Rumah yang ditempatinya merupakan pinjaman dari saudaranya.
Rumah terbuat dari papan, kecil dan cukup pula untuk Uan seorang diri.
Kiri kanan rumah nampak beberapa batang pohon kelapa sawit.
Atapnya seng dan dibagian belakang dibentuk pula tempat mandi, cuci dan kakus seadanya.
Bagi Uang itu sudah lebih dari cukup.
Dihalaman rumahnya ada beberapa batang kayu yang sudah dipotong.
Batang-batang itulah yang kemudian ia belah menggunakan kampak dengan tenaganya yang tidak seberapa.
"Memegang kampak saja tampak gemetaran," ujar Alamsyah.
Kondisi Uan memang cukup memprihatinkan.
Anaknya pun jauh di Sei Lalak, Kabupaten Inhu.
"Saya kurang tahu pasti kapan Uan sudah tinggal disini. sudah tahunanlah," ungkap Alamsyah.
Meski tinggal seorang diri dan serba kekurangan, Uan yang renta masih saja aktif bekerja.
Kadang ia melakukan aktifitas sehari-hari untuk memasak.
"Termasuk membelah kayu. Kadang kalau saya mampir, saya bantu beliau. Nanti saya pasti akan diajak makan bersama," cerita Alamsyah.
Uan begitu baik dan sadar dengan kekurangannya.