Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

172 Siswa di Sumsel Keracunan Massal Usai Santap Makanan Bergizi Gratis, Program MBG Disetop

Para siswa tersebut mengalami keracunan makanan diduga seusai menyantap Makanan Bergizi Gratis yang digelar disekolah mereka

Editor: Muhammad Ridho
Tribunpekanbaru.com/Fernando Sikumbang
KERACUNAN - Ilustrasi Menu makan siang bergizi gratis yang disajikan bagi peserta didik 

Untuk diketahui, program Makan Bergizi Gratis di Kabupaten PALI mulai dijalankan sejak 3 bulan yang lalu.

Pada tahap awal uji coba makanan ini, ada 22 sekolah jenjang pendidikan Paud, SD,SMP dan SMA di Kecamatan Talang Ubi dengan 3000 siswa penerima manfaat.

Terdapat 1 dapur SPPG untuk pendistribusian Makanan Bergizi Gratis untuk 3000 siswa tersebut, yang dikelola oleh Yayasan Vieki Indira dengan Penyedia CV Kita Lestari.

Saat kejadian keracunan masal pada hari senin kemarin, pihak pengelola menyalurkan sebanyak 2400 porsi makanan dengan menu nasi, olahan ikan tongkol dan sayuran, yang didistribusikan pada jam 9 pagi dan jam 11 siang  ke 22 Sskolah penerima MBG di Kecamatan Talang Ubi. 

342 SIswa Keracunan

Sebelumnya pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka juga menelan korban.

Ratusan siswa SMP Negeri 35 Bandung, Kota Bandung, keracunan setelah menyantap menu program MBG, Selasa (29/4/2025).

Gejala yang mereka alami adalah mual-mual dan diare.

Menu MBG yang disajikan di sekolah dan disantap oleh siswa tersebut yakni nasi putih, makaroni saus mushroom, kakap krispi, tempe barbeque, mix vegetable, dan buah melon.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian mengatakan, berdasarkan hasil penelusuran, total siswa SMP Negeri 35 Bandung yang mengalami keracunan setelah menyantap menu MBG tersebut kurang lebih mencapai 342 orang.

"Betul (keracunan), kurang lebih segitu ya karena kita masih mendata, kemungkinan ada penambahan karena saya belum cek lagi," ujarnya saat dihubungi, Kamis (1/5/2025).

Ia mengatakan, semua siswa yang mengalami keracunan tersebut hanya mengalami pengobatan secara mandiri dan hingga saat ini dipastikan tidak ada yang sampai menjalani perawatan di rumah sakit maupun puskesmas.

"Sebagian besar siswa itu berobat sendiri, ada yang ke puskesmas, ada yang ke dokter tapi mereka datang sendiri. Tapi ada satu orang yang berobat ke Salamun karena ayahnya kerja di Salamun, tapi tidak ada yang dirawat," kata Anhar.

Kendati demikian, pihaknya juga memastikan akan terus melakukan pemantauan terhadap siswa yang menjadi korban keracunan tersebut hingga mereka benar-benar pulih.

"Kami akan juga masih melakukan pengawasan termasuk terhadap siswa-siswi yang mengalami keracunan," ucapnya.

Untuk saat ini, sebagian siswa sudah mulai pulih, tetapi para siswa tersebut masih perlu istirahat total untuk memulihkan kondisinya supaya bisa belajar seperti biasa.

( Tribunpekanbaru.com )

Sumber: Tribun Sumsel
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved