Berita Nasional

Beathor Suryadi, Politisi PDIP Sebut Ijazah Jokowi Bukan Dikeluarkan UGM, Tapi di Pasar Pramuka

Pernyataan mengejutkan soal Ijazah palsu Jokowi disampaikan Beathor dalam sebuah wawancara yang ditayangkan di kanal YouTube iNews TV.

Editor: Muhammad Ridho
kolase Youtube inews tv
POLEMIK IJAZAH JOKOWI: Tangkapan layar sosok politisi yang menuding ijazah Jokowi dicetak di Pasar Pramuka bukan dari UGM. Politisi tersebut juga menyebut nama-nama yang terlibat. 

"Enggak, cuma Widodo aja, itu atas penjelasan Dani Iskandar (tahun 2012)," jawab Beathor Suryadi.

Selain Widodo, kata Beathor ada satu lagi orang yang tahu soal ijazah palsu Jokowi.

Sosok tersebut kata Beathor bernama Dani Iskandar.

"Tadi Anda mengatakan Andi Wijayanto mengetahui kalau ini ijazah dicetak tahun 2012, benar demikian?" tanya jurnalis.

"Oh iya, kan partai kami partai besar, ada administrasi dan ada LO. Pak Andi itu menerimanya dari tim LO. Jadi itu sudah disortir segala macam. Jadi Pak Andi tahu bahwa ijazah yang dia pegang itu adalah ijazah yang juga pernah dibawa ke KPU DKI," ujar Beathor Suryadi.

"Iya tapi tahu itu ijazah palsu?" tanya jurnalis lagi.

"Enggak tahu, yang tahu itu cuma dua orang, yang namanya Widodo dan Dani Iskandar," imbuh Beathor.

Atas tudingan yang diurai soal isu ijazah Jokowi dicetak di Pasar Pramuka itu, sosok Beathor Suryadi jadi sorotan.

Beathor Suryadi sejatinya adalah seorang aktivis era orde baru yang pernah ditangkap saat sedang demonstrasi depan Gedung DPR.

Beathor diketahui merupakan alumni Fakultas Ekonomi Universitas Pancasila jakarta.

Ia juga sempat menjadi anggota DPR RI tahun 2014 lalu.

Tanggapan pengacara Jokowi

Terkait tuduhan Beathor Suryadi soal ijazah Jokowi katanya dicetak di Pasar Pramuka, pengacara presiden ke-7 itu akhirnya bersuara.

Pengacara Jokowi Rivai Kusumanegara menyebut tudingan yang dilayangkan Beathor tidak berdasar sama sekali.

"Terkait informasi yang beredar seolah-olah Pak Jokowi membuat ijazah palsu di Jalan Pramuka, kami selaku kuasa hukum menilai hal tersebut hanya sekadar informasi yang bersikap bebas dan tidak memiliki nilai pembuktian. Apalagi kalau kita ikuti, seolah-olah itu cerita dari cerita," ungkap Rivai Kusumanegara.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved