Berita Regional

Duka dan Amarah Sang Ayah: Kodam Udayana Respons Kemarahan Ayah Prada Lucky

Laporan dimaksud merujuk pada hasil pemeriksaan Staf-1/Intel Yonif 834/WM terhadap personil yang terlibat dalam pemukulan Prada Lucky Namo.

Kolase Ist dan Youtube Liputan6
PRADA LUCKY TEWAS DIANIAYA SENIOR - Kalah Pangkat dengan Perwira TNI yang Siksa Anaknya, Ayah Prada Lucky Namo: Saya Tidak Takut 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Duka mendalam menyelimuti keluarga Sersan Mayor (Serma) Christian Namo.

Anaknya, Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23), tewas diduga akibat dianiaya oleh seniornya di Batalyon Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere (Yonif TP 834/WM), Kabupaten Nagekeo.

Tak heran jika Serma Cristian Namo, sang ayah, meluapkan emosinya.

Wakil Kepala Pendam IX/Udayana Letkol Inf Amir Syarifudin menyatakan bahwa pihak Kodam Udayana memahami dan tidak mempermasalahkan luapan emosi tersebut.

"Kalau ayah korban marah itu wajar, karena beliau adalah orang tua. Kita juga paham itu," kata Amir di Aula Kodam XI/Udayana, Kota Denpasar, Bali, Jumat (8/8/2025).

Ia mengatakan pihak keluarga, termasuk Cristian sudah menyerahkan kasus ini kepada tim investigasi yang dibentuk Kodam XI/Udayana untuk diselesaikan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

"Kta sudah komunikasi dan beliau serahkan ke kita selaku institusi militer dan beliau juga militer, dia tahu prosedurnya. Jadi, orang tua marah itu wajar biasa. Kalau anaknya ada meninggal begitu. Siapapun akan begitu," kata dia.

Sebelumnya, seorang prajurit TNI Angkatan Darat (AD), Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23), yang bertugas di Batalion Teritorial Pembangunan (TP) 834 Waka Nga Mere Nagekeo, NTT, meninggal dunia pada Rabu (6/8/2025).

Lucky tewas diduga akibat dianiaya seniornya.

Ayah korban, Sersan Mayor Christian Namo, yang juga anggota TNI aktif di Kodim 1627 Rote Ndao, tak kuasa menahan emosi saat menjemput jenazah putranya di RSUD Aeramo, Rabu (6/8/2025).

Baca juga: KRONOLOGI Bocah SD di Sumsel Tusuk Leher Siswa MTS Pakai Gunting

Baca juga: Ditemukan Tewas, Pemred Media di Pangkalpinang Diduga Dibunuh, 1 Pelaku Ditangkap

Diduga Libatkan 20 Anggota TNI

"Bahwa memang benar telah terjadi pemukulan terhadap Prada Lucky Chepril Saputra Namo yang dilakukan oleh beberapa orang seniornya," demikian isi laporan intelijen yang ditujukan kepada Asintel Kasdam IX/Udayana, dikutip dari POS-KUPANG.COM, Jumat (8/8/2025).

Laporan dimaksud merujuk pada hasil pemeriksaan Staf-1/Intel Yonif 834/WM terhadap personil yang terlibat dalam pemukulan Prada Lucky Namo.

Pelaku pemukulan dikelompokan menjadi dua, yakni pemukulan menggunakan selang dan pemukulan menggunakan tangan. Total pelaku sebanyak 20 orang. Berikut ini identitas para pelaku pemukulan: 

Pemukulan mengunakan selang

Letda Inf Thariq Singajuru
Sertu Rivaldo Kase
Sertu Andre Manoklory
Sertu Defintri Arjuna Putra Bessie
Serda Mario Gomang
Pratu Vian Ili
Pratu Rivaldi
Pratu Rofinus Sale
Pratu Piter
Pratu Jamal
Pratu Ariyanto
Pratu Emanuel
Pratu Abner Yetersen
Pratu Petrus Nong Brian Semi
Pratu Emanuel Nibrot Laubura
Pratu Firdaus

Pemukulan dengan tangan

Pratu Petris Nong Brian Semi
Pratu Ahmad Adha
Pratu Emiliano De Araojo
Pratu Aprianto Rede Raja

Akibat penganiayaan itu berdampak pada kondisi kesehatan Prada Lucky Namo. Pada Senin (4/8) pukul 23.30 Wita, Prada Lucky Namo masuk ruang ICU RSUD Aeramo, Nagekeo.

Dari total pelaku sebanyak 20 orang, rupanya ada satu yang memiliki pangkat lebih tinggi dari ayah Prada Lucky, Serma Christian Namo, yakni Letda Inf Thariq Singajuru.

Meski penganiaya anaknya merupakan perwira TNI, namun ayah Prada Lucky Namo tak gentar.

Ia meminta agar semua pelaku penganiayaan terhadap anaknya dihukum mati dan dipecat.

"Cuma dua buat saya, hukuman mati dan pecat. Tidak ada di bawah itu. Nyawa saya taruhan, tentara saya lepas," katanya dikutip dari Youtube Metro TV, Jumat (8/8/2025).

Serma Christian menegaskan, tidak ada seorang pun yang bisa membungkam dirinya.

"Tidak ada yang berani tutup mulut saya, siapapun itu, tidak ada yang berani. Untuk kebenaran, untuk keadilan," katanya dikutip dari Youtube Liputan6.

Ia pun menegaskan, jika ada yang berani menyentuhnya maka akan ia kejar hingga nyawa jadi taruhannya.

"Berani sentuh saya? Nyawa saya taruhan kok. Saya mati dulu baru masalah ini selesai. Selama saya hidup, saya kejar terus," katanya.

Serma Christian pun tak takut meski yang dihadapinya berpangkat lebih tinggi dari dia.

"Siapa berani tes mulut saya? Ayo mana sini, saya lawan. Demi keadilan, saya mengurus kebenaran dan keadilan. Saya tentara, silakan jalur terntara. Mengurus keadilan saya mengurus HAM saya sebagai manusia," katanya.

"Silakan kau lawan. Kau mau tentara atau apa, silakan. Dan nyawa saya taruhannya," tegas Serma Christian Namo lagi.

Ia berhadap para pelaku diberikan hukuman setimpal agar tak ada korban lainnya.

"Kalau bisa semua dihukum mati, biar tidak ada Lucky Lucky yang lain. Ingat bapak, anak tentara saja dibunuh kok, bagaimana yang lain?," tandasnya.

Dirinya pun akan terus berjuang bagi keadilan anaknya yang telah meninggal dunia.

"Saya kasih tahu, hidup sekali, mati sekali. Cari nama saya. Saya tidak punya kekuatan, tapi keadilan. Jangankan manusia, Tuhan saja mendukung kok. Yang penting apa? berani. Ini kata-kata keras, ingat bapak e, saya tidak pernah takut siapapun, kecuali Tuhan," pungkasnya.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved