Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Populer Riau

POPULER RIAU: Ribuan Warga Padati Pelantikan Bupati Siak dan Hasil Autopsi Dugaan Bullying di Inhu

Berita populer di Riau dalam 24 jam terakhir hingga Kamis (5/6/2024). pelantikan Bupati dan Wabup Siak dan kasus dugaan perundungan bocah SD di Inhu

Editor: Theo Rizky
Tribunpekanbaru.com/Mayonal Putra
PIDATO PERDANA -Bupati Siak dan Wakil Bupati Siak, Afni Z -Syamsurizal menyampaikan pidato perdananya usai dilantik, Rabu (4/6/2025). 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Berikut dua berita populer di Riau yang menjadi perhatian dalam kurun waktu 24 jam terakhir

Pertama adalah berita tentang pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Siak Afni Z-Syamsurizal yang dihadiri ribuan pengunjung.

Selanjutnya adalah update berita tentang kasus dugaan perundungan anak SD oleh kakak kelas yang berujung meningalnya korban, hasil autopsi jenazah korban sudah dirilis.

Pelantikan Bupati Siak

Ribuan warga memadati lokasi pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Siak terpilih, Afni Z dan Syamsurizal, Rabu (4/6/2025).

Terdiri dari relawan, simpatisan, hingga undangan dari berbagai kalangan masyarakat.

Momen, berlangsung meriah dan penuh khidmat tersebut berlansung di Gedung Panglima Ghimbam DPRD Siak.

Bupati dan Wakil Bupati Siak, Afni Zulkifli dan Syamsurizal dilantik oleh Gubernur Riau Abdul Wahid.

Acara pelantikan dimulai pukul 09.00 WIB hingga 11.30 WIB.

Pantauan Tribunpekanbaru.com menunjukkan sejumlah tokoh penting telah hadir sejak pagi.

Di antaranya Calon Bupati nomor urut satu Irving Kahar Arifin, mantan Bupati Siak dua periode Arwin AS, serta tiga mantan Gubernur Riau, Rusli Zainal, Syamsuar, dan Wan Abubakar.

Tokoh nasional Siti Nurbaya, anggota DPR RI Iyeth Bustami dan lain sebagainya. 

Afni Z dan Syamsurizal akan memimpin Kabupaten Siak, Riau, periode 2025-2030. 

Dengan pelantikan ini, Afni Z mencetak sejarah baru di Negeri Istana dengan menjadi Bupati Siak perempuan pertama.

Afni ternyata memulai karirnya, bukan dari birokrasi pemerintahan, ia dulunya,adalah seorang jurnalis.

Lantas seperti apa sosok Bupati Siak perempuan pertama tersebut?

Keluarga Sederhana

Afni lahir dari keluarga yang sangat sederhana pada 28 Juni 1985.

Masa kecilnya dihabiskan di rumah panggung kayu di pinggiran Sungai Siak, tepatnya di Kelurahan Kampung Rempak, Kecamatan Siak.

Keluarganya biasa memanfaatkan aliran sungai untuk kebutuhan sehari-hari, seperti mandi, mencuci, hingga berenang.

Hal yang biasa dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di bantaran sungai kala itu. 

Di sanalah Afni tumbuh dan mengenal dunia.

Bakat kepemimpinannya sudah tampak sejak remaja.

Di SMA, ia menorehkan sejarah sebagai perempuan pertama yang terpilih menjadi Ketua OSIS SMAN 1 Siak.

Ini menjadi pencapaian yang cukup luar biasa di tengah dominasi laki-laki dalam organisasi siswa saat itu.

Afni menyadari betul kondisi ekonominya yang terbatas.

Kedua orang tuanya mengais rezeki dengan berjualan lontong di kantin sekolah.

Namun, kesederhanaan itu justru membentuk mental dan motivasinya untuk mengejar pendidikan setinggi-tingginya.

Ia merantau ke Pulau Jawa demi menuntut ilmu.

Dengan kegigihan luar biasa, ia menyelesaikan pendidikan hingga jenjang S3, menyandang gelar doktor sebelum usia 35 tahun.

Perjalanan Karir

Setelah menyelesaikan pendidikan tinggi, Afni tak serta merta masuk dunia politik.

Ia memulai karirnya sebagai jurnalis di Pekanbaru.

Afni pun sempat merambah dunia jurnalistik di Jakarta yang meliput di Istana Negara.

Dia banyak meliput isu-isu lingkungan dan sosial.

Pengalaman ini membawanya lebih jauh hingga dipercaya sebagai tenaga mediator pada konflik-konflik masyarakat di sekitar kawasan hutan.

Di tingkat daerah, Afni juga aktif dalam berbagai organisasi masyarakat.

Ia menjadi Ketua Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Siak untuk periode 2024-2029. 

Masuk Politik

Ketekunannya dalam profesinya membawanya bertemu dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, yang menjadi titik balik dalam karir politiknya.

Melalui hubungan profesional dengan Menteri Siti Nurbaya, Afni kemudian diangkat sebagai Tenaga Ahli di Kementerian LHK.

Selama hampir 10 tahun di kementerian tersebut, Afni mendapatkan pengalaman berharga.

Ia memiliki peluang memperluas jaringan politik yang membantunya dalam perjalanan politiknya.

Lantas apa yang mendorongnya masuk dunia politik?

Dalam wawancara dengan Tribunpekanbaru.com pada Minggu (1/6/2025), ia mengatakan banyak berinteraksi dengan masyarakat di kampung-kampung.

Dari sana ia banyak menemukan permasalahan hingga muncul keprihatinan.

"Kok rasanya, andailah saya memiliki kekuasaan yang lebih besar, maka suara-suara dari kaum pinggiran ini, masyarakat kecil ini bisa diperjuangkan?" tuturnya.

Dengan posisinya di kementerian, ia merasa peluang dan celah itu ada.

Apalagi mendengar permintaan masyarakat yanag mendorongnya maju Pilkada.

"Saya bilang Ok saya bismillah maju, tapi saya tidak mau calon wakil bupati, saya maunya calon bupati. Karena biar ada kebermanfaatan yang lebih dalam kebijakan-kebijakan yang diambil," tambahnya.

Pada usia 39, ia memberanikan diri mencalonkan diri dalam Pilkada Serentak 2024 dan berhasil mengalahkan pasangan petahana Alfedri–Husni. 

Afni bersama pasangannya, Syamsurizal, akan dilantik pada 4 Juni 2025 sebagai Bupati dan Wakil Bupati Siak untuk periode 2025–2030.

Kini, menjelang ulang tahunnya akhir Juni ini, ia pun mencatat sejarah sebagai bupati perempuan pertama di Negeri Istana peninggalan Sultan Syarif Kasim II.

Berikut profil singkat 

Nama: Afni Zulkifli

Lahir: 28 Juni 1985, di Siak Sri Indrapura, Riau

Riwayat Pendidikan:

  • SDN 002 Siak Sri Indrapura (1991-1997)
  • MTS Darul Hikmah (1997-2000)
  • SMAN 1 Siak (2000-2003)
  • S-1 Universitas Islam Malang (2003-2007)
  • S-2 Universitas Riau (2007-2010)
  • S-3 Universitas Pasundan (2016-2020) 

Riwayat Pekerjaan:

  • Memulai karier sebagai jurnalis di Pekanbaru dan Jakarta.
  • Menjadi Tenaga Ahli di Kementerian LHK selama hampir 10 tahun.
  • Dosen di Fakultas Ilmu Administrasi Unilak, Pekanbaru.
  • Bupati Siak Terpilih periode 2025-2030

 

Kasus Dugaan Perundungan Bocah SD di Inhu

Polda Riau telah memaparkan hasil autopsi terhadap jenazah siswa Sekolah Dasar (SD) korban dugaan perundungan di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) berinisial K pada Rabu (4/6/2025) di Pekanbaru.

Direktur Reskrimum Polda Riau, Kombes Pol Asep Dermawan memimpin konferensi pers ekspose kasus dugaan perundungan tersebut.

Hadir juga Kapolres Inhu AKBP Fahrian Saleh Siregar serta Kasat Reskrim Polres Inhu, AKP Arthur Joshua Toreh.

Tim dokter forensik yang dihadirkan yakni Supriyanto dan Muhammad Tegar.

Mereka dihadirkan dalam konferensi pers yang digelar di Mapolda Riau.

KORBAN PERUNDUNGAN - Tim forensik Polda Riau usai  melakukan proses autopsi  jenazah C di RSUD Indrasari Rengat belum lama ini. Tim dari Polres Inhu kini menyambangi SD tempat korban perundungan belajar untuk melakukan pemeriksaan sejumlah saksi.
KORBAN PERUNDUNGAN - Tim forensik Polda Riau usai melakukan proses autopsi jenazah C di RSUD Indrasari Rengat belum lama ini. Tim dari Polres Inhu kini menyambangi SD tempat korban perundungan belajar untuk melakukan pemeriksaan sejumlah saksi. (Tribunpekanbaru.com/Bynton Simanungkalit)

Hasil autopsi, sang anak berinisial K tersebut meninggal akibat infeksi sistemik pada usus buntu.

"Berdasarkan hasil yang didapat dari fakta pemeriksaan dan fakta pendukung, bahwa pada pemeriksaan mayat, usia 8 tahun, ditemukan memar pada perut, paha, dada, dan jaringan lemak perut sebelahnya kiri. Yang diakibatkan oleh kekerasan," kata dokter Supriyanto memulai memaparkan hasil autopsi.

"Selanjutnya kami menemukan beberapa kelainan diantaranya kebocoran pada daerah usus di daerah perut sebelah kanan," tambahnya.

Tim forensik pun menyimpulkan bahwa kematian sang anak akibat infeksi sistemik yang diakibatkan infeksiyang luas pada rongga perut dari pencahayaan usus buntu.

"Jadi Kami menyimpulkan bahwa sebab mati pada mayat ini adalah akibat infeksi sistemik yang diakibatkan adalah infeksi yang luas dari rongga perut dari pecahnya usus buntu," kata Supriyanto.

Terkait hasil autopsi tersebut, Tribunpekanbaru.com melakukan konfirmasi dengan bapak korban, Gimson Butar-butar.

Gimson mengungkapkan bahwa selama ini tidak ada gejala usus buntu yang dirasakan oleh korban selama ini.

"Anak saya itu tidak pernah sakit, kalau dibilang usus buntu selama ini tidak ada gejala yang dirasakan anak saya," ujar Gimson.

Menurut penuturan Gimson, K mulai merasakan sakit semenjak Senin (19/5/2025) lalu.

Sehari sebelumnya, K masih dalam keadaan sehat dan terlihat ceria.

"Hari Minggu itu anak saya masih sehat, anak saya masih ikut ibadah sama Mamaknya gak ada sama sekali mengeluh sakit," ujar Gimson.

Namun pada Senin (19/5/2025) K mulai terlihat lesu.

Selama beberapa hari kemudian, korban mengalami demam. 

Kondisinya terus memburuk hingga sempat muntah darah.

Rentang waktu korban mengalami sakit hingga akhirnya meninggal dunia, terjadi dalam waktu sepekan. 

Korban meninggal dunia pada Senin (26/5/2025) dini hari.

Terkait hasil autopsi tersebut, Gimson berkata pihaknya tidak dapat menerima hasil tersebut.

"Saya tidak terima anak saya dibilang sakit usus buntu. Sudah jelas anak saya itu dipukuli, ada luka memar di perutnya. Terhadap persoalan ini saya akan berkoordinasi dengan pengacara," tegas Gimson.

RUMAH DUKA - Keluarga dan kerabat mengunjungi rumah duka siswa kelas 2 SD di Inhu yang meninggal usai diduga dirundung kakak kelas. Semasa hidupnya korban berinisial C dikenal sebagai sosok yang cerdas bahkan semenjak TK.
RUMAH DUKA - Keluarga dan kerabat mengunjungi rumah duka siswa kelas 2 SD di Inhu yang meninggal usai diduga dirundung kakak kelas. Semasa hidupnya korban berinisial C dikenal sebagai sosok yang cerdas bahkan semenjak TK. (Tribunpekanbaru.com/Bynton Simanungkalit)

Diberitakan sebelumnya, seorang siswa kelas 2 Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) meninggal dunia diduga akibat menerima perundungan dari kakak kelasnya.

Ayah korban, Gimson Butar-butar mengungkapkan kejadian perundungan tersebut terjadi pada Senin (19/5/2025).

"Kejadian itu hari Senin, tapi saya baru tahunya hari Selasa," ujar Gimson.

Gimson mengaku sejumlah luka lebam terlihat di bagian tubuh korban berinisial C.

Luka lebam tersebut diduga akibat penganiayaan yang dilakukan oleh kakak kelas korban. 

"Selain luka lebam, anak saya juga sering mengeluh sakit," ungkap Gimson.

Karena itu, Gimson menemui pihak sekolah dan melaporkan soal kejadian perundungan yang dialami anaknya.

Mediasi kemudian dilakukan pada Rabu (21/5/2025) malam.

Saat mediasi, empat orang siswa kelas 5 di SD tersebut yang diduga terlibat perundungan turut dihadirkan.

"Mereka mengaku bahwa mereka yang memukul anak saya," ujar Gimson.

Usai mediasi, Gimson mengatakan semenjak kejadian tersebut, kondisinya anaknya semakin memburuk.

"Kondisi anak saya semakin memburuk bahkan sampai muntah darah, makanya hari Minggu kemarin saya bawa ke klinik," ujar Gimson.

Namun malang tidak dapat terelekan, korban meninggal dunia pada Senin (26/5/2025) dini hari setelah mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Indrasari Rengat.

Atas kejadian tersebut, pihak keluarga melaporkan peristiwa perundungan ini ke aparat Kepolisian.

(Tribunpekanbaru.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved