Berita Viral

Sedih, Tas Para Guru Korban Kecelakaan di Purworejo Masih Tertinggal di Sekolah, Ruang Guru Hening

Suasana hening menyelimuti SDIT As Syafi'iyah Mendut, Magelang. Ruang guru yang biasanya penuh canda dan aktivitas kini berubah menjadi sunyi.

Editor: Muhammad Ridho
Tangkapan layar dari video TikTok @eniliky)
SUASANA KELAS HENING - Suasana ruang guru SDIT As Syafi'iyah Mendut yang kosong pascakecelakaan. Terlihat tas-tas milik guru korban masih tertinggal di dalam kelas. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Suasana hening menyelimuti SDIT As Syafi'iyah Mendut, Magelang.

Ruang guru yang biasanya penuh canda dan aktivitas kini berubah menjadi sunyi.

Tak ada seorang pun guru terlihat di ruangan itu.

Yang tertinggal hanyalah tas-tas milik para guru yang menjadi korban kecelakaan maut di Purworejo.

Kabarnya mereka meninggalkan tas karena memang akan takziah ke Purworejo

Rombongan berangkat dari SD IsIam Tahfidz Quran As-Syafi'iyah Magelang ke Purworejo menggunakan 5 unit mobil, pada pukul 10:00 WIB.

Dalam video yang diunggah akun TikTok @eniliky, tampak jelas ruangan itu kosong.

Di atas meja masih ada tumpukan kertas, botol minum, dan buku-buku bahan ajar yang dibiarkan begitu saja.

Menurut pihak sekolah, para guru yang menjadi korban dikenal sebagai sosok yang dekat dengan siswa dan sesama rekan kerja.

Sebagai bentuk penghormatan, pihak sekolah memutuskan untuk meliburkan kegiatan belajar mengajar selama beberapa hari.

Karangan bunga ucapan duka cita memenuhi halaman sekolah.

Kronologi Kecelakaan di Purworejo

Kecelakaan tragis terjadi pada Rabu, 7 Mei 2025 sekitar pukul 11.00 WIB di Jalan Provinsi Magelang–Purworejo, tepatnya di Desa Kalijambe, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Menurut informasi dari akun Instagram lokal @purworejoku dan laporan Kompas TV, sebuah dump truk bermuatan pasir melaju dari arah Magelang menuju Purworejo.

Truk mengalami rem blong, menyebabkan pengemudi kehilangan kendali.

Truk melaju liar dan menabrak beberapa kendaraan di depannya, termasuk sebuah angkot jenis Kopada yang membawa rombongan guru dan warga dari Mendut, Magelang.

Mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah duka KH. Barzakki di Desa Penungkulan, Kecamatan Gebang, Purworejo, untuk bertakziah.

Dalam kecelakaan itu, total 17 orang menjadi korban. Rinciannya:

11 orang yang berada di dalam angkot, termasuk para guru, dinyatakan meninggal dunia di lokasi kejadian.

4 orang lainnya mengalami luka berat.

2 orang yakni sopir dump truk serta seorang warga pemilik rumah di dekat lokasi mengalami luka-luka.

Ketua IPPNU Mungkid Ikut Tewas

Salah satu korban tewas adalah Meliani Septiani Putri.

Melani Septiani merupakan Ketua IPPNU Kecamatan Mungkid dan juga bagian dari LTN PCNU Kabupaten Magelang.

Melani berasal dari Blabak, Ambartawang, Mungkid, Magelang.

Saat kejadian, Melani sedang berada dalam angkot bersama rombongan guru.

Angkot tersebut ditabrak truk tronton bermuatan pasir yang diduga mengalami rem blong saat melaju di jalur menurun yang rawan kecelakaan.

Peristiwa tragis itu tak hanya mengakhiri perjalanan hidupnya, tapi juga menghentikan banyak rencana yang sedang ia bangun.

Dilansir dari berbagai sumber, banyak orang yang mengenal Melani bukan sekadar aktivis.

Ia adalah sosok ceria yang suka tersenyum dan selalu hadir dalam kegiatan sosial, bahkan saat hari libur.

Melani juga dikenal sebagai guru yang sabar dan penuh perhatian terhadap anak-anak.

Beberapa bulan terakhir, Melani tengah menyusun program literasi digital khusus untuk pelajar perempuan di pesantren.

Program itu digagas bersama rekan-rekannya di IPPNU dan LTN NU.

Tujuannya adalah agar generasi muda bisa lebih mandiri dan cakap menghadapi tantangan dunia digital.

( Tribunpekanbaru.com / Tribunjateng )

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved