Gubri Abdul Wahid Tegas Larang Perpisahan di Luar Sekolah : Jangan Jadi Ajang Pamer

Gubernur Wahid meluruskan bahwa dirinya tidak melarang acara perpisahan. Ia hanya mengingatkan agar kegiatan tersebut digelar secara wajar

Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Sesri
Dok Humas Pemprov Riau
ABDUL WAHID - Gubernur Riau Abdul Wahid saat memberikan arahan dalam sebuah kegiatan beberapa waktu lalu. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU – Larangan Gubernur Riau Abdul Wahid terkait perpisahan sekolah yang digelar secara mewah di luar sekolah belakangan ini menuai tanggapan beragam dari masyarakat.

Ada yang mendukung karena dinilai tepat, namun ada pula yang kurang sependapat.

Menanggapi polemik tersebut, Gubernur Wahid meluruskan bahwa dirinya tidak melarang acara perpisahan. Ia hanya mengingatkan agar kegiatan tersebut digelar secara wajar dan tidak memberatkan orang tua siswa.

“Boleh saja mengadakan perpisahan, tapi cukup di sekolah dan dengan cara sederhana. Yang kami larang adalah acara yang berlebihan dan dilangsungkan di luar sekolah dengan biaya mahal,” jelas Wahid, Jumat (2/5/2025).

Menurutnya, perpisahan bisa menjadi momen penting yang meninggalkan kenangan manis bagi para siswa.

Namun, bukan berarti harus dirayakan secara mewah yang akhirnya menimbulkan beban finansial bagi orang tua.

“Anak-anak tetap butuh momen perpisahan, itu penting. Tapi jangan sampai acara itu justru menyulitkan orang tua. Jangan sampai ada yang harus berhutang hanya karena ingin anaknya bisa ikut acara perpisahan,” tegasnya.

Wahid menambahkan, Pemprov Riau sudah menggratiskan biaya pendidikan demi mengurangi angka putus sekolah.

Namun, ia masih menemui banyak keluarga yang kesulitan membiayai kebutuhan lain seperti transportasi sekolah. Karena itu, ia meminta agar jangan lagi ada tambahan pengeluaran yang tidak penting.

Baca juga: Tak Dilarang, Ini Syarat Acara Perpisahan Siswa dan Wisuda PAUD di Kampar Riau

Baca juga: SMPN 4 Pekanbaru Pastikan Tak Gelar Perpisahan Siswa, Begini Kata DPRD Pekanbaru dan Komite Sekolah

“Saya ingin pendidikan di Riau benar-benar ramah bagi semua kalangan. Kita sudah gratiskan sekolah, tapi kalau masih ada biaya lain yang memberatkan, maka usaha kita bisa sia-sia. Anak bisa saja malu kalau tak ikut perpisahan, lalu orang tua terpaksa cari pinjaman. Ini yang ingin kita hindari,” ujarnya.

Ia juga mengimbau para kepala sekolah di seluruh Riau agar mematuhi Surat Edaran Dinas Pendidikan yang sudah jelas melarang kegiatan perpisahan di luar sekolah dan mewajibkan semua kegiatan dilakukan secara sukarela tanpa pungutan tinggi.

“Jangan jadikan acara perpisahan sebagai ajang bermewah-mewahan. Lebih baik buat acara yang sederhana tapi bermakna. Intinya, jangan sampai anak-anak yang tidak mampu justru merasa terpinggirkan,” kata Gubri.

Selain itu, Wahid juga menyoroti soal study tour. Menurutnya, kegiatan semacam itu boleh dilakukan asal bertujuan edukatif, bukan sekadar untuk rekreasi.

“Study tour boleh asal benar-benar untuk pembelajaran. Tapi kalau cuma untuk jalan-jalan, itu tidak perlu,” katanya.

Melalui kebijakan ini, Gubernur Wahid ingin memastikan bahwa pendidikan di Riau bersifat inklusif, adil, dan tidak memberatkan siapa pun.

Ia pun mengajak semua pihak, mulai dari Dinas Pendidikan, pengawas sekolah, hingga komite sekolah, untuk bersama-sama mengawal pelaksanaannya.

“Pendidikan harus meringankan beban, bukan menambah beban. Mari kita pastikan semua anak bisa sekolah dan merasa dihargai tanpa harus memikirkan biaya tambahan yang tidak perlu,” katanya.

(Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgiono)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved