Berita Populer Riau

POPULER RIAU: Karhutla Meluas, Heli Bom Air Rusak & Massa Tolak Relokasi TNTN Geruduk Kantor Gubri

Dua berita populer Riau, helikopter water bombing rusak saat Karhutla meluas dan berita mengenai demo tolak relokasi TNTN di kantor Gubernur Riau,

|
Editor: Theo Rizky
Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgio
WATER BOMBING - Menanggapi kondisi Karhutla yang terus meluas dan keterbatasan armada udara, Pemerintah Provinsi Riau melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mengajukan penambahan helikopter water bombing ke pemerintah pusat. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Berikut dua berita populer di Provinsi Riau dalam 24 jam terakhir.

Pertama mengenai helikompter water bombing yang bersiaga di Riau rusak, sementara kebakaran hutan dan lahan semakin meluas.

Selanjutnya berita mengenai ribuan orang yang menolak direlokasi dari TNTN menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Gubernur Riau.

Karhutla Meluas, Heli Water Bombing Malah Rusak

Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau semakin mengkhawatirkan.

Titik-titik api terus meluas dan mulai menyebabkan kabut asap di sejumlah wilayah.

Sementara upaya pemadaman di lapangan kian terbatas akibat kerusakan helikopter water bombing satu-satunya yang selama ini menjadi andalan.

Kepala BPBD Riau, Edi Afrizal, membenarkan bahwa helikopter jenis MI yang selama ini sangat membantu pemadaman dari udara mengalami kerusakan serius dan belum bisa beroperasi. 

“Saat ini heli tersebut masih dalam tahap perbaikan. Kami masih menunggu onderdil dari Amerika, jadi belum bisa dipastikan kapan bisa digunakan lagi,” ujarnya, Minggu (20/7/2025).

Padahal, helikopter itu selama ini sangat berperan dalam menjangkau titik-titik api yang berada di wilayah sulit, seperti perbukitan, lahan gambut luas, atau area dengan sumber air yang terbatas.

Ketidaksiapannya membuat petugas gabungan di lapangan bekerja ekstra keras hanya dengan armada darat.

Kondisi semakin diperparah oleh cuaca panas, angin kencang, dan medan yang sulit.

Akibatnya, pemadaman di sejumlah titik api menjadi sangat lambat dan tidak maksimal. 

Di beberapa daerah, asap dari kebakaran bahkan mulai mengganggu aktivitas masyarakat, terutama di wilayah pesisir dan perbatasan antarkabupaten.

“Petugas gabungan dari tim darat di lapangan sudah bekerja keras, tapi dengan keterbatasan armada, khususnya udara, mulai kewalahan. Apalagi di daerah perbukitan yang tidak bisa dijangkau kendaraan dan alat berat.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved