'Mahasiswa KKN Sombong, Gak Mau Nyapa,' Alasan Pelaku Teror Pencurian Motor di Lumajang

Sejumlah mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur digondol maling, Alhasil, 1.307 mahasiswa KKN ditarik pulang.

Editor: Ariestia
Kompas.com/Miftahul Huda
CURANMOR - Saman, pelaku pencurian motor mahasiswa KKN saat diumumkan sebagai tersangka di Mapolres Lumajang, Sabtu (16/8/2025). 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Polisi berhasil mengungkap kasus pencurian sepeda motor yang menimpa sejumlah mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Setelah menimbulkan kehebohan beberapa waktu terakhir, pelaku akhirnya ditangkap.

Salah satu tersangka yang diamankan adalah Saman (32), warga Desa Alun-alun, Kecamatan Ranuyoso.

Dalam konferensi pers di Mapolres Lumajang, Saman mengaku mencuri motor karena merasa sakit hati kepada para mahasiswa KKN yang menurutnya bersikap sombong.

“Sombong, gak mau nyapa, kalau yang perempuan masih nyapa, yang laki-laki disapa tidak jawab,” kata Saman di Mapolres Lumajang, Sabtu (16/8/2025).

Saman mengaku dirinya sebenarnya diminta oleh kepala desa untuk menjaga para mahasiswa KKN selama masa pengabdian.

Namun karena merasa tersinggung, ia justru mengajak temannya, Sohib, untuk mencuri motor milik mahasiswa.

“Iya disuruh jaga sama pak inggi (kepala desa) tapi anak-anaknya sombong jadi saya ambil,” ujarnya.

Polisi Masih Buru Pelaku Lain

Kapolres Lumajang, AKBP Alex Sandy Siregar, mengatakan bahwa pencurian motor mahasiswa ini melibatkan beberapa pelaku.

Selain Saman, polisi masih memburu empat pelaku lain yang terlibat di dua lokasi berbeda.

Salah satunya adalah Sohib, rekan Saman saat beraksi di Desa Alun-alun.

Tiga pelaku lainnya diduga terlibat dalam pencurian motor mahasiswa di rumah Kepala Desa Tempeh Tengah, Kecamatan Tempeh.

“Beda kelompok, ini masih permulaan dan kita akan terus kejar pelaku sampai dapat,” kata Alex.

Tembok Pun Dibobol Pencuri, Mahasiswa Syok

Sebelumnya, dalam waktu kurang dari tiga hari, empat unit sepeda motor milik mahasiswa KKN dari Universitas Jember (Unej) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Jember dilaporkan hilang di dua lokasi berbeda.

Kejadian itu terjadi di kantor Desa Alun-alun, Kecamatan Ranuyoso, serta rumah Kepala Desa Tempeh Tengah, Kecamatan Tempeh.

Dampaknya, sebanyak 1.307 mahasiswa peserta KKN ditarik pulang oleh pihak kampus demi keselamatan.

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Unej, Prof Yuli Witono, menyampaikan bahwa mahasiswa akan tetap mendapatkan penilaian meskipun masa KKN mereka dipercepat.

“Karena situasi darurat, kami sudah siapkan instrumen penilaian, sehingga anak-anak tidak perlu khawatir,” ujar Yuli, Selasa (12/8/2025).

Ia menjelaskan sebagian besar mahasiswa sebenarnya sudah hampir menyelesaikan program kerja mereka.

“Tinggal evaluasi, dokumentasi, penyusunan laporan, assessment, dan sosialisasi,” jelasnya.

Yuli juga menegaskan pentingnya keselamatan mahasiswa di atas segalanya.

“Daripada memikirkan aset, keselamatan jiwa jauh lebih penting,” tandasnya.

Ia menyayangkan peristiwa tersebut dan berharap keamanan wilayah bisa kembali kondusif agar komunikasi antara mahasiswa dan pihak desa tetap terjalin.

“Kamtibmas harus bertanggung jawab. Kejadian ini sangat serius, termasuk bagi mitra perguruan tinggi dalam KKN kolaboratif,” tegasnya.

Sementara itu, Agustin Wulan Suci, dari Divisi KKN LP2M Unej, mengaku mengetahui kejadian pencurian motor dari grup dosen pendamping lapangan KKN kolaboratif.

“Saat kami ke lokasi, anak-anak dalam kondisi syok. Sebagian orang tua sudah datang. Asisten III Pemkab Lumajang juga hadir di sana,” katanya.

Wulan menyebut pihak Pemkab sempat berharap mahasiswa tetap melanjutkan KKN.

Namun, aparat desa, kecamatan, dan kepolisian langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Menurutnya, selama menjalankan program, mahasiswa Unej telah berbaur baik dengan warga. Bahkan, penarikan mahasiswa membuat beberapa warga menangis.

“Jadi kalau dibilang pencurian terjadi karena keteledoran mahasiswa atau mereka kurang berbaur, saya kira tidak. Kondisi sebelumnya kondusif untuk menjalankan program,” ujar Wulan.

Namun, ia mengakui bahwa lokasi pencurian di Desa Alun-alun, Kecamatan Ranuyoso, memang rawan karena berada di dekat kebun dan memiliki akses terbuka di bagian belakang.

“Di belakang kantor desa itu kebun. Pelaku masuk lewat tembok belakang, tepat di dekat tempat tidur mahasiswi,” ungkapnya.

Motor korban disimpan di dalam ruangan dekat kamar mandi, bukan di halaman.

Dari keterangan saksi, pelaku masuk menggunakan tangga milik warga, lewat jendela, dan membobol tembok parkiran sebelum membawa kabur motor.

(*)

Sumber: Kompas.com, TribunJatim-Timur.com    

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved