Pacu Jalur Kuansing 2025

Togak Luan Viral, Ini Arti Gerakan Bocah Penari Pacu Jalur Kuansing Riau yang Lagi Trending

Gerakan Togak Luan menjadi trending di media sosial, apa sih arti Togak Luan dalam Anak Pacu Jalur Kuansing Riau?

Editor: Muhammad Ridho
TikTok/@psg
TARIAN PACU JALUR - Demam goayangan Anak Tari Pacu Jalur Kuansing, Riau, melanda dunia setelah sejumlah megabintang bola Paris Saint-Germain (PSG) seperti Neymar, Achraf Hakimi dan kawan-kawan mengadopsi gerakan khas Anak Tari Pacu Jalur sebagai Aura Farming saat melakukan selebrasi usai mencetak gol. 

Pasalnya, Jalur Tuah Koghi Dubalang Ghajo yang merupakan tim dari Dhika masih berlaga.

"Kemungkinan setelah laga di Rayon III selesai Dhika dan orangtuanya berangkat ke Jakarta," ujar Azhar.

Azhar mengatakan bahwa Pemkab Kuansing turut bangga terhadap viralnya Dhika hingga ke mancanegara.

Ia pun menyampaikan apresiasi kepada seluruh kreator media sosial yang telah memposting video Pacu Jalur hingga viral.

Azhar juga mengatakan bahwa Bupati Kuansing Suhardiman Amby telah menerbitkan Perbup untuk menjaga kelestarian budaya dalam even Pacu Jalur.

Dalam Perbup 25 Tahun 2025 tersebut, setiap tim Jalur diwajibkan menggunakan Anak Tari atau Togak Luan, Tumbo Ruang (komando tim di tengah) dan juga Tukang Onjai (juru kemudi).

Ketiganya juga diwajibkan menggunakan pakaian khas Melayu pada saat mengikuti tradisi Pacu Jalur.

Tim Jalur akan didiskualifikasi dari even jika melanggar Perbup tersebut.

"Perbup itu berlaku untuk seluruh Rayon di Kecamatan dan juga Festival Pacu Jalur di Tepian Narosa," ujar Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Kuansing Azhar,  Minggu (6/7/2025).

Selain untuk menjaga budaya lokal dalam tradisi Pacu Jalur, Perbup tersebut juga menekankan kelestarian alam.

Dalam Perbup tersebut juga mengatur bahwa setiap desa hanya diperbolehkan mengambil kayu sekali dalam lima tahun.

Desa yang mengambil kayu dari hutan pun diwajibkan melakukan penanaman pohon di lokasi pohon Jalur yang diambil.

"Setiap desa juga diwajibkan menyiapkan 1 hektar untuk penanaman pohon bakal Jalur. Lahan ini untuk menjaga ketersediaan pohon bakal Jalur agar tradisi Pacu Jalur tidak punah karena ketiadaan pohon," ujar Azhar.

( Tribunpekanbaru.com/ Guruh budi wibowo / kompas )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved