DPRD Pekanbaru
Teknisi Tersengat Listrik Pasang Kabel Internet, DPRD Pekanbaru: Provider Harus Tanggung Jawab
Teknisi jaringan internet di Pekenbaru mengalami luka bakar serius setelah tersengat kabel listrik PLN saat bekerja di Jalan Siak II, Pekanbaru
Penulis: Syafruddin Mirohi | Editor: FebriHendra
Ringkasan Berita:
- Teknisi jaringan internet bernama Fathier Risky mengalami luka bakar 46 persen setelah tersengat kabel listrik PLN saat bekerja di Jalan Siak II, Pekanbaru.
- Meski awalnya menjanjikan bantuan, pihak perusahaan dan vendor belakangan sulit dihubungi.
- Komisi IV DPRD Pekanbaru menyatakan akan mengawal kasus ini hingga korban mendapat perawatan layak.
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Muhammad Fathier Risky tampak terbaring lemas, di RS Prima Pekanbaru. Hampir seluruh tubuh remaja 20 tahun ini, dibalut perban.
Terutama dari pinggang, dada, tangan hingga punggungnya. Sekali-sekali dia merintih kesakitan, meringis, karena luka pedih akibat sengatan listrik.
Saat ditemui Tribunpekanbaru.com, Senin (10/11/2025) di ruang bersama RS Prima Pekanbaru, Fathier-sapaan akrab Muhammad Fathier Risky- tak bisa banyak bicara.
Sebab, sejak dua pekan lalu dia dirawat di rumah sakit swasta tesebut, belum menunjukkan hasil signifikan.
Fathier menderita luka bakar 46 persen, karena tersengat listrik saat menarik kabel jaringan internet bersama rekannya, di Jalan Siak II, Pekanbaru, Selasa (28/10/2025) sekitar pukul 14.43 WIB.
Secara tak sengaja, tangan kanannya menyentuh kabel listrik milik PLN, yang melintang di atas lokasi kerja.
Seketika, tubuhnya tersengat listrik dan terlempar ke bawah. Dalam kondisi kritis, rekan-rekannya langsung melarikan ke RS Prima, untuk mendapatkan perawatan medis.
“Dari hasil pemeriksaan dokter, luka bakar anak saya sekitar 46 persen. Sudah sempat dioperasi, tapi sekarang kami kesulitan mendapatkan obat-obatan, karena perusahaan tempat anak saya kerja, tidak lagi bertanggung jawab,” aku Ibu Fathier, Ruri Ria Sari, lirih.
Diceritakan, anaknya bekerja di perusahaan kabel internet, PT In Neo, yang diketahui sebagai vendor My Republic.
Sejak awal, PT In Neo sempat menjanjikan akan menanggung seluruh biaya pengobatan anaknya. Namun belakangan, komunikasi dengan perusahaan, semakin sulit dilakukan.
Sehingga untuk pengobatannya saat ini hanya diberi paracetamol dan obat pereda nyeri saja. Sedangkan obat lain yang disarankan dokter, tidak bisa diberikan, karena tunggakan rumah sakit saat ini sudah mencapai Rp 23,5 juta.
Sementara BPJS Ketenagakerjaan Fathier, ternyata tidak aktif lagi. Padahal selama ini gajinya dipotong setiap bulan Rp100 ribu, untuk iuran BPJS.
"Hari Jumat besok jadwal anak saya operasi lagi. Tapi karena masalah ini, saya tak tahu harus bagaimana. Kami orang susah, suami saya hanya buruh bangunan,” sebut Ruri dengan mata berkaca-kaca.
Petugas Customer Service My Republic Cabang Pekanbaru, yang ditemui di Jalan Sudirman Pekanbaru mengaku, hingga kini pihaknya tidak mengetahui perihal kejadian tersebut.
“Kami hanya mengurus pelayanan dan pemasaran. Untuk teknisi atau vendor, kami tidak bisa memberikan keterangan,” kata petugas tesebut singkat.
| Pengawasan Terlalu Longgar, Pimpinan DPRD Pekanbaru Minta Pemko Tegas dan Sanksi Provider FO Ilegal |
|
|---|
| Siap-siap Pemko Pekanbaru Bakal Disanksi Pusat Jika APBD 2026 tak Dibahas Bersama DPRD |
|
|---|
| DPRD Pekanbaru Wanti-wanti Bapenda Soal Target PAD, Waktu Efektif Cuma Satu Bulan Lagi |
|
|---|
| Waktu Empat Pekan Lagi, Draf KUA-PPAS 2026 Belum Diserahkan Pemko ke DPRD Pekanbaru |
|
|---|
| Bongkar Sindikat, DPRD Sebut Tim Satgas Mafia Tanah Pusat Dipastikan Turun ke Pekanbaru |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/Teknisi-jaringan-internet-bernama-Fathier-Risky.jpg)