Jika Tidak Menarik DIri, Suriah Akan Usir Amerika dari Negaranya

Editor: M Iqbal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasukan SDF bersiaga di desa Hazima sebelah utara kota Raqqa, Suriah sebelum meluncurkan serangan terhadap kota yang diduduki ISIS itu.

TRIBUNPEKANBARU.COM - Ancaman serius dikeluarkan oleh Presiden Suriah, Bashar al-Assad terhadap Amerika Serikat (AS).

Assad telah meningkatkan kemungkinan konflik antara pasukannya dengan pasukan AS di Suriah jika mereka tidak segera menarik diri dari negara itu.

Dalam sebuah wawancara dengan televisi RT (Russian Today) pada 31 Mei 2018, Assad menegaskan bahwa ia bersedia berunding dengan Pasukan Demokratis Suriah (SDF) pimpinan Kurdi yang bersekutu dengan pasukan AS, yang saat ini menduduki sekitar seperempat wilayah Suriah.

Baca: Pasca Penggeledahan, Gelanggang Mahasiswa FISIP UR Terlihat Lengang

Namun Assad mengatakan bahwa dia akan merebut kembali wilayah mereka secara paksa, jika diperlukan.

"Satu-satunya masalah yang tersisa di Suriah adalah SDF," kata Assad kepada RT

Dan dia menambahkan bahwa hanya ada "dua opsi" untuk memecahkan masalah tersebut.

"Yang pertama: Kami mulai sekarang membuka pintu untuk negosiasi. Karena mayoritas dari mereka adalah warga Suriah, seharusnya mereka lebih mencintai negara mereka. Mereka tidak suka menjadi boneka orang asing," kata Assad.

"Kami punya satu pilihan: hidup bersama satu sama lain sebagai warga Suriah. Jika tidak, kami akan melakukan perebutan wilayah untuk membebaskan daerah-daerah itu menggunakan kekerasan."

Assad juga menambahkan bahwa "Amerika harus pergi."

Baca: Cerita Mahasiswa Terkait Penggeledahan Oleh Densus 88 di Gedung Fisip UR

Dia mengatakan bahwa Washington harus belajar "pelajaran" dari pengalamannya di Irak.

"Orang-orang tidak akan menerima orang asing di wilayah ini lagi," kata Assad.

Seperti dikutip dari laman Radio Free Europe, Ancaman Assad untuk menggunakan kekuatan militer terhadap sekutu AS di Suriah mendapat peringatan dari Pentagon.

"Setiap pihak yang berkepentingan di Suriah harus memahami bahwa menyerang pasukan AS atau mitra koalisi kami akan menjadi kebijakan yang buruk," kata Letnan Jenderal Kenneth McKenzie, direktur Staf Gabungan, pada konferensi pers di Washington pada 31 Mei 2018.

Baca: VIDEO: Kampus UR Digeledah Densus 88, Dekan Fisip: Saya Keget dan Sangat-Sangat Surprise

Departemen Luar Negeri AS juga mengatakan bahwa sementara ini Washington tidak mencari konflik dengan Suriah, mereka akan menggunakan bantuan seperlunya untuk membela AS beserta sekutunya, yang telah bekerja sama untuk memerangi militan Negara Islam di wilayah tersebut.

Dilansir dari Surya, sementara itu, juru bicara SDF Gabriel Kino menjawab pernyataan Assad, dengan mengatakan bahwa milisi pimpinan Kurdi Suriah akan melakukan perlawanan terhadap serangan apa pun.

Halaman
123

Berita Terkini