Cerita dari Kopi Gerobak Keliling, Tren Usaha Kopi di Sepanjang Jalan Pekanbaru

Kopi gerobak keliling ini telah menjadi tren di Pekanbaru. Banyak ditemukan disepanjang jalan di Pekanbaru.

Penulis: Alex | Editor: M Iqbal
Tribunpekanbaru.com/Alex
KOPI GEROBAK KELILING - Pedagang Kopiers di Jalan Arifin Ahmad Pekanbaru, Adin, melayani pembeli, Rabu (6/8/2025) sore. Usaha kopi gerobak keliling ini sedang tren di Pekanbaru. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Sepanjang jalan utama Kota Pekanbaru, tampak pemandangan baru yang kini telah menjadi suguhan sehari-hari yang tidak lagi asing. 

Kopi gerobak keliling ini telah menjadi tren. Dari Jalan Soebrantas, Arifin Ahmad, hingga ke kawasan Sudirman dan jalan-jalan lainnya, kopi gerobak keliling ini bisa dijumpai.

Bahkan keberadaan usaha kopi gerobak keliling ini hanya berjarak puluhan meter saja antara satu sama lainnya. 

Masing-masing hadir dengan gaya dan merek berbeda, menawarkan kopi dingin yang siap saji. Aroma kopi yang samar terbang bersama angin lalu lintas, sesekali dibarengi suara deru kendaraan yang berhenti sebentar untuk membeli segelas kopi aneka rasa pelepas dahaga.

Salah satu yang cukup ternama adalah Kopiers, gerobak kopi modern yang beroperasi di berbagai ruas jalan di Pekanbaru, salah satunya di seberang SPBU Jalan Arifin Ahmad. Gerobak ini tampak rapi, dengan pendingin kecil di bagian depan dan branding yang sederhana namun menarik. 

Setiap hari, dari pukul sembilan pagi hingga enam sore, seorang pria bernama Adin setia melayani para pembeli dengan senyum ramah. Ia mengenakan topi warna merah dengan brand Kopiers, sibuk menuang biang kopi ke dalam cup yang sudah berisi es batu.

"Saya biasanya habis 400 cup per hari, kadang lebih kalau sedang ramai. Paling laris tetap kopi gula aren, tapi banyak juga yang suka varian Americano, double shoot, atau non-kopi seperti Milo dan matcha," kata Adin kepada Tribun, Rabu (6/8/2025) sore.

Adin, sudah menjalani profesi sebagai penjual kopi keliling selama empat bulan terakhir. Menurut Adin, sistem kerja di Kopiers cukup menarik. Ia menerima gaji bulanan tetap, dan akan mendapatkan insentif tambahan jika penjualan harian melebihi target tertentu. 

"Alhamdulillah, hampir setiap bulan saya dapat insentif. Lumayan buat nambah-nambah belanja rumah," ujarnya sambil tertawa kecil. Sebelumnya, Adin merupakan seorang guru honorer di sebuah sekolah swasta, namun ia mengaku penghasilannya sebagai pedagang kopi jauh lebih mencukupi untuk kebutuhan keluarga kecilnya.

"Sejak jualan kopi, kebutuhan cukup terpenuhi. Bersyukur banget bisa dapat langganan di sini. Tempatnya juga strategis, pelanggan rame terus," tutur Adin. Ia mengaku betah dan menikmati pekerjaannya kini karena tidak hanya memberikan penghasilan lebih baik, tapi juga interaksi yang hangat dengan pelanggan setiap harinya.

Salah satu pelanggan setia Adin adalah Retnowati, seorang staf di salah satu kantor yang berada tak jauh dari gerobak Kopiers. Hampir setiap hari, ia datang membeli kopi untuk kebutuhan kantornya. "Biasanya saya beli lima sampai belasan cup sekaligus. Anak-anak kantor pada suka, rasanya pas, nggak kemanisan dan tetap strong," ujarnya.

Retno mengaku sudah mencoba berbagai kopi keliling yang lain, tapi menurutnya Kopiers punya rasa yang lebih konsisten dan lokasi yang dekat. "Awalnya iseng aja beli, tapi ternyata cocok. Sekarang tiap hari ya ke sini terus. Lagipula, pelayanannya juga cepat dan ramah, jadi nggak buang waktu. Kalau ratingnya dari 1 sampai 10, maka saya kasih nilai 10,5, saking enaknya," imbuhnya tertawa.

Selain soal rasa, Retno juga menilai harga kopi keliling sangat bersahabat. "Buat yang doyan ngopi, tapi mau ngirit, ini solusi banget. Dengan harga Rp10.000 sampai Rp12.000, udah bisa dapat kopi yang kualitasnya hampir sama kayak di café," tuturnya sambil menunjukkan cup kopi gula aren di tangannya.

Tak jauh dari kawasan Soebrantas, gerobakan kopi bernama Kopi Ajoe juga menjadi salah satu yang dikenal ramai pembeli. Roby, sang penjual, sudah berjualan sejak awal tren kopi keliling ini mulai muncul di Pekanbaru. Gerobaknya menggunakan sepeda listrik yang dimodifikasi dengan boks pendingin, dan bisa berpindah-pindah titik sesuai kebutuhan.

"Kalau lagi ramai, saya bisa habis 100 cup. Paling laku itu kopi susu gula aren dan kopi karamel. Banyak juga yang pesan kopi dengan rasa strong," ujar Roby. 

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved