Pacu Jalur Kuansing 2025

Jejak Dhika Penari Jalur Dari Desa yang Menembus Istana Negara

Rayyan Arkhan Dhika diundang tampil di istana negara untuk memeriahkan HUT ke 80 kemerdekaan RI.

Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: M Iqbal
KOLASE Dok. Instagram dan Tribun Pekanbaru/Guruh Budi Wibowo
TARI PACU JALUR - Rayyan Arkhan Dikha, bocah yang viral di TikTok usai Tari Anak Pacu Jalur. Dikha tak menyangka tenar dalam semalam, Kamis (3/7/2025). 

TRIBUNPEKANBARU.COM, KUANSING - Di atas sebuah jalur yang melaju menyusuri Sungai Kuantan, Rayyan Arkhan Dhika berdiri tegak. Tubuhnya meliuk mengikuti ombak, tangan dan kakinya menari seirama riuh sorak penonton.

Tarian sederhana yang ia ciptakan tanpa pelatih profesional itu kini membawanya ke titik yang tak pernah ia bayangkan, viral secara global.

Dhika hanyalah anak desa biasa. Ayahnya Jupriono (40) hanya kuli bangunan, ibunya Rani Ridawati (35) penjual jajanan di desanya. 

Namun nasibnya berubah cepat. Tarian Pacu Jalur yang siswa SD itu dipersembahkan saat festival tahun 224 lalu, menjadi sorotan media sosial. Aura “farming” yang diadopsi mega bintang bola, justru membuka jalan rezeki dan pengakuan publik.

Dampaknya, bocah Desa Pintu Gobang, Kecamatan Kuantan Tengah itu diundang tampil di berbagai acara televisi nasional, bahkan off-air di sejumlah kota besar.

Gubernur Riau Abdul Wahid pun turut memberikan beasiswa senilai Rp20 juta untuk pendidikan Dhika. Uang yang ia dapat dari undangan acara pun digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah dan sekolah.

Baru-baru ini, ia bersama rekan-rekan penarinya diundang tampil di istana negara untuk memeriahkan HUT RI.

Tapi kali ini ia tak sendiri, Dhika diundang bersama 9 penari Jalur lainnya.

Rani tak percaya jika anaknya mendapat kehormatan begitu besar.

"Tentunya sangat senang, ini pertama kali bagi kami ke istana," ujar Rani.

Di acara tersebut kata Rani, Dhika menyempatkan berfoto bersama Presiden Prabowo Subianto, Wapres Gibran, Seskab Teddy Indra Wijaya dan sejumlah Mentri lainnya.

Rani mengaku harapannya telah terwujud dari viralnya putra keduanya itu.

Sebelumnya, ia sempat berharap viralnya Dhika menjadi rezeki bagi keluarga. Terlebih mereka berasal dari keluarga sederhana.

"Alhamdulillah, ada rezeki dari viralnya Dhika. Dan itu juga berdampak ke anak penari dan lainnya," ujar Rani tanpa mengungkap penghasilan Dhika selama viral.

Meski tengah menikmati masa tenar, ibu Dhika sadar segalanya bisa berlalu. Festival selesai, bisa aja ia dilupakan. Tapi setidaknya anak desa itu pernah ada di panggung besar.

Dari sungai, ia menari. Ke istana, ia melangkah. Dan kini, meski sorotan kelak mungkin memudar, jejak Dhika di hati masyarakat tak akan pernah hilang.

Sementara itu, Bupati Kuansing Suhardiman Amby mengungkapkan rasa bangganya atas penampilan 10 penari Jalur yang mewakili Kuansing tampil di Istana Negara dalam rangkaian perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-80.

Menurut Suhardiman Amby, kehadiran penari Jalur dalam momen kenegaraan tersebut merupakan bentuk pengakuan nasional terhadap kekayaan budaya lokal yang dimiliki Kabupaten Kuansing. Apalagi, tarian itu lahir dari semangat Pacu Jalur, tradisi turun-temurun yang menjadi jati diri masyarakat di tepian Sungai Kuantan.

"Saya sangat bangga. Budaya Pacu Jalur yang kita jaga bersama selama ini kini tampil di Istana Negara. Ini bukan hanya kebanggaan bagi penarinya, tapi juga untuk seluruh masyarakat Kuansing dan Riau," ujar Suhardiman.

Ia menilai, kesempatan ini harus menjadi motivasi bagi generasi muda untuk terus melestarikan budaya daerah. Sebab, jika dikelola dengan baik, budaya bukan hanya menjadi identitas, tapi juga dapat mengangkat harkat dan martabat masyarakat ke panggung nasional maupun dunia.

"Ini bukti bahwa tradisi kita tidak kalah istimewa. Bahkan bisa menjadi representasi budaya bangsa di mata dunia," ujarnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved