Pacu Jalur Kuansing 2025

Pacu Jalur dan Mitos Ajang Pencarian Jodoh, Gadis Bersolek Berdandan Hiasi Arena Pacu Jalur Kuansing

Sejak lama, masyarakat percaya pacu jalur Kuansing sering menjadi tempat pertemuan muda-mudi yang berujung pada jalinan asmara.

|
Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Theo Rizky
Tribunpekanbaru.com/Nasuha Nasution
PACU JALUR - Pemimpin Redaksi Tribun Pekanbaru Erwin Ardian (kiri) bersama Duta Wisata Nasional tahun 2023 Kurnia Juliani di arena pacu jalur Kuansing, Rabu (20/8/2025) 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Selain dikenal sebagai ajang olahraga tradisional yang sudah mulai mendunia, pacu jalur di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), juga menyimpan mitos menarik.

Sejak lama, masyarakat percaya pacu jalur sering menjadi tempat pertemuan muda-mudi yang berujung pada jalinan asmara.

Di arena pacu jalur, pemandangan muda-mudi berpenampilan menarik memang mudah ditemui.

Banyak gadis Kuansing tampil bersolek, terlihat ayu dan menawan, sekaligus memberi semangat dan dukungan untuk pendayung jalur yang ikut bertanding.

Sementara para pria juga hadir dengan penampilan terbaiknya.

Baca juga: Angka Perceraian di Kuansing Meroket Setiap Musim Pacu Jalur, Kok Bisa?

Tak jarang suasana ini melahirkan kisah cinta baru di tengah riuh sorak penonton.

Sehingga, dari berbagai sumber kisah warga Kuansing, dulu kalanya, setelah perhelatan pacu jalur, banyak muda-mudi yang bertemu di arena pacu jalur, melangsungkan pernikahannya.

Namun, bagi pasangan yang sudah memiliki kekasih atau bahkan sudah berumah tangga, pacu jalur tetap menjadi tontonan indah yang dinikmati bersama.

Mereka datang untuk merasakan euforia budaya sekaligus menjaga tradisi yang telah turun-temurun.

Baca juga: Melly Mike Dipastikan Akan Tampil di Penutupan Pacu Jalur Kuansing 2025, Kapan Tiba di Riau?

Kurnia Juliani, penyandang juara tiga Duta Wisata Nasional tahun 2023 yang juga putri asli Kuansing, memberikan pandangannya mengenai mitos tersebut. 

Menurutnya, pacu jalur memang menjadi ajang berkumpulnya banyak orang dari berbagai daerah, sehingga wajar bila ada yang menyebutnya sebagai tempat mencari jodoh.

"Saya sendiri pernah mendengar cerita tentang orang yang bertemu jodoh di arena pacu jalur, tapi kalau pengalaman pribadi saya belum pernah merasakan," ujar Kurnia sambil tersenyum.

"Bisa jadi karena ramainya pengunjung dari berbagai belahan daerah, bahkan dunia, sehingga ada kesempatan bertemu dengan orang baru," ujar Kurnia lagi.

Baca juga: Festival Pacu Jalur Kuansing Konsisten Masuk dalam Top 10 KEN Sejak 2022

Meski begitu, Nia sapaan akrabnya Kurnia menekankan, makna pacu jalur jauh lebih dalam dibanding sekadar mitos pencarian jodoh.

Sebagai duta wisata, ia menilai pacu jalur adalah warisan budaya yang harus terus dijaga dan dipromosikan, karena telah menjadikan Kuansing dikenal hingga ke level internasional.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved