TRIBUNPEKANBARU.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), akhirnya mencabut peringatan tsunami pascagempa 7,0 SR, Minggu (5/8/2018) pada pukul 18.46 WIB di Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Kami sudah menerima pemutakhiran informasi peringatan dini tsunami bahwa sejak pukul 21.25 WITA atau 20.25 IB dinyatakan dicabut oleh BMKG," kata Ricko Kardoso, analis BMKG Mataram, saat dihubungi TV One.
Ia menyebut tsunami kecil terjadi di Carik 0,13 meter dan Badas 0,1 meter.
Baca: Gempa Lombok 7,0 SR, Inilah Foto-foto Reruntuhan dan Kerusakan di Denpasar Bali
Baca: Gempa Lombok 7,0 SR - Gempa Susulan 5,6 SR dan 5,0 SR. BMKG Belum Cabut Potensi Tsunami
Baca: Gempa 7.0 SR di Lombok, Tsunami Terdeteksi di Carik dan BadasĀ
Namun, ia mengimbau warga agar tetap waspada gempa susulan.
"Secara teori, kekuatan gempa susulan tak akan melebihi gempa utamanya. Gempa susulan terjadi untuk menstabilkan susunan batuannya," ungkap Ricko.
Ricko mengatakan, kekuatan gempa susulan 5,6 SR dan 5,0 SR, kekuatannya diperkirakan terus menurun.
"Masyarakat tak perlu panik. Jangan sampai kena dampak yang lainnya. Tetap berkoordinasi dan jangan percaya informasi yang tak jelas," katanya saat diwawancara TV One.
Ia menyebut tsunami terdeteksi di Carik dan Badas dengan ketinggian 0,1 meter.
"Masyarakat agar tetap tenang dan untuk yang berada di pinggir pantai agar menyingkir dan jangan percaya kabar bohong (hoax)," ungkap Ricko.
Ia menyebut, saat gempa terjadi sedang berada di lantai dua kantor BMKG Mataram.
Sebelumnya, Nunung, warga Mataram, saat dihubungi TV One via telepon, menyebut baru saja terjadi guncangan yang cukup besar.
"Aduh...goyang!" kata Nunung.
Ia menyebut guncangan itu terjadi beberapakali sejak gempa besar pertama.
"Mohon doanya agar kami baik-baik saja," kata Nunung seraya menyebut, belum ada arahan kemana ia akan mengungsi.
Sedangkan Joko Hariyanto, warga Lombok yang sedang berada di Bandara Lombok mengatakan, pesawat masih status delay dan para calon penumpang diminta berada di ruangan terbuka.