Berita Populer Riau

POPULER RIAU: Pajero Tabrak Truk di Tol Permai dan Amukan Massa di Tumang Bikin PT SSL Rugi Rp 15 M

Dua berita populer di Riau, kecelakaan Pajero Sport tabrak truk di Tol Pekanbaru Dumai dan kerusuhan di Tumang Siak bikin perusahaan Rugi Rp 15 M

Editor: Theo Rizky
Dok Ditlantas Polda Riau
KECELAKAAN - Truck colt diesel terguling di jalan tol usai ditabrak Pajero Sport di Tol Pekanbaru-Dumai, Rabu (11/6/2025) 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Ada dua berita populer yang menjadi atensi masyarakat Riau dalam 24 jam terakhir.

Yang pertama adalah kecelakaan mobil Mitsubishi Pajero Sport menabrak truk Colt Diesel hingga tergulung di Tol Pekanbaru-Dumai

Berikutnya terkait amukan massa di Kampung Tumang, Kecamatan Siak, mengakibatkan kerugian bagi PT Seraya Sumber Lestari (SSL) yang mencapai Rp 15 miliar. 

Pajero Sport Tabrak Truk di Tol Pekanbaru-Dumai

Kecelakaan lalu lintas terjadi di ruas jalan Tol Pekanbaru - Dumai.

Sebuah mobil merk Mitsubishi Pajero Sport menabrak truk Colt Diesel dari samping hingga menyebabkan truk tersebut terguling.

Insiden yang berlokasi di KM 10 B ini diduga disebabkan oleh pengemudi Pajero yang mengantuk hingga mengalami microsleep.

Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Riau, Kombes Pol Taufiq Lukman Nurhidayat mengatakan, dalam peristiwa yang terjadi pada hari Rabu (11/6/2025), sekitar pukul 11.17 WIB itu, tidak ada korban jiwa maupun luka-luka.

Taufiq menjelaskan kronologi peristiwa tersebut.

Kecelakaan bermula saat mobil Pajero Sport dengan nomor polisi BM 1394 EM yang dikemudikan oleh Thomas Wilson (29), seorang mahasiswa asal Bengkalis, melaju dari arah Pinggir menuju Pekanbaru di lajur lambat (L1).

"Setibanya di KM 10+800 B, pengemudi Pajero diduga mengalami microsleep atau mengantuk sehingga kendaraannya hilang kendali," jelas Taufiq.

Akibatnya, mobil tersebut menabrak bagian samping truk Colt Diesel bernomor polisi BM 8754 TY yang dikemudikan oleh Zainal Ngibat (26), yang saat itu juga sedang melaju di jalur yang sama.

Benturan keras tersebut membuat truk terpental, menabrak pagar pengaman jalan (guardrill), dan akhirnya terguling di lajur lambat.

Posisi akhir kendaraan Pajero Sport berada di bahu jalan, sementara truk Colt Diesel melintang dalam posisi terguling di lajur lambat.

Atas kejadian ini, Kombes Taufiq mengimbau seluruh pengguna jalan untuk lebih waspada dan memastikan kondisi fisik prima sebelum berkendara.

"Kami mengimbau kepada seluruh pengguna jalan, terutama di jalan tol, untuk memastikan kondisi fisik benar-benar prima sebelum berkendara. Jika merasa lelah atau mengantuk, jangan paksakan diri. Manfaatkan rest area yang tersedia untuk beristirahat sejenak demi keselamatan bersama," tegasnya.

Petugas PJR yang tiba di lokasi saat itu, langsung melakukan Tindakan Pertama di Tempat Kejadian Perkara (TPTKP), mengamankan barang bukti, dan mengatur arus lalu lintas.

Amukan Massa di Tumang Siak Rugikan Perusahaan Miliaran

Insiden amuk massa yang terjadi di Kampung Tumang, Kecamatan Siak, mengakibatkan kerugian besar bagi PT Seraya Sumber Lestari (SSL).

Perusahaan perkebunan yang telah beroperasi di wilayah tersebut selama beberapa tahun ini mengaku mengalami kerugian material hingga mencapai Rp 15 miliar. 

Hal itu disampaikan langsung oleh Direktur Utama PT SSL, Samuel, usai mengikuti rapat penyelesaian konflik yang difasilitasi oleh Bupati Siak, Afni Z bersama unsur Forkopimda Kabupaten Siak, Kamis (12/6/2025).

TERBAKAR - Rumah karyawan dan mobil PT SSL di Siak dibakar ribuan warga, Rabu (11/6/2025).
TERBAKAR - Rumah karyawan dan mobil PT SSL di Siak dibakar ribuan warga, Rabu (11/6/2025). (Tribunpekanbaru.com /mayonal putra)

Samuel memaparkan bahwa kerugian tersebut berasal dari pembakaran sejumlah aset milik perusahaan yang dilakukan secara masif oleh warga.

Beberapa fasilitas yang rusak meliputi kantor perusahaan, rumah karyawan beserta isinya, kendaraan roda empat dan roda dua, hingga bus pengangkut karyawan.

 “Ya, kami mengalami kerugian Rp 15 miliar,” ujar Samuel singkat namun tegas.

Menurutnya, meskipun perusahaan membuka ruang dialog untuk meredam konflik dan mengupayakan solusi damai bersama masyarakat, namun proses hukum tetap menjadi langkah yang tak bisa diabaikan.

Ia mengungkapkan laporan resmi telah mereka ajukan ke Polres Siak sesaat setelah insiden terjadi. 

“Upaya hukum sedang berlangsung, kita hormati saja prosesnya,” ucapnya saat ditemui wartawan usai rapat.

Samuel juga menegaskan  pihaknya tidak akan mencabut laporan polisi yang telah dibuat.

Menurutnya, tindakan perusakan dan pembakaran yang terjadi tidak bisa dianggap sebagai bentuk ekspresi semata, melainkan sudah masuk dalam ranah pelanggaran hukum. 

“Kami tidak akan mencabut laporan karena ini bukan soal sengketa biasa, ini tindakan kriminal yang nyata,” katanya.

Meski demikian, pihaknya tetap membuka ruang komunikasi dengan masyarakat untuk membahas akar persoalan yang selama ini menjadi sumber ketegangan.

Samuel berharap, ke depan hubungan perusahaan dengan masyarakat sekitar bisa kembali normal, tanpa mengesampingkan rasa keadilan bagi para korban di internal perusahaan. 

“Kami ingin damai, tapi juga ada kepastian hukum,” tambahnya.

Sementara itu, Bupati Siak, Dr. Afni Z dalam pertemuan tersebut menekankan pentingnya penyelesaian konflik yang berlandaskan hukum dan musyawarah.

Ia meminta semua pihak untuk menahan diri dan tidak terprovokasi oleh isu-isu liar yang dapat memperkeruh suasana. 

“Kami minta aparat penegak hukum bekerja profesional, dan masyarakat juga kami harap bersabar menunggu hasil penyelidikan,” ujar Afni dalam pernyataan resminya.

Hingga kini, Polres Siak masih melakukan penyelidikan intensif terhadap peristiwa tersebut.

Beberapa saksi telah diperiksa, dan sejumlah bukti di lapangan tengah dikumpulkan guna mengungkap dalang di balik aksi anarkis tersebut.

Aparat juga meningkatkan patroli dan pengamanan di sekitar area perusahaan guna mencegah terulangnya kejadian serupa.

Diberitakan sebelumnya, ribuan warga mengamuk ke PT Seraya Sumber Lestari (SSL), Kampung Tumang, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak, Rabu (11/6/2025).

Empat mobil perusahaan hangus, sepeda motor menjadi rangka.

Belasan bangunan, termasuk kantor dan mess karyawan dibakar warga.

As (42), satu diantara ribuan petani sawit yang mendapat surat untuk mengosongkan lahan yang telah ia tanami buka suara.

“Kami tanam sawit dari nol, pakai utang, pakai tenaga sendiri. Baru panen beberapa kali, perusahaan suruh kami angkat kaki,” ucapnya, pelan.

Beberapa hari sebelum peristiwa, surat dari PT SSL tiba di tangan warga.

Dalam surat itu, perusahaan meminta masyarakat mengosongkan lahan yang mereka klaim sebagai bagian dari konsesi.

Jika tidak, lahan tersebut akan dibabat dan ditanami akasia, bagian dari program hutan tanaman industri.

Lahan itu selama ini jadi sumber hidup warga. Seorang warga dominan mempunyai 2-5 hektar luasnya.

“Tanah kami dua hektare, kecil, tapi itu satu-satunya harapan buat keluarga,” ujar As. 

Banyak warga lain memiliki nasib serupa, bertahun-tahun menanam sawit di atas tanah yang mereka anggap sah.

Beberapa bahkan mengantongi surat garapan dari kepala kampung, atau mewarisi lahan dari orang tua.

Namun PT SSL mengklaim konsesi mereka di Tumang mencakup 19.000 hektare, angka yang persis sama dengan luas keseluruhan kampung.

Bagi warga, ini berarti semuanya bisa diklaim perusahaan, rumah, ladang, fasilitas umum, bahkan tanah kuburan.

“Kami merasa digusur, pelan-pelan, dengan surat, tanpa dialog, tanpa mediasi,” katanya. 

Meski kerusuhan meluas, sebagian warga mengaku tak pernah berniat menyakiti karyawan atau melakukan kekerasan.

“Kami hanya ingin memberi sinyal bahwa ini bukan tanah kosong. Kami hidup di sini,” ujar As.

Namun dalam situasi tanpa komando, tindakan jadi liar. Api menjalar ke gudang, ke rumah mess, ke kendaraan dinas.

Ledakan gas elpiji terdengar dari dapur-dapur kosong. Plafon ambruk. Kertas dokumen terbang di antara abu.

“Bukan berarti warga menolak perusahaan, Kami hanya ingin tanah tempat kami hidup tidak diambil sepihak,” katanya. 

Kampung Tumang adalah kampung di ujung kecamatan Siak, tak ada sinyal telepon, tak ada jaringan internet.

Akses jalan satu-satunya adalah jalur tanah berlubang yang bisa membuat mobil ambulans pun menyerah.

Ketika surat perusahaan datang, warga tidak punya banyak cara untuk membela diri.

Tak ada media yang datang. Tak ada pejabat yang turun. Suara mereka seolah hilang di semak akasia yang ditanam perusahaan.

Tak ada pengeras suara atau orator kala massa bergerak. Aksi massa muncul nyaris spontan. Mereka bergerak, dan api bicara.

Kepolisian tengah menyelidiki peristiwa tersebut. Aparat datang terlambat, tertahan medan jalan dan informasi yang terputus.

Hingga kini, suasana di kampung masih dijaga ketat.

Beberapa tokoh masyarakat mencoba mendinginkan situasi, sembari menunggu ada pihak berwenang yang turun tangan langsung.

Kasus Tumang menambah daftar panjang konflik agraria di Riau, tempat di mana izin konsesi kerap tumpang tindih dengan lahan garapan masyarakat.

Konflik antara warga lokal dan perusahaan bukan hal baru, namun selalu menemukan bentuk baru yang lebih rumit.

Di banyak tempat, konflik lahan biasanya berakhir di atas meja, dengan peta, dokumen legal, atau mediasi pemerintah. Tapi di Tumang, meja itu terlalu jauh.

Terlalu sunyi. Maka yang tersisa hanya bara dan harapan.

Kerusuhan itu langsung mendapat respons dari Bupati Siak, Afni Z.

Bupati Afni tidak datang hanya untuk meninjau dari jauh kerusuhan ini.

Ia turun langsung ke tengah kerumunan warga.

Dengan mengenakan sepatu lapangan, ia berjalan menyusuri puing serta tanah yang menghitam.

Di belakangnya tampak Komandan Kodim 0322/Siak Letkol Arh Riyanto Budi Nugraha, Kapolres Siak AKBP Eka Ariandi Putra, Camat Siak Arie Darmawan, serta Kabag Pertanahan Setdakab Siak, Zaki Kadri.

Namun, Afni memilih berada paling depan, mengambil inisiatif.

“Dapat informasi seperti ini, saya langsung hadir di tengah bapak ibu. Ini bukti bahwa kami ada bersama rakyat,” katanya, disambut sorak semangat warga.

Di tengah panasnya situasi dan asap yang belum juga hilang, Bupati Afni mencoba menenangkan suasana.

Ia mengajak warga untuk mempercayakan kelanjutan perjuangan kepada pemerintah.

“Pesan perlawanan yang bapak ibu sampaikan sudah cukup. Biar kami yang teruskan perjuangan ini. Tapi tolong, tidak perlu sampai bakar-bakar begini,” ujarnya dengan nada kecewa.

Afni mengingatkan bahwa perjuangan warga atas hak tanah bukanlah hal baru dan merupakan bagian dari prioritas pemerintah daerah.

Ia menekankan pentingnya menghargai sejarah dan eksistensi kampung-kampung lama seperti Tumang.

“Ini kampung lama. Tolong juga perusahaan hargai histori kampung-kampung seperti ini,” kata Afni.
 
Sebagai langkah konkret, pemerintah daerah akan memanggil pihak perusahaan untuk menyelesaikan konflik ini secara langsung.

Afni menekankan bahwa dalam pertemuan nanti, harus hadir perwakilan yang memiliki wewenang membuat keputusan.

“Kita bicarakan secara government to business. Tapi kalau yang datang bukan pengambil keputusan, mohon maaf, saya yang akan usir sendiri,” ucapnya tegas.

Untuk sementara waktu, Afni meminta agar semua aktivitas perusahaan dihentikan hingga kondisi benar-benar kondusif.

Di tengah puing-puing kerusuhan dan langit yang masih kelabu, Bupati Afni Z berdiri di hadapan warganya. 

Di belakangnya, jajaran pejabat TNI dan Polri tampak bersiaga, sementara bau hangus masih terasa kuat di udara.

Warga Tumang mengelilingi para pemimpin daerah, sebagian dengan wajah penuh emosi dan lelah oleh ketidakpastian.

(Tribunpekanabru.com/Rizky Armanda/Mayonal Putra)
 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved