Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Regional

Kronologi Polisi Berpangkat Kombes Lempar Telur ke Mata Pegawai Warkop, Berawal Dari Pesan Mie

CV mengaku menjadi korban pemukulan oleh seorang oknum perwira polisi berpangkat Komisaris Besar (Kombes), yang diketahui berinisial R.

Editor: Muhammad Ridho
Tribunpekanbaru.com/Rino Syahril
ILUSTRASI MIE KUAH - Kronologi Oknum Polisi Berpangkat Kombes Diduga Pukul Karyawan Warkop Gara-Gara Telur Tak Sesuai Pesanan 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Seorang karyawan warung kopi (warkop) mengalami insiden yang tak terduga dI Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Karyawan berinisial CV diduga menjadi korban dalam insiden pemukulan yang dilakukan oknum Polisi.

Insiden ini terjadi di Warkop Roemah Balkot pada Sabtu, 14 Juni 2025. 

Menurut pengakuan korban, dirinya sempat dilempari telur panas ke wajah dan mendapat pukulan di depan pelanggan. 

Apa yang Terjadi ?

CV mengaku menjadi korban pemukulan oleh seorang oknum perwira polisi berpangkat Komisaris Besar (Kombes), yang diketahui berinisial R.

Kejadian tersebut sempat menghebohkan pelanggan serta warga sekitar.

Kenapa Insiden Ini Bisa Terjadi?

Masalah Sepele: Telur Setengah Matang Jadi Pemicu

Pemicu kekerasan tersebut ternyata berasal dari kesalahan kecil dalam penyajian makanan. 

Menurut pengakuan CV, Kombes R memesan mi kuah dengan dua butir telur yang dicampur langsung ke dalam mangkuk. 

Namun, telur yang disajikan ternyata tidak sesuai dengan harapan sang pelanggan.

"Telurnya dimasak setengah matang, dan mungkin tidak sesuai dengan selera beliau. Tapi saya tidak menyangka reaksinya akan seperti itu," ujar CV.

Lemparan Telur dan Pukulan di Depan Pelanggan

CV menuturkan bahwa Kombes R langsung bereaksi dengan cara yang agresif. 

Bukan hanya melontarkan protes, sang perwira diduga melemparkan telur panas tersebut ke wajah CV, mengenai area mata. 

Tak berhenti di situ, CV juga mengaku mendapat pukulan dari oknum tersebut.

"Saya dilempari telur pesanannya yang setengah matang dan masih panas ke wajah saya dan mengenai mata," ujar CV kepada awak media. "Lalu saya dipukul di depan pelanggan lain."

Insiden tersebut tentu saja menimbulkan kepanikan dan kecemasan di antara para pengunjung warkop yang tengah menikmati waktu santai mereka.

Bagaimana Tanggapan dari Pihak Warkop?

Tindakan Tegas: Blacklist untuk Oknum Polisi

Manajemen Roemah Balkot tidak tinggal diam. 

Sebagai bentuk solidaritas terhadap karyawan dan sikap penolakan terhadap kekerasan, mereka langsung mengambil tindakan tegas. 

Kombes R kini masuk daftar hitam pelanggan dan dilarang kembali ke tempat tersebut.

"Kami tidak mentoleransi tindakan kekerasan dalam bentuk apapun, apalagi terhadap karyawan kami yang hanya menjalankan tugas," ujar salah satu perwakilan manajemen warkop.

Dukungan dari Pelanggan dan Masyarakat

Warga Kota Palu, termasuk pelanggan tetap warkop, menyuarakan keprihatinan mereka terhadap insiden ini. 

Banyak yang menyayangkan tindakan sang perwira yang dianggap tidak mencerminkan etika seorang aparat penegak hukum.

"Kejadian ini menyedihkan. Seharusnya seorang Kombes bisa memberi contoh baik, bukan malah bertindak kasar hanya karena makanan tidak sesuai pesanan," ujar Arif, seorang pelanggan yang berada di lokasi saat kejadian.

Apakah Ada Respons dari Kepolisian?

Polda Sulteng Masih Bungkam

Hingga Senin, 16 Juni 2025, belum ada pernyataan resmi dari Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tengah terkait peristiwa ini. 

Wartawan yang mencoba menghubungi bagian Humas Polda juga belum mendapatkan tanggapan.

Ketidakjelasan ini semakin memicu kemarahan publik yang mendesak agar insiden ini tidak ditutupi dan diproses secara hukum.

Desakan Transparansi dan Proses Hukum

Publik menuntut agar kepolisian menunjukkan transparansi dan segera menindaklanjuti laporan atas dugaan kekerasan yang dilakukan oleh salah satu anggotanya. 

Banyak yang menilai, jika dibiarkan begitu saja, hal ini akan mencoreng institusi kepolisian.

"Kalau tidak ditindak, ini bisa jadi preseden buruk. Siapa pun pelakunya, harus bertanggung jawab secara hukum," ucap Nuraini, warga Palu yang mengikuti perkembangan kasus ini melalui media sosial.

Apa yang Bisa Dipetik dari Kasus Ini?

Etika Pelayanan dan Perlindungan Pekerja

Kasus ini menjadi pengingat penting tentang pentingnya etika dalam pelayanan dan perlindungan terhadap pekerja sektor informal seperti pelayan kafe atau restoran. 

Mereka adalah garda depan dalam interaksi publik yang sering kali menghadapi tekanan, baik dari pelanggan maupun dari kondisi kerja.

Aparat Harus Jadi Teladan, Bukan Ancaman

Seorang anggota kepolisian seharusnya menjadi contoh dalam menegakkan hukum dan menjaga ketertiban. 

Kekerasan atas alasan sepele mencederai kepercayaan masyarakat dan memperburuk citra institusi.

Hingga berita ini diturunkan, korban belum melaporkan kejadian tersebut secara resmi ke pihak berwenang. 

Namun, tekanan publik terus meningkat agar kasus ini ditangani secara terbuka dan adil.

( Tribunpekanbaru.com / Tribunjatim )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved