Pengelolaan Ekosistem Mangrove di ASEAN: Komitmen Bersama Menuju Kelestarian

Upaya kolektif negara-negara ASEAN dalam melestarikan ekosistem mangrove menunjukkan kemajuan signifikan.

Editor: Ariestia
Foto/Ist
MANGROVE - Upaya kolektif negara-negara ASEAN dalam melestarikan ekosistem mangrove menunjukkan kemajuan signifikan. Dalam pertemuan ke-28 ASEAN Senior Officials on Forestry (ASOF) di Luang Prabang, Laos, pada 7-8 Agustus 2025. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, LAOS – Upaya kolektif negara-negara ASEAN dalam melestarikan ekosistem mangrove menunjukkan kemajuan signifikan.

Dalam pertemuan ke-28 ASEAN Senior Officials on Forestry (ASOF) di Luang Prabang, Laos, pada 7-8 Agustus 2025, Dr Ristianto Pribadi, Direktur Rehabilitasi Mangrove dari Kementerian Kehutanan Republik Indonesia, memaparkan laporan implementasi strategi pengelolaan mangrove.

Presentasi ini menyoroti komitmen ASEAN, pencapaian proyek, dan langkah strategis ke depan dalam menjaga “hutan bakau” yang memiliki peran krusial bagi lingkungan dan masyarakat pesisir.

Komitmen ASEAN terhadap pengelolaan mangrove telah dimulai sejak pertemuan ASOF ke-14 di Thailand pada Juli 2011, yang membahas konservasi ekosistem mangrove.

Diskusi ini kemudian diperkuat pada pertemuan ASOF ke-15 di Vietnam pada tahun 2012, di mana konservasi mangrove menjadi salah satu perhatian utama.

Sebagai tindak lanjut, dibentuklah Jaringan Mangrove ASEAN atau ASEAN Mangrove Network (AMNET) di Surabaya, Indonesia, pada Februari 2013.

AMNET berfungsi sebagai platform kolaborasi untuk mempromosikan kerja sama regional dalam konservasi dan pengelolaan mangrove secara berkelanjutan.

Dalam kurun waktu 2023-2025, AMNET, dengan dukungan dari Japan ASEAN Integration Fund (JAIF), berhasil mengimplementasikan proyek pengelolaan ekosistem mangrove. Proyek ini menghasilkan sejumlah capaian penting.

Salah satunya adalah sistem informasi terintegrasi.

Selain itu, proyek juga sukses mengembangkan model silvofishery di desa Sawojajar, Brebes, Jawa Tengah, dengan produktivitas tinggi, yaitu 248–1.300 kg/ha/siklus. 

Pengalaman dan pembelajaran terbaik dari proyek ini juga dibagikan melalui lokakarya dan seminar antar-negara anggota di Indonesia dan Malaysia.

Puncaknya, "ASEAN Strategy on Sustainable Mangrove Ecosystem Management 2024-2030" telah disahkan oleh AWGFM pada 7 Juni 2024.

Strategi regional tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam 17 pedoman teknis yang menjadi acuan bagi negara anggota ASEAN untuk mengembangkan kebijakan yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing.

Pedoman ini mencakup lima strategi utama: Komitmen, Pemetaan Mangrove, Promosi, Intervensi, dan Tata Kelola. 

Sebagai contoh, dalam strategi Pemetaan Mangrove, tersedia pedoman untuk valuasi ekonomi mangrove dan pengukuran cadangan karbon. 

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved