Milad Ke 17 UMRI

Milad Ke-17 Universitas Muhammadiyah Riau, Kampus Didorong Jadi Medan Jihad Membangun Peradaban

Rektor UMRI Dr Saidul Amin MA., dalam Sidang Senat Terbuka Milad ke-17 UMRI memperkenalkan sosok tokoh Muhammadiyah asal Kampar, Mahmud Marzuki

Penulis: Fernando | Editor: FebriHendra
Foto/Humas UMRI
MILAD UMRI - Ketua PP Muhammadiyah, Prof Muhadjir Effendy berfoto bersama Mendiktisaintek, Prof Brian Yuliarto, Mufti Perlis dan Rektor UMRI di sela sidang senat terbuka dalam rangka Milad Ke-17 UMRI, Sabtu (28/6/2025). 

TRIBUNPEKANBARU.COMUniversitas Muhammadiyah Riau (UMRI) tengah membangun gedung sembilan lantai yang digadang-gadang menjadi ikon baru kampus.

Gedung ini diberi nama Mahmud Marzuki Tower, sebagai bentuk penghormatan terhadap tokoh Muhammadiyah asal Kampar, Mahmud Marzuki, yang dikenal sebagai pejuang tangguh melawan penjajah Belanda dan Jepang.

Rektor UMRI Dr Saidul Amin MA., dalam Sidang Senat Terbuka Milad ke-17 UMRI, Sabtu (28/6/2025), menjelaskan bahwa penamaan gedung ini bertujuan agar semangat perjuangan Mahmud Marzuki dapat menjadi inspirasi bagi sivitas akademika UMRI. 

“Kampus bukan sekadar tempat bekerja, tetapi medan jihad membangun peradaban,” tegasnya di hadapan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, tokoh nasional, dan tamu undangan dari dalam dan luar negeri.

Acara yang berlangsung di Kampus Utama UMRI itu menjadi puncak peringatan Milad ke-17 dengan tema “Inovasi, Kolaborasi, dan Internasionalisasi.”

Hadir sejumlah tokoh penting, seperti Ketua PP Muhammadiyah Prof Dr Muhadjir Effendy MAP., Mufti Perlis, Gubernur Riau, serta Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI, Prof Brian Yuliarto, PhD.

Rektor menyampaikan bahwa usia 17 tahun bukan hanya simbol kedewasaan, tetapi momentum untuk membawa UMRI sejajar secara nasional bahkan global.

Ia menyebut UMRI kini tak hanya bermakna Universitas Muhammadiyah Riau, namun juga Universitas Muhammadiyah Republik Indonesia.

Berbagai capaian strategis turut disampaikan, mulai dari pembangunan Gerbang Kampus UMRI hasil sinergi dengan PT Pertamina Hulu Rokan, Gedung Wakaf Tajdid senilai Rp14 miliar, hingga Rumah Susun Mahasiswa (Rusunawa) dari hibah Kementerian PUPR RI senilai Rp19 miliar. Rusunawa ini ditujukan untuk mahasiswa kurang mampu maupun internasional.

Prof Dr Muhadjir Effendy yang juga mantan Menteri Koordinator PMK RI menyampaikan apresiasi atas wakaf-wakaf yang diterima dan dikembangkan UMRI. Ia juga berpesan agar UMRI terus meneladani nilai perjuangan KH Ahmad Dahlan.

“Jangan mencari konfrontasi, tapi carilah peluang agar kita mampu bertahan dan menjadi bagian dari arus zaman,” ujarnya.

Sementara itu, Prof Brian Yuliarto, dalam orasi ilmiahnya menekankan pentingnya peran pendidikan tinggi dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Ia menyampaikan 12 karakter sukses yang harus dimiliki generasi muda, termasuk keinginan kuat, perencanaan terorganisir, keyakinan, pengetahuan khusus, keputusan tegas, kerja keras dan kegigihan, otak sebagai pemancar dan peneroma hingga kekuatan pikiran bawah sadar,

“UMRI harus terus tumbuh sebagai kampus yang tak hanya unggul akademik, tapi juga membentuk karakter kepemimpinan bangsa," kata dia.

Sebagai bentuk apresiasi, UMRI memberikan reward umroh dosen UMRI yang diberikan kepada dua dosen yaitu Wiwik Norlita, AKep MKes., dan Misral, SE MM.

Penghargaan serupa juga diberikan kepada tenaga kependidikan UMRI yang diperoleh Rokhayati dan Reki Hervandi, S.Sos.

Kemudian kepada tenaga cleaning service UMRI diterima Mislan, serta media center UMRI diberikan kepada Khamidi Setyo Budi, dan mahasiswa UMRI terbaik diperoleh Aliyah Nengsih mahasiswa Hubungan Masyarakat Fak. Ilmu Komunikasi UMRI. (tribunpekanbaru.com/Fernando Sikumbang)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved