Berdasarkan kajian, Sofyan mengatakan bahwa orang eksakta lebih mudah terpapar paham radikal daripada orang dari ilmu sosial.
"Penyanyi, penulis, sastra itu lebih mempunyai daya imunitas terhadap pemikiran-pemikiran radikal," katanya.
Sofyan mencontohkan bahwa polisi seperti dirinya sekalipun bisa terkena paham radikal.
Selain dari kalangan tersebut, Sofyan juga membenarkan bahwa paham radikal sudah masuk ke kampus-kampus.
Dari doktrin yang disebarkan di kampus, muncullah bibit-bibit yang bisa menjadi teroris suatu saat nanti.
Baca: Geledah Fisip UR, Densus 88 Bawa 3 Ransel dan 2 Ember Cat
Baca: Hasil Babak Kualifikasi MotoGP Italia 2018, Rossi Raih Pole Position
Baca: Densus 88 Geledah Fisip UR, Dewan: Ini pertanda di Riau ini Sudah Sangat Memprihatinkan
Baca: Jika Tidak Menarik DIri, Suriah Akan Usir Amerika dari Negaranya
"Kita lihat gejala-gejala ini banyak ya.
Di kampus-kampus. Mereka banyak mendoktrin. Doktrin ini bukan dalil.
Kadang mereka intoleran terhadap pendapat-pendapat yang lain. Inilah sifat dasarnya. Tanpa sadar, mereka menjadi teroris," kata Sofyan.
Simak video selengkapnya di sini: