Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kisah Sedih Si Anak Gajah Bernama Yuni, Terpisah dari Induk Hingga Alami Stres dan Sakit, Lalu Mati

Kisah sedih si anak gajah bernama Yuni yang beberapa bulan lalu ditemukan terpisah dari induknya di wilayah Kampar, Riau.

Editor: Ariestia
Dok BBKSDA Riau
ANAK GAJAH - Tim BBKSDA Riau bersama masyarakat saat berupaya memasukkan anak gajah ke kandang besi untuk dievakuasi, Senin (10/3/2025). Anak gajah itu ditemukan tersesat di kebun sawit warga di Desa Gunung Sari, Kecamatan Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar. 

Yuni kemudian dipindahkan ke dua lokasi berbeda: Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas dan PLG Sebanga.

Sayangnya, kondisi fisiknya terus menurun.

Ia menolak susu formula dan ditolak oleh gajah betina lain yang diharapkan bisa menjadi induk asuh.

"Berbagai upaya telah kami lakukan, termasuk memberikan nutrisi, cairan infus, dan elektrolit saat kondisi kesehatannya menurun. Namun, kondisinya terus memburuk hingga akhirnya dinyatakan mati,” kata Supartono.

Hasil Pemeriksaan: Bukan Virus, Tapi Kombinasi Penyakit dan Stres

Untuk mengetahui penyebab pasti kematian, BBKSDA Riau melakukan nekropsi (bedah bangkai) dan mengirimkan sampel organ penting ke laboratorium.

Hasil uji dari Medica Satwa Laboratories, Bogor, menunjukkan bahwa Yuni negatif dari dugaan virus Elephant Endotheliotropic Herpes Virus (EEHV).

Namun, hasil uji histopatologi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) mengungkapkan bahwa kematian Yuni disebabkan oleh kombinasi tiga faktor utama:

  • Pneumonia, yaitu perdarahan pada paru-paru yang menyebabkan kegagalan pernapasan.
  • Gastroenteritis, yakni peradangan pada lambung dan usus yang menyebabkan dehidrasi, malnutrisi, dan syok hipovolemik.
  • Stres, yang memperburuk kondisi tubuh Yuni dan membuatnya rentan terhadap infeksi. Stres ini diduga kuat timbul karena ia terpisah dari induk dan kelompoknya.

Langkah Preventif ke Depan

Menanggapi kematian tragis ini, Supartono menegaskan bahwa pihak BBKSDA Riau akan meningkatkan langkah-langkah pencegahan untuk kasus serupa di masa depan.

"Kami akan melakukan upaya pencegahan dengan pemeriksaan kesehatan yang lebih intensif, pemberian nutrisi yang lebih baik, dan perawatan intensif untuk mencegah terulangnya kembali kematian anak gajah akibat faktor-faktor penyebab tersebut," pungkasnya.

(Tribunpekanbaru.com/Rizky Armanda)

 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved