi dengan terduga korban.

Karena sejauh ini, pihak rumah sakit baru mendengar atau memperoleh informasi kronologi korban dari postingan media sosial.

"Kami akan berkomunikasi untuk mendapatkan informasi langsung dari pasien tersebut, karena harus cover both side. Barulah dari situ diambil sikap final dan diambil suatu keputusan," ungkapnya.

Namun sebagai langkah awal, pihak manajemen rumah sakit telah mengambil sikap tegas. Yaitu menonaktifkan AY selama proses persidangan etik dan disiplin yang dijalaninya.

Sementara itu, Supervisor Humas Persada Hospital, Sylvia Kitty Simanungkalit, S. Si., MMRS menyayangkan adanya dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh dokter AY terhadap pasien.

"Kami sangat prihatin dan sangat menyayangkan adanya tuduhan tersebut," jelasnya.

Baca juga: Cerita Pelaku Begal yang Menyerahkan Diri Usai Teringat Ayah yang Sakit Asma

Dia juga menegaskan, bahwa Persada Hospital Malang tidak mentoleransi pelanggaran etik dalam bentuk apapun.

"Bilamana memang terbukti, maka manajemen Persada Hospital akan mengambil tindakan tegas dengan memberhentikan secara tidak hormat dan menyerahkan masalah ini menurut aturan hukum yang berlaku maupun disiplin tenaga kesehatan," tandasnya.

Sosok Dokter AY

Persada Hospital Malang mengungkap perilaku dokter AY selama ini sebagai dokter rumah sakit. 

Diketahui, dokter AY adalah dokter di Persada Hospital Malang yang diduga telah melakukan pelecehan seksual terhadap pasiennya berinisial QAR (31).

Pihak rumah sakit menyebut perilaku dokter AY tidak menunjukkan adanya keanehan ataupun penyimpangan.

Dokter Forensik dan Medikolegal, dr. Galih Endradita, Sp.FM, FISQua yang juga sekaligus Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi Persada Hospital Malang mengatakan, bahwa dokter AY telah bekerja di Persada Hospital sejak tahun 2019.

"Jadi yang bersangkutan (AY) ini masuk sebagai dokter di Persada Hospital sejak tahun 2019. Tetapi sebelumnya, ia sudah bekerja di beberapa rumah sakit," jelasnya dalam konferensi pers, Jumat (18/4/2025).

Namun sebelum diterima bekerja di Persada Hospital, AY diharuskan menjalani beberapa tahapan tes sama seperti penerimaan pegawai pada umumnya

"Tentunya, ada beberapa tahapan tes. Seperti psikotes maupun tahapan tes wawancara sesuai dengan standar kelaikan yang diberlakukan rumah sakit," tambahnya.

Dan selama itu pula mulai sejak diterima bekerja hingga akhirnya mencuat kasus ini, Persada Hospital Malang mengaku bahwa perilaku dokter AY tidak menunjukkan adanya keanehan ataupun penyimpangan.

"Menurut kami, perilakunya wajar (tidak menunjukkan adanya keanehan ataupun adanya penyimpangan)," terangnya.

Hingga saat ini, pihak Persada Hospital Malang masih melakukan penyelidikan internal untuk mendalami kejadian dugaan pelecehan seksual tersebut.

Empat Korban

Dari penelusuran awal, setidaknya ada empat pasien wanita yang menjadi korban dokter AY di Persada Hospital Malang.

Satria Marwan, pengacara yang mewakili QAR (31), salah satu korban, mengungkapkan para korban dokter AY mulai berani mengungkapkan peristiwa yang terjadi setelah QAR berani buka suara di media sosial (medsos).

QAR didampingi Satria Marwan secara resmi telah melaporkan dugaan pelecehan yang dilakukan dokter AY  di Persada Hospital Malang ke Polresta Malang, Jumat (18/4/2025).

"Kami telah mendapat informasi ada korban lainnya sebanyak tiga orang. Apabila dihitung dengan klien kami, maka totalnya ada empat korban dengan pelaku dokter yang sama," ujar Satria seusai mendampingi QAR melapor ke Polresta Malang, Jumat.

Bukti-bukti terkait perlakuan terduga pelaku melecehkan para korbannya sedang dikumpulkan.

Dalam waktu dekat, ia segera berkomunikasi dengan terduga korban lainnya terkait langkah yang akan diambil.

"Saya belum bisa menyebutkan siapa korban lainnya. Yang pasti, modusnya hampir sama dengan pelaku dokter yang sama dan di rumah sakit yang sama," terangnya.

Modus hampir sama. Mulai dari melakukan spam chat, menggoda hingga mengajak nonton.

"Kejadiannya di tahun berbeda-beda. Dengan modus yaitu spam chat, goda-goda, hingga ngajak nonton konser dan lain sebagainya," jelasnya.

Sementara itu, Satria menyesalkan tidak ada komunikasi maupun permintaan maaf dari rumah sakit tempat terduga pelaku bekerja.

Seharusnya, pihak manajemen rumah sakit langsung mengutarakan permintaan maaf dan bukan hanya sebatas menonaktifkan terduga pelaku.

"Saya pikir tidak ada ruginya rumah sakit mempertahankan nama baik dengan meminta maaf, tetapi nyatanya sampai sekarang tidak ada permintaan maaf. Oleh karenanya, kami sangat menyayangkan sekali," tandasnya. (SuryaMalang)

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved