Pacu Jalur Kuansing 2025
Tarian Dikha di Atas Haluan Jalur di Sungai Batang Kuantan, Kuansing, Riau Mendunia
Rayyan Arkhan Dikha anak pacu Jalur Kuansing viral di media sosial setelah videonya saat beraksi menari di atas jalur diadopsi pemain PSG Milanello
Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: FebriHendra
TRIBUNPEKANBARU.COM,KUANSING - Rayyan Arkhan Dikha (11 tahun) masih ingat betul pagi itu ketika ia membuka ponsel dan mendapati puluhan video tentang dirinya membanjiri layar.
Videonya sedang menari di atas haluan Jalur (perahu, red) lengkap dengan busana khas Melayu Kuansing di Sungai Batang Kuantan, Kabupaten Kuansing, Provinsi Riau dan gerak tari yang unik di tengah sorak sorai ribuan penonton, viral.
Bukan hanya di Kuansing. Tidak hanya di Riau dan Indonesia, tapi menembus batas negara.
Tarian unik Dikha diadopsi oleh sejumlah megabintang bola dunia, pemain bola PSG hingga maskot AC Milan, Milanello.
Baca juga: Mengenal Goyangan Anak Tari Pacu Jalur Kuansing Riau yang Ditiru PSG dan AC Milan, Ada Makna Khusus
Baca juga: Fakta Unik Pacu Jalur Kuansing yang Kini Mendunia, Ternyata Panjang Lintasan Berbeda-beda
Akun TikTok PSG dan AC Milan pun dibanjiri komentar netizen.
Di Eropa puluhan ribu fanatik bola berkumpul di stadion untuk menyaksikan klub idolanya.
Tapi di Kuansing, ratusan ribu orang berkumpul di sepanjang tepian Sungai Batang Kuantan, bersorak sorai hingga menggema ke pelosok negeri untuk memberi semangat tim Jalur desa mereka.
Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Kuansing mengklaim jumlah penonton mencapai 400.000 hingga 500.000 per hari.
Ini bukan hanya soal Jalur, melainkan kebanggaan kampung dan marwah desa yang menjadi taruhannya.
Dikha masih tak menyangka bakal tenar dalam semalam di dunia maya karena tariannya itu.
Ia tak pernah diajari menari oleh pelatih profesional. Namun wajahnya muncul di media sosial, laman berita, bahkan video kompilasi festival.
Dikha pun belum sepenuhnya paham jika tariannya itu membuat budaya Pacu Jalur Kuansing kini mendunia.
Tapi di balik ketenaran itu, ia tetap anak kampung biasa. Tetap bermain dengan teman seusianya di Desa Pintu Gobang Kari, Kecamatan Kuantan Tengah, Kabupaten Kuansing, Riau.
Siswa SD kelas 5 pun belum menyadari jika tariannya itu menjadi simbol bahwa budaya tak pernah kecil.
Bahkan dari tepian Sungai Batang Kuantan, bisa menyapa dunia.
Dikha sudah dua tahun ini menjadi Anak Tari di tim Jalur Tuah Koghi Dubalang Ghajo dari desanya itu.
Di usianya yang masih belia, anak ke dua dari tiga bersaudara ini sudah mencintai Pacu Jalur.
Anak pasangan dari Jupriono (40) dan Rani Ridawati (35) ini pun telah tertanam bagaimana mencintai budaya dan melestarikan tradisi oleh ayahnya.
Ayah Dikha, Jupriono merupakan Anak Pacu Jalur sebagai Juru Kemudi dari tim Jalur desanya.
Sementara paman Dikha pun ikut dalam tim tersebut sebagai Timbo Ruang. Mereka pun ada dalam video yang viral itu.
Ketika ditemui di rumahnya yang hanya berdinding batako di ujung desa tak jauh dari aliran sungai Kuantan, Dika didampingi oleh Rani dan seorang konten kreator Dzikri Maulana.
Sementara ayah Dikha sedang mengantar Jalur ke Kecamatan Pangean.
Dikha dengan polosnya mengaku dari kecil ia telah bercita-cita sebagai Anak Tari.
"Dari belum sekolah, harus jadi Anak Tari Pacu Jalur," jawab Dikha polos.
Meski akan tampil pada Pacu Rayon III Pangean pada 4 Juli 2025 besok, Dikha mengaku tidak memiliki persiapan khusus.
Dia hanya akan menampilkan tariannya yang viral itu dalam laga bersama Jalur Tuah Koghi Dubalang Ghajo.
Dikha pun mengaku hanya belajar otodidak dalam menjadi Anak Tari.
Belum sempat panjang lebar berbincang, ponsel dari tim Dikha pun berbunyi.
"Ada wawancara via zoom media nasional," ujar Dzikri Maulana yang rajin memposting konten-konten Dika di medsos.
Kendati aktif posting konten Dikha di medsos, namun video yang menjadi viral bukanlah dari Dzikri. Dzikri pun belum mengetahui siapa yang memposting video tersebut.
Dikha yang polos masih terbata-bata menjawab pertanyaan dari tim salah satu media nasional.
Dzikri yang duduk di samping Dikha berusaha membantu menjawab pertanyaan dari tim media lewat zoom di laptop.
"Dia (Dikha) itu memang pendiam," kata Rani.
Rani pun mengaku tidak menyangka jika putra keduanya itu bakal viral padahal semua Jalur yang berjumlah 250 memiliki Anak Tari.
Awalnya ia diperlihatkan video seorang selebgram laki -laki, tampak dari Arab yang menirukan gerakan Dikha oleh pamannya.
"Saat itu saya berkata ke Dikha, siap-siap saja nanti viral. Tapi saya belum tahu jika yang membuat viral itu malah postingan dari akun TikTok klub bola," beber Rani.
Ditawari Kolaborasi Konten Kreator Tiga Negara
Rani pun tak menyangka jika video itu viral, sebab video itu merupakan penampilan Dikha pada Festival Pacu Jalur Tradisional di tepian Narosa pada 2024 lalu.
Rani mengungkapkan jika sudah banyak pihak yang menghubunginya usai putranya itu viral.
Mulai dari media hingga konten kreator dari berbagai negara.
"Ada yang dari Jerman, Amerika Serikat dan Dubai," ujar Rani.
Bahkan konten kreator dari Dubai tersebut ingin menemui Dikha secara langsung.
Konten kreator tersebut kata Rani mengaku kagum dengan tradisi Pacu Jalur Kuansing dan ingin menyaksikan secara langsung.
Orang Dubai itu kata Rani akan terbang dari Jakarta pada 4 Juli 2025 nanti.
"Mereka juga ingin berkolaborasi, tapi saya tidak tahu seperti apa," ujar Rani.
Viralnya Dikha menjadi secercah harapan bagi Rani, sebagai pedagang jajanan anak-anak di kampung dan suami sebagai kuli bangunan, Rani berharap Dikha sebagai pembuka rezeki keluarga.
Sejak tak lagi bekerja sebagai honorer di BPBD Kuansing, Rani berjuang mencari tambahan pendapatan keluarga dengan berjualan jajanan anak-anak di halaman rumah ibunya yang masih satu desa.
"Harapannya Dikha mendapat rezeki dari viralnya tariannya itu," ujar Rani dengan mata penuh harap.
Rani pun tak ingin mengklaim jika tarian Dikha lah yang membuat Pacu Jalur Kuansing mendunia.
Bahkan ia berterimakasih kepada semua pihak, termasuk konten kreator yang telah memposting video anaknya tersebut.
"Dengan viralnya Dika, saya harap tradisi Pacu Jalur Kuansing benar-benar mendunia hingga berdampak lebih besar lagi pada ekonomi warga Kuansing," ujar Rani.
Viralnya tarian Dhika pun membawa beralih bagi tim Jalur Tuah Koghi Dubalang Ghajo.
Tim Jalur tersebut mendapat transferan dana dari seorang sponsor dari Bali sebesar Rp 5 juta.
Mereka juga mendapat transferan dana dari Boat Dance Kita Group Jakarta sebesar Rp 20 juta.
"Ini tentunya menjadi penyemangat pegiat tradisi Pacu Jalur, tidak hanya Di Desa Pintu Gobang Kari, melainkan seluruh pegiat Pacu Jalur Kuansing," ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Kuantan Singingi Azhar mengaku bangga dengan viralnya tarian Dhika.
Azhar berharap dengan viralnya taria Dhika dapat berdampak pada kunjungan wisatwan asing ke Kuansing untuk menyaksikan Pacu Jalur Kuansing.
"Semoga viralnya video itu, Pacu Jalur Kuansing dikenal masyarakat dunia dan merkeka berkunjung ke Kuansing," ujarnya. (tribunpekanbaru.com/Guruh Budi Wibowo)
Bupati Suhardiman Amby Tegaskan Festival Pacu Jalur HUT ke-26 Kuansing Tak Gunakan APBD |
![]() |
---|
Gesa Daftarkan Festival Pacu Jalur Kuansing ke UNESCO, Kemenpar Kerja Sama dengan China |
![]() |
---|
Festival Pacu Jalur Kuansing 2025 Berakhir, PETI Kembali Obok-obok Kejernihan Sungai Kuantan |
![]() |
---|
Turunkan 330 Petugas, Aksi Bersih-Bersih Kota Pasca Festival Pacu Jalur Kuansing Berlangsung 4 Hari |
![]() |
---|
Bupati dan Kapolres Kuansing Kembali Ikut Bersihkan Timbunan Sampah Festival Pacu Jalur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.