Perusahaan Berhenti Beroperadi, Aktivitas Ilegal Logging Mulai Marak 

Penulis: Guruh Budi Wibowo
Editor: M Iqbal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Lokasi dan barang bukti kayu yang ditemukan polisi dari aktifitas perambahan hutan di Kepulauan Meranti.

Laporan Reporter Tribunpekanbaru.com, Guruh BW.

TRIBUNPEKANBARU.COM,SELATPANJANG - Camat Tasik Putri Puyu, Abdul Hamid mengungkapkan, dampak berhentinya operasional PT RAPP berdampak langsung tehadap kehidupan masyarakat Pulau Padang.

Meskipun, jumlah warga asli Pulau Padang yang bekerja di PT RAPP tidak mencapai ribuan.

"Cukup banyak juga warga saya yang bekerja di koperasi dan Nursery. Coba tanya sendiri dengan estate managernya," ujar Abdul Hamid, Jumat (13/10/2017).

Sedangkan warga yang tidak lagi bekerja kata Abdul Hamid mulai masuk hutan untuk menebang pohon.

"Mereka tidak tau lagi mau kerja apa. Sedangkan harga karet saat ini hanya Rp 5 ribu, apalagi saat ini musim hujan," ujar Abdul Hamid.

Namun, kata Abdul Hamid, pihaknya telah mengimbau agar kayu hasil hutan tersebut tidak dijual ke luar daerah.

"Kalau untuk rumah masyarakat desa tidak apa-apa. Asal jangan dijual ke luar daerah," ujar Abdul Hamid yang mengaku putra asli Pulau Padang ini.

Berita Terkini