Berita Viral

10 Merek Beras Diduga Oplosan oleh Satgas Pangan: Topi Koki, Fortune hingga Pandan Wangi

Lebih mengejutkan lagi, sepuluh perusahaan besar yang diduga menjadi aktor utama pengoplosan ini sudah diperiksa oleh aparat.

Muhammad Idris/Money.kompas.com
ILLUSTRASI Dugaan Beras oplosan: Satgas Pangan merilis 10 merek beras ternama yang diperiksa. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Belum usai polemik pengoplosan bahan bakar Pertamax, kini muncul fakta mencengangkan terkait hajat hidup masyarakat.

Adalan bahan pangan utama rakyat, beras, ternyata juga menjadi sasaran praktik curang.

Beras oplosan itu tak hanya beredar sembunyi-sembunyi, tapi sudah sampai ke rak-rak supermarket dan minimarket.

Dikemas rapi dengan label “premium”, namun kualitasnya jauh dari harapan.

Seperti berat kemasan tak sesuai, campuran tak layak, dan mutu menipu.

Investigasi mendalam yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Satgas Pangan mengungkap bahwa 212 merek beras gagal memenuhi standar mutu nasional.

Lebih mengejutkan lagi, sepuluh perusahaan besar yang diduga menjadi aktor utama pengoplosan ini sudah diperiksa oleh aparat.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah memberantas kecurangan pangan yang merugikan konsumen.

“Ada 10 perusahaan terbesar yang sudah dipanggil oleh Bareskrim, Satgas Pangan,” tegas Amran di Kota Makassar, Sabtu (12/7/2025).

Pemeriksaan tersebut, kata Amran, menyasar produk yang tidak sesuai standar mutu, seperti volume yang dikurangi, kualitas buruk, hingga label yang menyesatkan.

Baca juga: POPULER RIAU: Gubri Bakal Gelar Mutasi, Pejabat Mulai Tak Nyaman Bekerja & Kapolri Terima Gelar Adat

Baca juga: Heboh Pejabat di Kudus Adu Jotos Rebutan LC Pada Jam Kerja di Karaoke, Bupati Janji Tindak Tegas

Kerugian Negara Akibat Beras Oplosan

Mentan Amran Sulaiman menegaskan, praktik semacam ini menimbulkan kerugian luar biasa hingga Rp 99 triliun per tahun, atau hampir Rp 100 triliun jika dipertahankan.

"Contoh ada volume yang mengatakan 5 kilogram padahal 4,5 kg. Kemudian ada yang 86 persen mengatakan bahwa ini premium, padahal itu adalah beras biasa. Artinya apa? Satu kilo bisa selisih Rp 2.000 sampai Rp 3.000 per kilogram," ujarnya dalam video yang diterima Kompas.com, dikutip Sabtu (12/7/2025).

 "Ini kan merugikan masyarakat Indonesia, itu kurang lebih Rp 99 triliun, hampir Rp 100 triliun kira-kira, karena ini terjadi setiap tahun. Katakanlah 10 tahun atau 5 tahun, kalau 10 tahun kan Rp 1.000 triliun, kalau 5 tahun kan Rp 500 triliun, ini kerugian," sambungnya.

Amran mengatakan bahwa temuan 212 produsen beras nakal itu telah diserahkan kepada Kapolri, Satgas Pangan dan Jaksa Agung untuk segera diproses secara hukum agar tidak merugikan masyarakat luas dan petani Indonesia.

Harapannya proses hukum terhadap pelanggaran tersebut berjalan cepat dan tegas, demi memberi efek jera kepada produsen beras nakal yang bermain di sektor pangan pokok nasional.

 "Mudah-mudahan ini diproses cepat. Kami sudah terima laporan tanggal 10 (Juli) dua hari yang lalu, itu telah dimulai pemeriksaan, kami berharap ini ditindak tegas," kata Amran.

Ini Merek Beras Diduga Oplosan Tidak Sesuai Regulasi

Berikut daftar merek dan produsen yang tengah diperiksa oleh Satgas Pangan berdasarkan sumber yang diperoleh Tribunnews.com:

  1. PT WG: Sania, Sovia, Fortune, Siip 
  2. PT FSTJ : Alfamidi Setra Pulen, Beras Premium Setra Ramos, Beras Pulen Wangi, Food station, Ramos Premium, Setra Pulen, Setra Ramos 
  3. PT BPR : Raja Platinum, Raja Ultima 
  4. PT UCI  Larisst, Leezaat
  5. PT BPS Tbk : Topi Koki 
  6. PT BTLA : Elephas Maximus, Slyp Hummer 
  7. PT SUL /JG : Ayana 
  8. PT SJI : Dua Koki, Beras Subur Jaya 
  9. CV BJS  : Raja Udang, Kakak Adik 
  10. PT JUS : Pandan Wangi BMW Citra, Kepala Pandan Wangi

( Tribunpekanbaru.com / Tribunnews / Kompas.com)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved