Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Ketakutan Warga Akibat Serangan Harimau Sumatera di Inhil, Mau Lebaran Haji Tak Bisa Panen di Kebun

Dalam kurun waktu 3 bulan belakangan tidak ada warga Desa Griya Mukti Jaya, Kecamatan Teluk Belengkong Inhil yang berani turun ke kebun mereka.

Penulis: T. Muhammad Fadhli | Editor: Ariestia
Foto/Ist
MENCEKAM - Warga Desa Griya Mukti Jaya yang beraktifitas di kebun melihat jejak harimau sumatera beberapa waktu lalu. 

TRIBUNPEKANBARU.COM – Dalam kurun waktu 3 bulan belakangan tidak ada warga Desa Griya Mukti Jaya, Kecamatan Teluk Belengkong Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) yang berani turun ke kebun mereka.

Kecemasan dan ketakutan menyelimuti warga terhadap hewan buas harimau sumatera yang bisa saja muncul kapan saja, khususnya di sekitar area perkebunan.

Sejumlah rentetan kejadian serangan harimau sumatera terhadap ternak warga dan penemuan jejak si belang membuat warga kian takut beraktifitas.

Sejak sebelum memasuki Bulan Suci Ramadan atau pada awal maret lalu, harimau sumatera memang telah menunjukan tanda-tanda kehadirannya.

Baca juga: Kondisi Mencekam 8 Kambing Dimangsa Harimau Sumatera di Inhil, BBKSDA Riau Pasang Kamera Pemantau

Kondisi ini membuat banyak kebun kelapa warga terbengkalai tidak terawat, aktivitas sehari-hari seperti membersihkan, menyemprot dan memupuk di kebun urung dilakukan warga.

Warga hanya berani beraktivitas di kebun yang lokasinya dekat dari permukiman atau hanya berjarak sekitar 100 meter an saja, itu pun harus ditemani oleh kerabat atau bergerombol minimal 5 orang.

Apalagi kebun warga sebagian besar berada di sekitar lokasi kejadian terakhir serangan harimau sumatera terhadap ternak kambing warga di KM 8.5 dan 9 Desa Griya Mukti Jaya pada Sabtu (24/5/2025) lalu.

Warga khawatir si belang masih berada di hutan sekitaran kebun sehingga tidak menutup kemungkinan bisa menyerang warga.

“Dalam seminggu biasanya kami bisa dua kali pergi ke kebun untuk menebas atau menyemprot rumput, bahkan bisa lebih jika mendekati masa panen,” ujar Mahmud warga Desa Griya Mukti Jaya kepada Tribun Pekanbaru, Senin (26/5/2025). 

Menurut Mahmud, saat ini dirinya memiliki 3 kapling atau sekitar 20 baris kebun kelapa yang semuanya terbengkalai sejak 3 bulan terakhir akibat serangan harimau sumatera di desa tersebut.

“Saat ini saya hanya berani ke kebun yang masih di lingkup rumah saja. Kami takut karena kejadian serangan dan penampakan jejak itu banyak di sekitar kebun,” imbuh bapak satu anak ini.

Mahmud pun bingung karena saat ini sudah mendekati musim panen yang berarti intensitas untuk pergi ke kebun biasanya akan lebih sering dari biasanya, apalagi kebun sudah tidak terawat sejak kemunculan harimau sumatera ini.

“Mau dekat lebaran haji ini biasanya sudah mau panen, tapi kondisi seperti ini kita masih takut turun ke kebun, meskipun ramai-ramai tetap saja takut,” ucapnya.

Mewakili warga setempat, Mahmud berharap terdapat tindak lanjut dari pihak terkait yaitu BBKSDA Riau terhadap persoalan ini demi keberlangsungan hidup masyarakat yang rata-rata menggantungkan hidup dari hasil kebun kelapa dan peternakan ini.

“Semoga cepat ditindak lanjuti, itu lah harapan kami saat ini. Kami tidak ingin lagi hidup dalam kecemasan seperti ini, kemana-mana saja kami takut saat ini,” harap Mahmud.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved