Berita Nasional

Berulang Kali Tes tapi Gagal, Pemuda Ini Nekat Pakai Seragam TNI: Pangkatnya Kapten

Arief akhirnya mengaku bahwa aksinya dipicu rasa frustasi setelah berulang kali gagal lolos seleksi masuk TNI.

Dokumentasi Koramil
Tentara gadungan ketika diamankan Koramil Duren Sawit , Rabu (27/8/2025) 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Berpakaian bak perwira, Arief (24) diamankan aparat Koramil 08/Duren Sawit, Jakarta Timur, pada Rabu (27/8/2025).

Ia nekat mengenakan seragam lengkap TNI Angkatan Laut berpangkat kapten, padahal ia bukan anggota militer.

Penyamarannya terbongkar setelah gerak-geriknya mencurigakan.

Menurut keterangan Serda Wawan Setiawan, Arief akhirnya mengaku bahwa aksinya dipicu rasa frustasi setelah berulang kali gagal lolos seleksi masuk TNI.

“Ya keterangan dari beliau sih katanya, dia daftar TNI sudah beberapa kali, katanya gagal mungkin, frustasi atau bagaimana,” ujar Wawan.

Wawan menjelaskan, warga sebelumnya sempat melaporkan keberadaan pria berseragam TNI yang dianggap meresahkan.

Namun, saat dicari, keberadaan Arief kerap tidak ditemukan.

"Awalnya dari beberapa bulan yang lalu, saya mendapatkan info bahwa orang tersebut itu selalu memakai seragam dan atribut lengkap TNI. Terus saya cari orang tersebut, tidak ada," jelas Wawan.

Baca juga: Istri dari Korban yang Diduga Tewas Dianiaya Oknum Marinir di Pekanbaru Resmi Lapor Danpuspom TNI

Baca juga: Pajak Mobil di Indonesia Disebut Tertinggi di Dunia, Hampir Setengah Harga Habis Buat Pajak

Hingga akhirnya, saat berpatroli di RW 10 Kelurahan Malaka Sari, Wawan berpapasan langsung dengan pria itu.

“Kebetulan saya di RW 10 Kelurahan Malaka Sari, melihat dia dan papasan sama mereka, terus dia balik kanan ketakutan melihat kita, terus saya kejar,” ucap Wawan.

Setelah berhasil diamankan, Arief dibawa ke Koramil 08/Duren Sawit untuk diperiksa lebih lanjut.

Selanjutnya, ia diserahkan ke Polsek Duren Sawit guna diproses sesuai hukum yang berlaku.

Rasa frustrasi setelah gagal menjadi anggota TNI bisa muncul karena beberapa alasan.

Tergantung pada latar belakang dan harapan pribadi seseorang. Berikut beberapa faktor umum yang bisa menyebabkan hal itu:

1. Cita-cita Sejak Lama

Banyak orang memimpikan menjadi bagian dari TNI sejak kecil—baik karena ingin mengabdi kepada negara, terinspirasi dari keluarga yang militer, atau sekadar menganggap profesi tentara sebagai kehormatan. Gagal mewujudkan cita-cita semacam itu bisa menimbulkan kekecewaan mendalam.

2. Tekanan dari Keluarga atau Lingkungan

Beberapa orang merasa “didorong” oleh keluarga untuk masuk TNI. Ada ekspektasi tinggi yang harus dipenuhi, dan ketika gagal, mereka bisa merasa mengecewakan orang lain—menambah beban mental dan rasa gagal pribadi.

3. Persiapan yang Berat dan Melelahkan

Proses seleksi masuk TNI sangat ketat: mulai dari tes fisik, psikologi, kesehatan, hingga mental ideologi. Banyak calon peserta menghabiskan waktu, tenaga, dan biaya besar untuk mempersiapkan diri. Ketika gagal, semua usaha itu terasa sia-sia, dan ini bisa memicu frustrasi.

4. Kurangnya Alternatif atau Rasa Kehilangan Arah

Beberapa orang menaruh seluruh harapannya hanya pada satu jalan—menjadi anggota TNI. Ketika gagal, mereka mungkin belum menyiapkan rencana cadangan, sehingga merasa bingung dan tidak tahu harus ke mana lagi melangkah.

5. Harga Diri dan Identitas Diri

Ada juga yang merasa bahwa menjadi anggota TNI akan memberikan status sosial tertentu. Gagal masuk bisa dianggap sebagai pukulan terhadap harga diri, terutama jika sebelumnya sudah “diumbar” ke lingkungan sekitar.

Frustrasi semacam ini bisa berujung pada tindakan nekat atau irasional, seperti yang dilakukan oleh Arief. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dan keluarga untuk memberikan dukungan mental dan mendorong anak muda agar tetap membuka banyak jalan lain untuk berkarya, bukan hanya satu.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved