Vonis Mati In Dragon di Pariaman
Ini Alasan Vonis Hukuman Mati In Dragon Dinilai Keliru, Kuasa Hukum Sempat ungkap soal Tali Rafia
Inilah alasan kuasa hukum In Dragon terdakwa pembunuh Nia Kurnia Sari bahwa vonis hukuman mati adalah hal yang keliru
TRIBUNPEKANBARU.COM - Inilah yang menjadi alasan vonis hukuman mati Indra Septiarman atau In Dragon dinilai keliru oleh kuasa hukum.
Seperti diketahui, In Dragon divonis hukuman mati pada Selasa (5/8/2025) di pengadilan Negeri Pariaman.
Vonis tersebut sejalan dengan tuntutan JPU yang sebelumnya juga telah dibacakan.
Baca juga: TARIF LISTRIK Resmi Bulan Agustus 2025, Berlaku bagi Pelanggan Rumah Tangga, Subsidi dan Non Subsidi
Namun, Vonis hukuman mati tersebut dinilai keliru oleh kuasa hukum In Dragon
Ya, Kuasa hukum In Dragon, terpidana kasus pembunuhan dan pemerkosaan gadis penjual gorengan, akan mengajukan banding.
Langkah ini diambil usai Majelis Hakim menjatuhkan hukuman mati pada In Dragon dalam sidang putusan di PN, Pariaman pada Selasa (5/8/2025).
Hakim ketua Dedi Kuswara dalam sidang pembacaan putusan tersebut, menerangkan bahwa hukuman mati ini jatuhkan pada terpidana berdasarkan fakta persidangan yang terlah berlangsung.
“Terdakwa terbukti secara sah telah melakukan pembunuhan berencana dan persetubuhan pada korban Nia Kurnia Sari,” ujar hakim ketua dikutip saat pembacaan putusan di ruang sidang cakra pengadilan.
Dua tindakan terdakwa itu sesuai dengan dakwaan primer dan dakwaan alternatif yang dibacakan oleh JPU saat sidang pembacaan dakwaan.
Berdasarkan perbuatan tersebut majelis hakim menjatuhkan hukuman pidana mati pada terdakwa In Dragon dan terdakwa tetap ditahan.
Berdasarkan putusan hakim, kuasa hukum In Dragon, Dafriyon mengaku akan langsung melakukan banding.
Menimbang adanya kekeliruan dari keputusan hakim terkait fakta dan barang bukti yang dihadirkan dalam persidangan.
“Kami akan langsung melakukan banding dan menyiapkan bahannya,” ujar Dafriyon.
Terpisah, JPU Wendri Finisa, mengambil sikap fikir-fikir dan memberikan laporan hasil putusan pada pimpinannya secara berjenjang.
JPU Terlalu Memaksakan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.