Berita Viral
Penipuan di Mesin ATM : Tak Disangka, Pria yang Ikut Antri Ternyata Penipu, Uang Rp 17,5 Juta Lesap
Dengan mudahnya uang Rp 17 juta pria ini lepas. ia tak menyangka jika pria dibelakangnya adalah penipu yang menyaru jadi nasabah bank
TRIBUNPEKANBARU.COM - Panik setelah kartu ATM nya tertelan mesin ATM, pria di Jogja ini malah melakukan komunikasi dengan orang asing.
Pria tersebut ternyata adalah pelaku penipuan yang kemudian menguras uang dalam rekeningnya. Pelaku yang menyaru sebagai warga yang juga mengantri di ATM nyatanya memberikan saran yang negtif.
Korban sengaja dibikin tambah panik dan kemudian diarahkan untuk melakukan perintah yang ia sampaikan.
Baca juga: CERITA Siswi SMP di Medan yang Rekayasa Penculikan, Ternyata Inilah yang Ia Inginkan
Tentu saja itu usaha pelaku agar uang dalam rekening korban bisa dikuras.
Berikut ini Cerita Lengkapnya
Seorang warga di Jogja kehilangan Rp 17,5 juta setelah kartu ATM tertelan mesin ATM.
Saldonya habis setelah mencoba saran dari pria di belakang yang sedang berpura-pura mengantre.
Insiden terjadi pada Jumat (9/5/2025), sekitar pukul 10.52 WIB di sebuah mesin ATM yang terletak di Jalan Wates km 10, Argomulyo, Sedayu, Bantul.
Korban, berinisial EV (25), warga Ngampilan, Kota Yogyakarta.
Mulanya EV bermaksud melakukan penarikan tunai.
Namun, ketika ia memasukkan kartu ATM, mesin tiba-tiba tidak merespons.
Ia mencoba membatalkan transaksi, tetapi kartu tetap tidak bisa dikeluarkan.
Saat panik, datanglah seorang pria tak dikenal yang berpura-pura membantu.
Ia menyarankan EV untuk mengetik simbol bintang, pagar, dan PIN, namun kartu tetap tertelan.
Korban merasa curiga dan memanggil temannya.
Ketika kembali, ia melihat tiga pria lain berada di sekitar ATM dengan sepeda motor matic.
Saat itu, kondisi mesin ATM terlihat sudah rusak.
Baca juga: Ritual Nyeleneh Dukun di Area Kuburan Bawa Gadis 20 Tahun, Ternyata untuk Disetubuhi
Merasa telah menjadi korban kejahatan, EV segera pergi ke kantor bank terdekat untuk memblokir kartu ATM.
Namun, informasi yang ia dapat justru mengejutkan.
Saldonya telah berkurang drastis.
Ada penarikan tunai sebesar Rp 7,5 juta dan transfer Rp 10 juta, sehingga total kerugian mencapai Rp 17,5 juta, seperti dikutip TribunJatim.com via Kompas.com, Senin (12/5/2025).
EV kemudian melaporkan kejadian ini ke Polsek Sedayu.
Kini pihak kepolisian masih menyelidiki kasus tersebut.
Demikianlah kronologi kejadian yang dipaparkan Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana.
Cara Mengatasi dan Mencegah Kartu ATM Tertelan
Setelah memahami kronologi insiden tersebut, penting bagi masyarakat untuk mengetahui langkah-langkah jika mengalami kejadian serupa.
Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan saat mesin ATM macet atau kartu ATM tertelan sebagaimana dikutip dari Tribun Jabar.
1. Hubungi Customer Service
Segera hubungi nomor layanan bank yang tertera di mesin ATM.
Layanan ini biasanya tersedia 24 jam untuk membantu proses pemblokiran kartu.
2. Kunjungi Kantor Bank Terdekat
Baca juga: GEGER, Sejumlah Perempuan Diduga jadi Korban Pelecehan Seksual, Modusnya Pengobatan Alternatif
Datanglah ke kantor cabang bank terdekat untuk meminta pemblokiran permanen dan penerbitan kartu baru.
Bawa dokumen penting seperti KTP, buku tabungan, dan jika perlu, surat kehilangan dari kepolisian.
3. Gunakan Aplikasi Mobile Banking
Beberapa bank kini menyediakan fitur pemblokiran kartu secara digital melalui aplikasi resmi mereka.
Ini adalah langkah cepat dan aman saat Anda tidak bisa langsung ke bank.
Untuk mencegah kejadian kartu ATM tertelan dan kronologi seperti EV, masyarakat bisa mengambil langkah pencegahan.
Pertama, gunakan mesin ATM yang terpercaya dan tidak rusak.
Hindari ATM dengan tanda-tanda rusak atau peringatan mencurigakan.
Lalu, jangan minta bantuan orang asing.
Jika ada kendala, hubungi pihak bank, bukan orang tak dikenal.
Ketiga, selalu ambil kartu setelah transaksi selesai.
Jangan tinggalkan kartu Anda di mesin, karena kartu bisa tertelan otomatis setelah beberapa detik.
Kronologi insiden yang dialami EV adalah peringatan keras bagi kita semua.
Modus kejahatan seperti ini bisa terjadi kapan saja dan kepada siapa saja.
Waspada, sigap, dan bijak dalam menggunakan fasilitas perbankan digital adalah kunci utama agar tidak menjadi korban berikutnya.
Peringatan Google
Bagi anda pengguna GMail sebaiknya berhati-hati. Ini merupakan peringatan serius dari google .
Hati-hati pada aktifitas yang yang tak terlihat mencurigakan di kotak masuk GMail anda. Bisa jadi itu adalah jebakan pelaku penipuan.
Parahnya pelaku bisa membobol rekening anda dan masuk ke akun privasi anda .
Ini jelas patut mendapat perhatian. Jangan sampai anda justru menjadi korbannya.
Ya, hati-hati dengan e-mail yang masuk ke Gmail, meski itu dikirim oleh sumber yang terlihat tepercaya.
Google baru-baru ini mengeluarkan peringatan darurat kepada lebih dari dua miliar pengguna Gmail di seluruh dunia, setelah terungkapnya skema phishing (penipuan online) baru yang bisa menembus sistem keamanan Gmail.
Peretasan ini berpotensi membuat pengguna kehilangan akses ke akun penting—bahkan bisa berdampak pada terkurasnya saldo rekening bank.
Banyak pengguna menjadikan akun Gmail sebagai pintu utama untuk berbagai layanan finansial seperti mobile banking, dompet digital, hingga akun e-commerce.
Ketika akun Gmail dibajak, peretas bisa mendapatkan akses reset password ke berbagai aplikasi keuangan—dan saldo rekening pun bisa terkuras dalam hitungan menit.
Serangan ini diketahui memanfaatkan layanan Google Sites untuk menyamarkan tautan palsu, sehingga tampilannya terlihat seperti berasal dari domain resmi Google.
Modus ini pertama kali diungkap oleh pengembang dan influencer kripto, Nick Johnson, lewat sebuah utas di platform X (dulu Twitter).
Ia hampir menjadi korban setelah menerima e-mail yang tampak resmi dan dikirim dari alamat no-reply@google.com—alamat yang memang biasa digunakan oleh Google untuk mengirim notifikasi penting, seperti verifikasi login atau perubahan password.
Isi e-mail menyebutkan bahwa ada permasalahan hukum terkait akun Google miliknya, dan meminta ia segera membuka tautan untuk melihat detailnya.
Jika diklik, tautan akan mengarahkan pengguna ke halaman login Google yang terlihat normal. Namun, laman tersebut ternyata palsu dan dihosting di Google Sites (sites.google.com), bukan di accounts.google.com—alamat resmi login Google. Perbedaan kecil ini sering kali tidak disadari pengguna.
Ketika pengguna memasukkan e-mail dan kata sandi mereka, data tersebut langsung jatuh ke tangan penipu. Inilah yang disebut phishing—penipuan dengan cara menyamar sebagai pihak terpercaya untuk mencuri informasi penting.
Bisa lolos sistem keamanan Google
Yang membuat serangan ini berbahaya adalah kemampuannya melewati sistem keamanan seperti DKIM (DomainKeys Identified Mail). DKIM biasanya digunakan Gmail untuk memverifikasi keaslian e-mail dan menyaring yang mencurigakan ke folder spam.
Karena e-mail benar-benar dikirim dari infrastruktur Google dan lolos tanda tangan digital, sistem memandangnya sah dan menampilkannya di kotak masuk, bahkan disatukan dengan notifikasi keamanan asli dari Google.
Dalam pernyataan resmi kepada Newsweek, Google menyatakan telah mengetahui serangan ini dan sedang mengambil langkah penanganan. Serangan tersebut disebut berasal dari kelompok peretas bernama Rockfoils.
“Kami telah mengetahui jenis serangan yang ditargetkan ini dari pelaku ancaman Rockfoils dan telah meluncurkan perlindungan selama seminggu terakhir,” ujar juru bicara Google.
Perlindungan ini disebut akan segera diterapkan sepenuhnya agar celah penyalahgunaan bisa ditutup. Google juga kembali mengingatkan pengguna untuk selalu waspada terhadap pesan e-mail yang meminta data pribadi.
“Google tidak akan pernah meminta kata sandi, kode OTP, atau verifikasi akun melalui email atau telepon,” tegas Google, dikutip KompasTekno dari The New York Post, Sabtu (26/4/2025).
Google mengimbau agar semua pengguna Gmail mengaktifkan autentikasi dua langkah (2FA) atau passkey untuk menambah lapisan keamanan. Kedua metode ini membuat akun tetap terlindungi meskipun kata sandi diketahui pihak lain.
Selain itu, mengingat pentingnya akun Gmail sebagai pusat akses ke banyak layanan digital, termasuk finansial, pengguna disarankan untuk ekstra waspada. Salah satu celah dibobol, bisa menjalar ke akun lain—dan berujung pada kerugian materi.
Tips mengenali dan menghindari e-mail phishing
Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindari jebakan phishing:
Waspadai e-mail yang memberi tekanan waktu atau menimbulkan rasa panik, seperti: "Akun Anda akan dibekukan jika tidak segera dikonfirmasi."
Cek dengan teliti alamat situs di tautan. Situs login resmi Google hanya menggunakan domain accounts.google.com.
Hindari klik tautan dari e-mail mencurigakan. Lebih aman mengetik alamat situs secara manual di browser.
Aktifkan 2FA atau passkey sebagai perlindungan ekstra.
Dengan banyaknya akun keuangan digital yang terhubung ke Gmail, menjaga keamanan e-mail bukan lagi pilihan—tapi keharusan untuk melindungi data dan isi rekening kita.
DETIK-DETIK Mobil Brio Meledak: Cairan Ini Diduga Jadi Pemicu Ledakan |
![]() |
---|
Jadi Korban Pelecehan Dokter di RS Persada Malang, Wanita Ini Dilaporkan Balik ke Polisi |
![]() |
---|
Akad Batal, Hati Ambyar: Calon Istri Ungkap Chat Pilu Bripda Tri Farhan yang Kabur di Hari Nikah |
![]() |
---|
Tiba-tiba Serma Christian Namo Melunak, Kakak Prada Lucky ungkap Adanya Dugaan Upaya Pembungkaman |
![]() |
---|
Bertemu Try Sutrisno, Gibran Rakabuming Langsung Dapat Wejangan, Orang Dalam Ungkap Info Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.