Mutilasi di Padang Pariaman
Pembunuhan dan Mutilasi di Pariaman : Postingan Septia Adinda bikin Netizen Geger, Ini Isinya
Inilah postingan terakhir Septia Adinda yang bikin syok sebelum ditemukan tewas termutilasi di sungai. Seoralh sduah memberikan kabar
TRIBUNPEKANBARU.COM - Seolah telah memberikan tanda-tanda, inilah postingan terakhir Septia Adinda korban pembunuhan dan mutilasi yang dilakukan oleh SJ alias Wanda.
Kejadian pembunuhan yang mengegerkan itu terjadi di Padang Pariaman, Sumatera Barat. Dan Septia Adinda adalah salah satu korbanya.
Pasalnya Wanda ternyata juga telah menghabisi dua orang lainnya yang baru diketahui setelah pembunuhannya pada Septia Adinda terungkap.
Baca juga: Sudah Viral Diduga Tipu Banyak Wanita, Oknum Polisi di Jateng Belum Diberhentikan, Ini Alasannya
Dan yang menjadi sorotan adalah postingan terakhir Septia Adinda di media sosial yang menghantak banyak orang.
Ternyata ia telah mengabari soal kematian yang kini banyak dikomentari oleh netizen.
Identitas pelaku pembunuhannya terkuak, sosok korban yakni Septia Adinda tengah jadi perbincangan.
Di media sosial, akun TikTok yang diduga milik korban sudah ramai diserbu netizen.
Khalayak ramai menyebut akun TikTok bernama septiaadinda itu adalah milik korban.
Hal itu lantaran cincin yang dipakai wanita di video sama dengan cincin milik korban mutilasi Wanda.
Karenanya, publik pun menyoroti postingan demi postingan Septia Adinda.
Dalam unggahan terakhirnya, akun Septia membagikan video dirinya sedang berdiri menghadap pantai.
Guna melengkapi postingan tersebut, Septia menuliskan kalimat singkat tentang perjalanan hidup.
"Entah seindah apa di ujung sana, yang jelas aku masih di perjalanan," tulis Septia di video yang kini ditonton lebih dari 200 ribu pengguna TikTok.
Tak cuma postingan terakhir, publik juga menyoroti unggahan Septia di tanggal 1 Mei 2025 lalu.
Dalam postingan satu bulan lalu itu, Septia sempat menyinggung soal kematian.
"Mana mungkin bekas pemain tewas dipermainkan," tulis Septia.
Gara-gara caption yang ditulis Septia itu, netizen ramai berspekulasi.
Termasuk menduga Septia sudah lama diancam oleh pelaku.
"Pasti dia dapat ancaman makanya bikin caption begitu,"
"Beberapa caption postingan akhir seolah2 m3ngisyaratkan sesuatu,"
Baca juga: LUAR BIASA, 25 Wakil Menteri Ini Rangkap Jabatan Komisaris BUMN, Sebulan Segini Gaji yang Diterima
"Real ucapan adalah doa,"
"Kata2 adalah doa. Al Fatihah,"
"Caption nya..penuh arti,"
Baca juga: Motif Pembunuhan WNA di Babakanmadang Bogor Terungkap, Ternyata Soal Utang Piutang
Motif pembunuhan dan mutilasi
Sementara itu, pihak kepolisian belakangan mengurai dugaan motif sementara pembunuhan sadis yang dilakukan Wanda.
Kepada penyidik, Wanda mengaku telah membawa lari dan menyekap Septia sejak 15 Juni 2025.
Alasan penyekapan itu karena pelaku kesal utangnya tak kunjung dibayar oleh korban.
Sebelumnya korban memang meminjam uang kepada pelaku sebesar Rp3,5 juta.
"Dari masalah utang itu, pelaku melakukan pembunuhan dengan menyekap korban," ujar AKBP Ahmad Faisol Amir.
Setelah korban tak bernyawa, Wanda pun membawanya ke area kebun lalu memutilasinya menjadi 10 bagian.
Pelaku lalu membuang potongan jasad korban ke aliran Sungai Batang Anai.
Dua hari setelahnya, warga menemukan potongan Septia dengan petunjuk dua cincin yang dipakai korban.
Usai kasus tersebut terkuak, polisi kembali menemukan fakta baru yang mengejutkan.
Diduga pelaku yakni Wanda sebelumnya juga pernah membunuh dua wanita.
Aksi pembunuhan dua wanita lainnya itu kata Wanda ia lakukan 1,5 tahun silam.
Terkait dengan kasus pembunuhan dua wanita lainnya, polisi masih mendalaminya.
"Motifnya (pembunuhan dua wanita) belum kita ketahui pasti, namun kedua korban tersebut memang pernah kami terima laporan kehilangan dari masyarakat," ujar AKBP Ahmad Faisol Amir.
Postingan di akun media sosial korban mutilasi yang menghebohkan warga Padang Pariaman, Sumatera Barat jadi sorotan.
Pasalnya, korban bernama Septia Adinda (23) itu sempat menyinggung soal kematian dalam unggahannya.
Sontak saja postingan tersebut ramai jadi sorotan setelah kasus pembunuhan sadis dan mutilasi yang menimpa Septia terkuak.
Ditemukan di Sungai
Untuk diketahui, Septia Adinda ditemukan tak bernyawa dengan kondisi tubuh termutilasi, mengapung di Sungai Batang Anai Sumbar pada Selasa (17/6/2025).
Penemuan jasad wanita dengan tubuh terpotong itu pun sontak mengejutkan warga.
Hingga akhirnya Polres Padang Pariaman berhasil menemukan pelaku pembunuhan dan mutilasi Septia.
Pelaku adalah pemuda berusia 25 tahun berinisial SJ alias Wanda.
Wanda ditangkap di rumahnya di kawasan Batang Anai pada Kamis (19/6/2025).
Terkait penangkapan pelaku, pihak kepolisian masih melakukan pendalaman perihal kasus pembunuhan sadis tersebut.
Terlebih kabarnya, Wanda bukan cuma membunuh satu wanita saja, tapi totalnya ada tiga korban.
"Mohon bersabar, kami masih terus kembangkan kasus ini dengan memeriksa yang bersangkutan (Wanda)," pungkas Kapolres Padang Pariaman AKBP Ahmad Faisol Amir, dilansir TribunnewsBogor.com dari Kompas.com, Kamis (19/6/2025).
Pembunuhan Berantai?
Tidak hanya satu korban, pelaku mutilasi berinisial SJ alias W di Padang Pariaman, Sumatera Barat diduga membunuh dua korban lainnya setahun yang lalu.
Korban Septia Adinda ditemukan dalam kondisi tubuh tidak utuh diduga dimutilasi. Potongan tubuh korban ditemukan di Batang Anai, Padangpariaman, Sumatera Barat.
Dua korban lainnya diduga dua perempuan, Siska Oktavia dan Adek Gustiana dilaporkan hilang sejak 13 Januari 2024.
Kedua jasad korban dibuang ke dalam sebuah sumur dekat rumah pelaku.
Tim gabungan dari Polres Padang Pariaman dan BPBD tengah melakukan pembongkaran sumur tersebut untuk mencari bukti dan memastikan keberadaan jasad korban.
Pelaku SJ alias W dikenal dengan sosok yang baik dan seperti masyarakat pada umumnya.
Ia diketahui warga sekitar rumahnya bergaul seperti layaknya anak seumurannya.
Salah seorang rekan kerja korban yang enggan disebutkan namanya, W dikenal dengan sosok yang biasa-biasa saja.
Ia menyebutkan W bekerja sebagai satuan pengamanan di salah satu pabrik pembuatan bahan bangunan di jalan lintas Padang-Bukittinggi, di sekitar Pasar Usang, Kabupaten Padang Pariaman.
"Di tempat kerja biasa-biasa saja, tetap bergaul, tetap bermain dan mengobrol dengan teman-teman lainnya, tidak ada yang mencurigakan," ujarnya, Kamis (19/6/2025).
Ia pun mengaku terkejut ketika mengetahui bahwa rekan kerjanya berinisial W yang dikenal baik itu terlibat kasus yang sangat mengerikan bagi dirinya.
"Kalau terkejut tentu terkejut, karena saya juga baru pagi tadi dapat kabar, langsung saya kesini, ternyata sudah ramai masyarakat dan polisi," ujarnya.
Salah seorang tetangga pelaku, Gusniati, mengatakan hal yang senada. Ia mengetahui W sebagai sosok yang biasa saja.
"Biasa saja anaknya, sering lewat, sering menyapa. Tapi ia memang jarang dirumah, karena sibuk bekerja. Kadang pulang kerja dari pabrik, ia langsung pergi ke sungai untuk menambang pasir. Jadi pulang itu kadang hanya untuk makan, tidur atau istirahat," terangnya.
Menurut Gusniati, pelaku W saat ini tinggal bersama keluarganya, namun orang tua dan saudaranya juga jarang berada dirumah.
Gusniati juga mengaku bahwa dirinya terkejut mendengar kabar tersebut.
"Tentu kami warga sekitar terkejut, karena tidak menyangka ia bisa seperti itu," katanya.
Selain itu, kata Gusniati, pelaku W diamankan oleh pihak kepolisian pada sore hari kemarin, Rabu (18/6/2025).
Selanjutnya, pada hari Kamis (19/6/2025) sekira pukul 03.00 WIB dini hari polisi bersama pelaku sudah berada di rumahnya untuk melakukan pemeriksaan.
Pantauan TribunPadang.com di lokasi, rumah pelaku dikerumuni warga yang ingin melihat proses evakuasi pembongkaran sumur yang menjadi tempat dikuburnya dua korban Sj.
Petugas dari kepolisian juga dibantu TNI tampak membongkar bagian tubuh korban yang menjadi barang bukti.
Sebuah ambulans juga tampak di lokasi untuk proses evakuasi jenazah korban.
Ketiga Korban Berteman
SJ ternyata juga sudah membunuh dua orang lainnya.
Kapolres AKBP Ahmad Faisol Amir, menyebut, dua korban lainnya tersebut dibunuh pelaku satu tahun yang lalu.
“Motifnya belum kita ketahui pasti, namun kedua korban tersebut memang pernah kami terima laporan kehilangan dari masyarakat,” ujar Kapolres.
Kapolres mengaku saat ini pihaknya sedang melakukan penggalian sumur tempat pengakuan tersangka mengubur korban setelah melakukan pembunuhan di kawasan Batang Anai.
Melalui keterangan pelaku ini, total sudah ada tiga korban yang ia bunuh, namun motifnya belum terungkap dengan jelas.
Melihat perbuatannya, pelaku sudah melakukan pembunuhan berantai, mengingat ketiga korban tersebut masih memiliki hubungan sebagai teman.
Motif Pembunuhan dan Mutilasi
Kapolres Padang Pariaman AKBP Ahmad Faisol Amir, mengungkapkan bahwa motif mutilasi yang terjadi di Batang Anai, Padangpariaman, Sumatera Barat akibat masalah utang piutang.
Kapolres menerangkan bahwa masalah utang piutang ini bermula saat korban meminjam uang pada SJ (pelaku).
Besaran pinjaman itu sebanyak Rp3.5 juta, melalui pinjaman sebesar itu korban berjanji akan mengembalikan dengan waktu yang ditentukan.
“Namun sampai waktu yang ditentukan, bahkan sudah memasuki tenggang waktu korban tidak kunjung mengembalikan uang tersebut,” ujar Kapolres, Kamis (19/6/2025).
Akibatnya, pelaku mengambil langkah gegabah dengan menyekap korban dan membawanya ke jembatang kawasan Batang Anai.
Di jembatan tersebut pelaku memotong tubuh korban sebanyak 10 bagian dan membuangnya ke aliran sungai secara terpisah.
“Penyidikan masih dilakukan secara intensif, informasi sementara seperti itu,” ujar Kapolres.
Kapolres menyebut, pelaku saat ini sudah diamankan pihaknya untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Orangtua Salah Satu Korban Meninggal
Kabar duka kembali datang dari keluarga korban mutilasi di Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar).
Orang tua dari Siska Oktavia, salah satu korban pembunuhan sadis yang diduga dilakukan oleh pelaku berinisial SJ, dilaporkan meninggal dunia pada Kamis (19/6/2025) pagi.
Informasi tersebut dibenarkan oleh sepupu korban, Suji Selsya Utami (28).
Ia menyebut sang ibu meninggal dunia akibat serangan jantung saat hendak menuju lokasi di mana jasad Siska diduga dikubur oleh pelaku.
"Iya, orang tua Siska meninggal dunia. Beliau terkena serangan jantung setelah mendengar kabar bahwa Siska menjadi korban mutilasi," ujar Suji saat ditemui TribunPadang.com.
Diketahui, jasad Siska ditemukan dikubur di rumah pelaku yang berada di Korong Sungai Buluh, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman.
Menurut Suji, sang ibu korban sempat pingsan saat berada di dekat lokasi tempat jenazah Siska diduga dikubur.
Diduga, ia mengalami syok berat karena tidak menyangka anaknya menjadi korban.
"Ibunya jatuh pingsan sekitar pukul 07.00 WIB, saat sudah berada dekat lokasi penggalian. Dugaan kami, karena syok berat. Beliau kemudian sempat dibawa ke rumah sakit, tapi nyawanya tidak tertolong," katanya.
Suji juga mengungkapkan bahwa enam bulan sebelumnya, ayah Siska telah lebih dulu meninggal dunia karena stres memikirkan anaknya yang hilang tanpa jejak.
"Enam bulan lalu, ayahnya juga meninggal dunia karena terlalu sering memikirkan keberadaan Siska yang tak kunjung ditemukan. Kini ibunya menyusul," ungkap Suji.
Siska sendiri dilaporkan hilang sejak Januari 2024 dan baru ditemukan setelah lebih dari satu tahun menghilang.
"Hilangnya sejak Januari 2024. Sudah lebih dari satu tahun," pungkas Suji.
( Tribunpekanbaru.com / artikel sebagian tayang di Tribun Padang)
Hari ke Tujuh, 4 Potongan Tubuh Septia Belum Ditemukan, Polisi Sebut Korban Dimutilasi di Pabrik |
![]() |
---|
Fakta Baru, Ternyata Koyek Mutilasi Dinda di Sebuah Pabrik di Padang Pariaman, Dugaan Keluarga Benar |
![]() |
---|
SJ Alias Wanda Renggut Kehormatan dan Nyawa Siska, Terungkap Saat Reka Adegan, Sosiolog: Psikopat |
![]() |
---|
Firasat Pilu Ayah Dengar Kabar Penemuan Potongan Tubuh di Batang Anai: Saya Yakin itu Anak Saya |
![]() |
---|
DIJEMPUT Satu per Satu, Siska Diduga Dirudapaksa lalu Dibunuh dan Dicor dalam Sumur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.