Menembus Rawa, Mengusir Asap, Upaya Mencegah Karhutla di Kabupaten Siak Riau

Topiknya adalah pesan jangan membakar lahan untuk membuka kebun.

“Kami terus mengingatkan, walau saat ini tidak ada api, tapi satu percikan saja bisa memicu bencana,” ujar Sudarmanto.

Metode penyadartahuan dari pintu ke pintu ini dianggap efektif.

Baca juga: Langkah Panjang Manggala Agni di Batas Siak–Bengkalis untuk Cegah Karhutla

Edukasi menjadi bagian tak terpisahkan dari patroli. Sebab, Karhutla terjadi erat kaitannya dengan perilaku manusia.

Ihsan Abdillah mengatakan, menjaga hutan tidak hanya pekerjaan rutin tahunan.

Baginya telah menjadi tanggung jawab. 

“Kami ingin memastikan tidak ada kabut asap tahun ini. Bukan hanya untuk Siak, tapi juga demi udara sehat di kota-kota tetangga,” katanya.

Posko patroli di Tasik Betung kini menjadi titik pantau utama.

Meski hanya dilengkapi embung dan belum memiliki sumur bor atau sekat kanal, kesiagaan tetap dijaga penuh.

Manggala Agni juga memperkuat koordinasi lintas sektor, baik dengan TNI, Polri, serta Masyarakat Peduli Api (MPA). 

“Pencegahan tak bisa sendiri, harus kerja bersama,” ujar Ihsan.

Kini, saat langit masih cerah dan udara masih bersih, tim Manggala Agni terus berjalan.

Menyusuri semak, menyisir gambut, dan menyapa warga. Setiap langkah mereka adalah upaya mencegah kabut asap yang bisa menyelimuti ribuan jiwa.

Di desa-desa, di balik pohon kelapa, di antara semak dan rawa, mereka menjaga sesuatu yang tak terlihat, yaitu udara yang layak dihirup.

(Tribunpekanbaru.com/Mayonal Putra)