KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam

Tragedi KMP Tunu Pratama Jaya: Pelukan Cahyani Lepas saat Gelombang Laut Menghantam

Pelukan itu adalah yang terakhir Kalinya. Febriani kehilangan istri tercinta dalam tragedi KMP Tunu Pratama Jaya

|
Editor: Budi Rahmat
Kompas com
KAPAL TENGGELAM - Febriani tak kuasa menahan sedih. Istrinya bernama Cahyani jadi korban tewas 

"Kami berangkat pukul 22.00, sampai Pelabuhan Ketapang sekitar pukul 22.30 dan langsung naik kapal," tutur Febriani saat ditemui di Posko Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, Kamis (3/7/2025).

Mobil travel yang ditumpangi pasangan muda ini kemudian naik ke KMP Tunu Pratama Jaya untuk menyeberang ke Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali.

Di tengah laut Selat Bali, keduanya merasakan kapal bergoyang.

Sebagai penumpang yang terbiasa bolak-balik menyeberang ke Bali, Febriani awalnya mengira kapal hanya goyang karena arus laut biasa.

Namun, situasi dengan cepat berubah ketika kapal mulai miring ke kiri.

Kepanikan mulai menyebar.

Para penumpang berlarian mencari pelampung dan berusaha menyelamatkan diri.

Menurut Febriani, tidak ada peringatan bahaya atau panduan keselamatan dari awak kapal. "Kami semua menyelamatkan diri sendiri, ambil pelampung sendiri," katanya.

Ia melihat lampu dan mesin kapal sudah dalam kondisi mati atau blackout.

Dalam kekacauan itu, Febriani meminta istrinya yang tidak bisa berenang untuk memeluk erat tubuhnya.

Keduanya lalu memutuskan untuk melompat ke laut sebelum kapal tenggelam.

Namun, gelombang besar yang tercipta setelah kapal terbalik dan tenggelam memisahkan mereka. "Pada saat itulah pelukan istri saya terlepas," ucap Febriani lirih.

Setelah berhasil berenang ke permukaan, ia segera berusaha mencari sang istri.

Ia berteriak memanggil nama sang istri sambil menyisir lautan yang gelap.

Namun, tidak ada jawaban. Hatinya diliputi perasaan putus asa.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved